Tuesday, December 23, 2014

Jawa Pos | Film Supernova KPBJ | Desember, 2014 | by Shika Arimasen


Seberapa besar keterlibatan Dee dalam proses produksi film Supernova? Apa dilepas begitu aja? Kalau iya, kok bisa percaya banget mengingat novel Supernova termasuk "berat" utk difilmkan?

Bisa dibilang hampir tidak terlibat sama sekali. Waktu masih membuat konsep dan draft awal saya beberapa kali diajak diskusi oleh produser, tapi secara teknis saya tidak terlibat. Secara waktu memang tidak mengizinkan karena berbarengan dengan saya menulis Gelombang. Tentunya saya harus memprioritaskan Gelombang karena peran saya sebagai penulis Gelombang tidak ada yang bisa menggantikan. Namun, di film Supernova saya merasa memang itu adalah proyeknya produser dan sutradara, bukan saya. Kecuali kalau saya terlibat secara formal, entah itu sebagai produser atau penulis skenario, ya baru saya harus ikut proses produksi dan punya suara untuk menentukan ini-itu. Tapi posisi saya dari awal memang tidak bisa terlibat karena saya tidak bisa meluangkan waktu untuk itu. “Berat” atau “tidak” menurut saya itu relatif, sih. Pada prinsipnya film ya film. Beda format dengan buku. Buku yang “berat” belum tentu harus ikutan berat kalau jadi film. Yang penting sebagai film, ya, dia harus jadi film yang bagus dari tolok ukur film. Bukan buku. Bagi saya, prinsipnya itu saja. Tidak berarti film harus memvisualkan setiap halaman dan bagian dari buku. Film harus punya identitasnya sendiri, meski ceritanya diadaptasi dari buku.

Gimana menurut Dee pemeran-pemeran tokoh Supernova? Cocok nggak sih dengan visualisasi penulis saat mengembangkan karakternya dulu?

Secara fisik sih menurut saya cocok. Bagaimana mereka memerankannya saya belum bisa menilai karena belum nonton.

Sudah sesuai ekspektasikah garapan sutradara Rizal buat Supernova dari sudut pandang Dee?

Pada saat wawancara ini dilakukan, saya belum nonton jadi tidak bisa menilai. Yang jelas, saya yakin kalau Rizal gambarnya pasti bagus.

Sebenarnya pesan yang berusaha disampaikan novel Supernova: Ksatria, Putri & Bintang Jatuh apa sih? Apakah sama dengan pesan yang disampaikan versi filmnya?

Sekali lagi saya belum nonton film jadi saya tidak bisa mengetahui sama atau tidaknya. Yang jelas, novel Supernova itu adalah novel yang bercerita tentang evolusi spiritual yang terjadi pada karakter-karakternya. Pemahaman mereka akan hidup, cinta, dan jatidiri mereka akan berubah akibat konflik-konflik yang mereka alami sepanjang cerita. Jadi, setidaknya itu yang harus terlihat nanti di film.

Apakah ada rencana Supernova seri lain utk difilmkan juga?

Sejauh ini belum. Kontrak saya dengan Soraya hanya sebatas episode pertama (Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh) saja, dan belum ada pembicaraan apa-apa lagi mengenai episode-episode berikutnya.