Sunday, December 21, 2014

Wawancara Skripsi | Supernova AKAR | Januari, 2007 | by Isma Noor Anggraeni

-->
Apa yang mendorong Dee untuk menulis Supernova? 

Saya tergerak menulis Supernova awalnya karena terjadi pergeseran paradigma dalam diri saya mengenai ketuhanan dan spiritualitas. Pada saat itu saya melihat bahwa akar segala konflik dan perpecahan manusia adalah karena pemahaman akan diri dan Tuhan yang  terpecah pula. Manifestasinya bisa dilihat di mana-mana, salah satunya adalah perpecahan antara sains dan agama. Saya mulai bergeser menuju paradigma holistik yakni melihat realitas sebagai fenomena utuh yang melampaui dualitas hitam-putih. Dan Supernova menjadi wahana bagi saya untuk berbagi sudut pandang ini. Pada dasarnya, Supernova adalah ‘sharing’ saya perihal spiritualitas yang dikemas dalam bentuk fiksi.

Dari mana muncul ide khusus untuk episode Akar? 

Akar adalah bagian dari babak ke-2 Supernova, yakni pengenalan empat tokoh baru yang mewakili empat karakter pencarian jatidiri yang berbeda-beda, tiga yang lainnya adalah: Petir, Partikel, dan Gelombang. Jadi episode Akar merupakan bagian intrinsik bersama-sama tiga episode lainnya. Akar dan Petir saling bercermin, Partikel saling bercermin dengan Gelombang. Jadi Akar dan Petir adalah bagian yang secara konseptual tidak terpisahkan, karena Akar yang merupakan elemen bumi melambangkan pencarian ke dalam diri, berpasangan dengan Petir yang merupakan elemen langit melambangkan pencarian ke luar diri. Kedua-duanya saling melengkapi. 

Dari mana munculnya inspirasi mengenai tokoh Bodhi? 

Saya ingin menciptakan tokoh yang seolah ‘tercerabut’ dari akarnya. Bodhi adalah tokoh soliter; yatim-piatu, independen, selalu hidup dalam lingkungan komunitas dan menemukan arti keluarga pada orang-orang yang tidak sedarah dengannya, dan dia juga dianugerahi kelebihan yang malah membuatnya semakin teralienasi. Jadi Bodhi digambarkan sebagai tokoh yang terobsesi untuk mencari akarnya: siapa dia, mengapa dia bisa terlahir seperti itu, dsb. Dan itu disesuaikan dengan tema pencarian jatidiri untuk episode Akar yang tentunya akan berbeda-beda dengan episode lain.

Mengapa Dee menamai tokoh utamanya dengan nama Bodhi? 

Bodhi saya ambil dari pohon bodhi, tempat Siddhartha Gautama bersemadi dan beroleh pencerahan. Ada keselarasan ‘bodhi’ sebagai pohon yang bisa dibilang sakral dengan tema ‘akar’ itu sendiri. Dan untuk itu saya sengaja membuat tokoh Buddhis sehingga keseluruhan cerita selaras dengan elemen-elemen yang saya pilih. 

Mengapa Bodhi digambarkan memiliki ciri fisik yang anomali? 

Bodhi memang tokoh digambarkan sebagai tokoh misterius. Dia overloaded dengan kemampuan indera ke-enam, asal usulnya tidak jelas, dan fisiknya juga tidak biasa. Dan pergelutannya adalah bagaimana menjadi ‘normal’. Anomali fisiknya termasuk dari penekanan karateristik dia yang misterius. Bodhi akan selalu mendapat tantangan yang datang dari ‘keanehan’ dirinya hingga pada akhirnya nanti ia mampu mengetahui rahasia dirinya dan menerima peran serta fungsinya. Tidak bisa saya jelaskan lebih lanjut karena ini adalah bagian dari episode Supernova selanjutnya. 

Mengapa tema Buddhisme dan Punk mendominasi episode Akar? 

Saya memilih Buddhisme secara khusus karena pendekatan ajaran Buddha dalam mendedah realitas selaras dengan paradigma holistik yang mampu menjembatani jurang antara sains dan religi, yang saya ungkap di no 1 di atas.

Menurut Dee, salahkah jika saya meneliti Buddhisme dan Punk sebagai budaya? 

Menurut saya, Buddhisme tidak terlalu tepat jika dipahami sebagai budaya. Buddhisme pada esensinya adalah ajaran Sang Buddha untuk memahami realitas hidup dan diri. Buddhisme sebagai budaya hanyalah ‘by-product’. Asimilasi Buddhisme dan budaya termanifestasi dalam bentuk bermacam-macam, misalnya aliran-aliran dalam ajaran Buddhisme (Tibetan, Mahayana, Hinayana, dll) yang di dalamnya terdapat perbedaan-perbedaan yang bersifat ritualistik saja. Jadi apabila Buddhisme diteliti sebagai budaya, harus sangat berhati-hati untuk menentukan budaya yang mana, karena asimilasi Buddhisme dengan budaya sudah sangat banyak ragamnya. Sementara untuk meneliti Punk sebagai budaya tidak ada masalah, menurut saya.

Apakah Bodhi menganut dan meyakini ajaran Buddha, atau hanya menjalaninya sebagai kebiasaan yang dibawa sedari kecil? Jika iya, aliran manakah yang diikuti Bodhi? 

Dilema Bodhi justru terletak pada menemukan makna baru dalam keyakinannya. Jadi Bodhi menganut dan meyakini ajaran Buddha, dan itu sekaligus dikarenakan ia dibesarkan dalam lingkungan vihara.  Perjalanan batin yang terungkap dalam Akar menunjukkan kebimbangan sekaligus kerinduannya untuk bertemu kesejatian diri lewat apa yang sudah ia dapat dari ajaran Buddha namun perlu ia maknai ulang. Saya tidak mengungkap secara eksplisit aliran yang diikuti Bodhi, walaupun kecenderungan yang saya pakai adalah Mahayana. Tapi sebetulnya Buddhisme dalam Akar dipakai esensinya saja, jadi lepas dari denominasi.

Apakah Bodhi mengakui dan meyakini filosofi Punk? Jika iya mengapa? 

Dalam posisinya, Bodhi tidak ‘mengakui’ atau ‘meyakini’, tapi dia dekat dan bergaul dengan lingkungan punk. Filosofi punk sendiri diwakili oleh Bong, dan bukan Bodhi. Kedekatan Bodhi dengan lingkungan Punk dikarenakan gaya hidup dan profesi yang dia pilih, yakni independensi dan tattoo. Saya memilih Punk karena implikasi yang dibawanya selaras dengan kehidupan Bodhi yang ingin saya bentuk. Bodhi sebatang kara tapi ia mampu mandiri, punya penghasilan. Punk memiliki filosofi D.I.Y yaitu Do It Yourself, dan menurut hasil riset yang saya lakukan di komunitas Punk, profesi yang ‘lumayan menghasilkan’ dalam dunia itu adalah tindik dan tattoo, atau jadi bandar ganja/narkoba. Yang terakhir jelas tidak mungkin untuk Bodhi, dan saya memilih tattoo karena ada simbol2 yang ingin digambarkan dalam Akar jadi tattoo sebagai seni bisa menjadi wahana yang tepat. Dalam Punk juga ada aliran Straight Edge, dan ini bisa menjadi ‘kedok’ bagi anomali Bodhi di tengah komunitas Punk. 

Mengapa Bodhi merasa nyaman di lingkungan Punk? 

Bodhi menghargai kemerdekaan berpikir, resistensi terhadap sistem opresif, dan juga kemandirian yang diusung oleh filosofi Punk. Tentunya tidak semua anak Punk sampai pada level sedalam itu, tapi di sini Bodhi menemukan role model dari tokoh Bong, yang memang digambarkan sebagai anak cerdas dan pemikir sejati.

Gaya hidup Bodhi yang seperti bikkhu membuatnya tampak seperti penganut Straight Edge di tengah-tengah komunitas Punk. Apakah itu merupakan unsur kesengajaan dari Dee untuk menunjukkan kepaduan  antara Buddhisme dan Punk dalam dirinya? 

Ya, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, Straight Edge menjadi ‘excuse’ dari sterilnya Bodhi, sehingga dia tidak dianggap aneh di kalangan Punk berhubung pilihan hidupnya yang vegetarian, tidak merokok, tidak minum/mabuk, dsb. 

Apa kekhususan Episode Akar? 

Karakteristik khusus Akar terletak pada Bodhi. Demikian juga Petir yang kekhususannya terletak pada Elektra. Ini kembali lagi kepada konsep bahwa empat buku yang termasuk babak ke-2 Supernova ini memang dikhususkan untuk menceritakan per tokoh dengan mendetail. Mereka adalah empat manusia berbeda dengan pergulatan batin yang berbeda-beda, tapi mereka bermuara dalam satu pencarian jatidiri. Akar sangat kental unsur kontemplasinya, petualangan, traveling, dan Buddhisme. 

Bagaimana Pandangan, Kepercayaan, Stereotipe, dan Prasangka Dee  terhadap Buddhisme dan Punk? 

Buddhisme bagi saya identik dengan keheningan, penerimaan realitas sebagaimana adanya, dan ketiadaan diri. Sementara Punk identik dengan musik gaduh, resistensi, dan peneguhan kekuatan individu. Walaupun seperti bertolak belakang tapi baik Buddhisme dan Punk sama-sama menuntut upaya mandiri seseorang untuk membebaskan dirinya. Buddhisme menekankan pembebasan diri dari ilusi dan dukkha (penderitaan) dengan pembuktian sendiri (prinsip ehipassiko: lihat dan buktikan). Buddha selalu mengatakan ia tidak bisa memberikan pencerahan, ia hanya bisa menunjukkan jalannya. Punk menekankan pembebasan diri dari sistem opresif yang diwakili oleh kapitalisme, di mana setiap orang harus disadarkan bahwa selama ini mereka hanya sapi-sapi perah mesin kapitalis. Jadi menurut saya, keduanya bergerak dengan semangat pembebasan walaupun dalam level kedalaman yang berbeda. 

Seperti apa Representasi Mental Dee yang tercurahkan dalam Episode Akar? Apa saja nilai-nilai pribadi Dee yang tercermin dalam Episode Akar? 

Semua pencarian jatidiri dalam tokoh-tokoh saya adalah pencarian saya juga. Jadi kegelisahan Bodhi adalah kegelisahan saya, pencerahan dia adalah pencerahan saya, dsb. Saya menghargai filosofi Punk, saya juga merasa selaras dengan kebenaran dalam ajaran Buddha. Saya juga merasa ada konektivitas kuat antara mitos (yang diwakili oleh Star dan Kell) dan realitas sehari-hari yang diwakili matematika geometri suci, dll. Pada prinsipnya, saya menulis apa yang saya percaya. 

Bagaimana proses penulisan Episode Akar mempengaruhi Dee baik sebagai pribadi maupun sebagai penulis? 

Akar mempengaruhi saya cukup dalam. Setelah menulis Akar, saya tergerak untuk mempelajari ajaran Buddha lebih intens. Dari segi kepenulisan, di Akar untuk pertama kalinya saya mencoba teknik narasi mengalir tanpa tanda petik, menekan keakuan penulis dan membiarkan karakter saya Bodhi yang mengambil alih penceritaan. Teknik yang sama saya terapkan di Petir, dan akan dipakai lagi untuk Partikel dan Gelombang. 

Apa yang ingin Dee sampaikan kepada pembaca melalui Episode Akar? 

Saya hanya sharing penelusuran spiritual saya dalam kemasan fiksi, yang dalam Akar diwakili oleh Bodhi. Itu saja. Semua pesan dalam Supernova sebenarnya sama adanya, yakni pendekatan memahami realitas dengan paradigma holistik.