Wednesday, December 17, 2014

Kawanku | Pembaca Bertanya | Oktober, 2009 | by Ruth Davina


Mala/16 tahun/XI/SMA Unggul Setia Bhakti 
Mbak Dee, gimana sih caranya ngembaliin mood buat nulis saat kita bosen?

Kalau saya pribadi biasanya melakukan kegiatan lain di luar dari menulis. Menjalankan hobi yang lain, misalnya. Membaca buku yang kita suka juga biasanya membantu.

Fandita/17/XII/SMAN 1 Solo 
Mbak, gimana sih caranya biar novel kita diterbitin?

Tidak ada yang bisa menjamin buku kita bakal diterbitkan ataupun laku. Jadi, nggak ada rumus yang baku untuk itu. Yang jelas, setelah naskah kita jadi, kita sebaiknya mencari penerbit yang memang tepat. Artinya, penerbit yang memang menerbitkan genre buku yang sesuai dengan karya kita. Siapkan naskah dengan kualitas baik dan rapi. Kalau terlalu mentah, orang juga pasti malas bacanya, apalagi penerbit kan bisa menerima puluhan naskah setiap harinya.

Rayi/17/Semester 1 Universitas Kristen Satya Wacana 
Mbak, gimana cara bikin novel yang ‘hidup’ ceritanya? Thanks, ya.

Patokan saya: kalau saya pribadi bisa excited, bisa larut, bisa hanyut, dan bisa geregetan sendiri saat menuliskannya.

Clara/16/XII/SMAN 3 Gorontalo 
Kak, kadang ada merasa aku punya seribu ide buat nulis. Tapi pas ditulis, tiba-tiba ide itu hilang begitu saja. Apakah Kakak pernah merasakan hal yang sama? Terus gimana dong biar ide-ide yang bermunculan itu bisa berhasil aku jadiin karya?

Iya, pernah. Selain menangkap ide, kita juga perlu berlatih mewujudkan ide. Tapi, kita juga perlu mengerti bahwa nggak semua ide bakal jadi sesuatu. Jadi, kita harus belajar berpasrah juga. Coba aja ke mana-mana bawa notepad, begitu ada ide langsung tulis. Jadi nggak hilang. Nanti kalau kamu mau nulis, kamu bisa lihat catatan itu dan siapa tahu aja ada ide yang terpakai, walaupun nggak sebanyak yang kamu catat.

Cindy/14/IX/SMPN 1 Kediri 
Mbak Dee, kasih tips dong gimana cara bikin opening sebuah cerita. Soalnya kadang aku bingung gimana mengawali suatu cerita padahal inti ceritanya sudah ketemu…

Opening sebuah cerita haruslah menggugah dan nggak klise. Selalu mencoba dari perspektif yang nggak biasa. Banyak-banyak baca referensi cerita/buku yang kamu sukai dan pelajari gaya penulisnya, siapa tahu kamu bisa dapat inspirasi dari sana.

Wiwid/14/IX SMP 3 Pontianak 
Pernah enggak Mbak Dee dapat ide baru untuk nulis cerita lain di tengah-tengah cerita yang sedang Mbak tulis? Kalau sudah begitu Mbak Dee bakal bikin cerita baru dan ninggalin yang lama, atau gimana, Mbak?

Sering. Dan itu hal yang biasa. Dalam menulis itu kita harus siap dengan segala perubahan yang terjadi, karena bisa saja proses kreatifnya tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Namun, di sanalah justru magisnya yang namanya proses kreatif.

Iris/17/XII SMANSA Semarang 
Kak, bagi tips dong. Gimana caranya menuangkan ide yang sudah muter-muter di kepala, tapi enggak bisa kita tuangkan menjadi kata-kata yang bagus? Terus apa yang harus kita lakukan biar ide itu enggak hilang begitu saja. Makasih, ya.

Dicatat aja sebagai ide di sebuah buku khusus. Namakan saja “Buku Kumpulan Ide”. Jadi, walaupun belum tentu terpakai, minimal ide yang udah mutar-mutar di kepala kamu itu nggak hilang.

Lusiana/17/XII/SMAN 1 Jember 
Mbak nulis novel mulai kelas berapa? Dulu pas awal awal mau nerbitin juga susah diterima penerbit, nggak?

Saya nulis cerita secara serius itu pertama kali waktu kelas 5 SD, tapi cuma buat disimpan sendiri. Baru mulai bikin cerpen/novel waktu SMA. Awal saya menulis buku, saya menerbitkannya sendiri. Jadi, waktu itu nggak menemukan tantangan / kondisi di mana saya harus minta tolong ke penerbit untuk mempublikasi karya saya.

Indri/18/Semester 1 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Halo Kak Dewi, saya suka banget buku kakak yang berjudul Rectoverso. Saya terkesan, bagaimana kakak bisa membuat sebuh cerita yang alurnya berkaitan dengan sebuah lagu? Terus, karakter di Rectoverso itu kan unik, dari mana kakak bisa dapet inspirasi untuk menciptakan karakter-karakter tersebut?

Khusus untuk Rectoverso, saya memulainya dari lirik dulu baru kemudian cerita dalam lagunya ‘dilebarkan’ menjadi cerpen. Ibaratnya, lensa kita diperluas sehingga pemandangan yang kita lihat lebih banyak lagi. Apa yang ada di lirik menjadi lebih punya banyak sisi. Karakter dalam Rectoverso, sih, saya ciptakan sesuai dengan kebutuhan cerita saja.

Nurul/17/XII/SMAN 4 Banda Aceh 
Kak, ada rencana mau ngeluarin novel lagi, nggak?

Yang baru keluar judulnya Perahu Kertas.

Grace/16/XII/Santa Maria 3 Cimahi 
Apakah setiap kali Kakak punya inspirasi langsung buru-buru menuliskannya? Maksudnya, langsung dirangkai jadi sebuah ceritakah? Atau ditampung dulu sebanyak-banyaknya? Kalau iya, apakah itu berarti selalu ada pensil atau laptop di dalam tas Kakak?

Biasanya ditampung dulu. Tapi tergantung ‘kekuatan’ idenya juga. Kadang-kadang ada ide yang saking kuatnya, saya nggak bisa menunda lagi, rasanya kepingin langsung dituliskan. Jadi nggak ada kondisi general. Ke mana-mana saya memang selalu bawa laptop, tapi kalau ada ide dan kebetulan saya nggak lagi nggak pakai laptop, biasanya dituliskan manual aja pakai kertas dan pulpen.

Queen/ 16/2 IPA/SMU Strada St. Thomas Aquino, Tangerang 
Kok Kakak bisa tertarik bikin novel science fiction? Kan jarang, tuh…

Hmm. Dalam science fiction ada manipulasi realitas berdasarkan sains, dalam Supernova (KPBJ) hal itu nggak ada. Realitasnya biasa-biasa saja, tapi ada karakter yang diceritakan menyukai sains dan banyak mengungkapkan sains dalam porsinya bercerita. Itu saja.

Irma/17/XII/SMKN 2 Balikpapan 
Kalau Kak Dee boleh minta apa pun, apa yang bakal Kak Dee kasih buat orang yang paling Kakak sayang?

Saya akan memberi waktu dan perhatian saya, sepenuh-penuhnya.

Dinta/13/SMPN 1 Jogja 
Kakak dapat inspirasi dari mana, sih? Kok bukunya selalu bagus-bagus? 

Dari mengamati kehidupan di sekitar saya aja, dan menuliskan apa yang saya suka. Pada prinsipnya, tulisan yang paling baik adalah tulisan yang temanya memang paling dekat dengan hati dan minat kita.

Jesslyn/17/kelas XII SMAN Ipeka Jakarta 
Kak, di buku Rectoverso, foto-fotonya tuh hasil foto Kakak sendiri, ya? Keren banget, lho!

Bukan. Untuk semua gambar, foto, dan urusan grafis lainnya dalam Rectoverso, dibuat oleh tim khusus bernama Kebun Angan. Keterangan tentang mereka ada di buku Rectoverso dan di web.