Monday, December 22, 2014

Bintang Indonesia | Single NOAH: Seperti Kemarin | November, 2014 | by Yohanes

Sebenarnya sejak kapan Anda mengenal para personel NOAH?

Saya cuma kenal langsung sama Ariel. Waktu saya masih di Bandung dan Peter Pan belum rekaman, saya pernah nyanyi di satu acara yang home band-nya adalah Peter Pan, jadi mereka mengiringi saya nyanyi. Kakaknya Ariel kebetulan teman kampus adik saya juga.

Pandangan Anda melihat NOAH adalah sebuah grup musik yang seperti apa?

Menurut saya, sebagai band Noah itu termasuk yang progresif dan berkualitas. Saya suka aransemen-aransemen mereka. Pada saat yang sama, Noah juga punya basis fans yang sangat kuat dan luas. Jadi mereka mampu mengombinasikan kualitas dan popularitas.

Apa sebelumnya pernah bekerja sama dengan NOAH?

Belum.

Lagu seperti kemarin kabarnya judul itu yang memilih NOAH lalu Anda diminta tolong membuat liriknya? Lagu itu mengkisahkan tentang apa, ya?

Saya dihubungi oleh publisher saya, Trinity Optima. Katanya, Noah punya single tapi belum ada lirik, dan Bu Acin dari Musica sedang mencari penulis lagu untuk dimintai bantuan bikin liriknya. Saya lalu dikirimi sampelnya, dan sudah tertera judul “Seperti Kemarin”. Di sampel itu, Ariel cuma nyanyi kata-kata “seperti kemarin” di awal, selebihnya “nanana”. Saya dengarkan dulu sampelnya, saya bilang kalau memang cocok ya saya kerjakan, kalau enggak saya juga tidak akan memaksakan. Dan, ketika dengar berulang-ulang, saya suka dan setuju untuk mencoba. Saya lalu tanya kepada Ariel apakah kata-kata “seperti kemarin” ingin dipertahankan, dan menurut dia memang itu kalimat yang spontan muncul. Akhirnya saya putuskan untuk dipertahankan dan saya mengembangkan cerita lagu dari sana. Interpretasinya memang bisa banyak dan macam-macam. Tapi saya mendasarkan liriknya yang paling utama dari melodi. Menurut saya, melodinya itu terdengar uplifting dan ada suasana yang membebaskan. Akhirnya saya pilih tema “back with vengeance”, yang kira-kira tentang seseorang yang berhasil keluar dari keterpurukan atau situasi yang mengekang, dan lagu itu menjadi semacam pernyataan kebebasan dan itikad barunya. Saya rasa hal itu itu bisa relate dengan banyak orang.

Ada kebanggaan bisa menulis lirik untuk NOAH?

Saya sih senang, karena pada dasarnya menulis lagu itu passion saya, cuma tidak banyak kesempatan untuk mengeksplorasi karena saya sibuk nulis buku. Dengan berkolaborasi bersama Noah, rasanya saya bisa kembali menyalurkan passion saya di musik. Menulis lagu itu kayak bercerita juga, jadi rasanya saya punya “pembaca” baru, yakni para penikmat musik Noah.

Pesan apa yang ingin Anda sampaikan lewat lirik seperti kemarin?

Lagu itu punya banyak pesan yang positif; keberanian keluar dari comfort zone, independensi, memulai babak baru, dsb. Mereka yang mungkin terjebak dalam abusive relationship, susah move on, galau berkepanjangan, dsb, mudah-mudahan bisa tergerak untuk bangkit kalau mendengar lagu tersebut.

Sekarang kesibukan Mbak Dewi apa saja?

Sekarang sih masih dalam periode promosi buku terbaru saya, Supernova episode kelima berjudul Gelombang. Bulan Desember nanti film Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh juga bakal tayang. Setelah itu saya mau kembali lagi menulis episode Supernova yang keenam.