Wednesday, December 17, 2014

Jawa Pos | Film Madre | Maret, 2013 | by Amalia Nurul M


Madre merupakan cerita yang sangat memikat. Dari mana Dee mendapatkan inspirasinya? 

Idenya datang ketika saya ikut kursus membuat roti, dan saat itu instruktur saya menceritakan tentang adonan biang, dan bedanya dengan pengembang roti instan. Saat itu rasanya saya kecantol dengan adonan biang itu, saya merasa adonan biang memiliki aspek cerita yang sangat menarik. Sepulang kursus, saya langsung googling dan mencari tahu lebih banyak tentang adonan biang. Dalam kepala saya berkembanglah cerita, dan itu yang kemudian saya tuangkan menjadi novelet Madre. 

Pesan apa yang ingin Dee sampaikan lewat Madre? 

Singkat kata, inti cerita Madre adalah pemaknaan ulang arti rumah dan keluarga. Dalam proses merajut ceritanya, cukup banyak pesan sekunder lain yang tertuang, antara lain: dedikasi, kesetiaan pada profesi, entrepreneurship, harmonisasi antargenerasi, pluralitas, dan keberanian berkomitmen.
 

Madre dalam buku merupakan cerita pendek namun ia akan diangkat ke film yang berdurasi panjang, apakah akan terdapat penambahan cerita saat difilmkan? Bila iya, apakah Dee tidak khawatir penambahan tersebut dapat merusak esensi dari Madre? 

Ada penambahan. Bagi saya, itu wajar terjadi. Kebutuhan film dan buku tentu berbeda. Tapi memang saya meminta untuk baca skenario demi memastikan bahwa premis Madre masih tetap sama. Karena bagi saya pesan utamanya jangan sampai berubah. Jadi, saya sempat kasih masukan juga untuk pengembangan cerita. Untungnya Benni Setiawan dan pihak produser juga kooperatif, dan hasil akhirnya menurut saya cukup baik. Pengembangannya sejauh ini tidak melenceng dari pesan utama cerita asli.

Ekspektasi Dee terhadap film Madre? 

Tentu saya berharap Madre bisa mendapat sambutan hangat dari penonton, dan semoga jumlah penontonnya bagus.

Dalam film Perahu Kertas, Dee ikut terlibat di proses pembuatannya. Mengapa Dee tidak mau terlibat pada film Rectoverso dan Madre?

Karena saat produksi Rectoverso dan Madre dimulai, saya sedang menulis Partikel (Supernova 4). Untuk menulis skenario Perahu Kertas saat itu, saya harus break satu tahun dari menulis buku. Kalau saya terjun lagi di produksi Madre dan Rectoverso, buku saya akan keteteran, dan akhirnya saya memilih untuk fokus di buku. Toh, kalau di film, sudah banyak orang-orang kredibel yang bisa membantu. Sementara menulis buku kan tidak bisa digantikan siapa pun. Karena itu saya melepas Rectoverso dan Madre untuk digarap pihak lain. 

Madre merupakan buku ke-3 dari Dee yang difilmkan, apakah suatu saat Dee berencana untuk mengangkat pula kisah Supernova ke layar lebar? 

Supernova 1 memang sudah dibeli hak adaptasinya oleh Soraya Film (yang membuat film 5 CM). Tapi sepertinya baru akan diproduksi tahun 2014.