Friday, December 19, 2014

Kompas | Gentle Birth | Maret, 2010 | by Lusiana Indriasari


Bagaimana sampai pada keputusan memakai cara melahirkan dengan metode gentle birth/water birth? Apakah ada pengalaman buruk yang pernah di dengar atau karena ada motivasi khusus?

Waktu melahirkan anak pertama, saya di-caesar. Saat mengetahui kehamilan yang kedua, saya berkeinginan untuk mengalami persalinan yang bukan hanya “normal”, tapi juga sealami mungkin. Rezalah yang memperkenalkan konsep gentle birth pada saya, sejalan dengan pekerjaannya sebagai terapis penyembuhan holistik.  Sudut pandang holistik inipun ternyata sangat penting ketika menyikapi kehamilan & persalinan. Akhirnya kami mencari info sebanyak-banyaknya tentang opsi gentle birth ini, lewat buku, internet, video dokumenter, dsb. Dan ternyata memang beda sekali pendekatannya. Persalinan umumnya hanya fokus pada selamat / sehat secara fisik semata dan sesaat, artinya terpantau secara jangka pendek setelah persalinan. Namun, filosofi gentle birth justru peduli perkembangan fisik dan psikologis jangka panjang dari momen kelahiran, untuk itu proses hamil hingga bersalin perlu dirawat sebaik mungkin agar tidak saja sehat fisik, tapi juga intervensi sesedikit mungkin agar minim trauma & ramah jiwa bagi ibu dan bayi.  Gentle birth bukan hanya fokus pada ibu agar rileks, mengurangi sakit, dsb, tapi juga pada kesejahteraan batin dan tubuh bayi saat melewati transisi terbesar yang paling jadi titik penentu dalam hidupnya, yakni perjalanan dari rahim menuju dunia luar rahim.

Ceritakan bagaimana persiapan pada masa kehamilan dan juga persiapan menjelang gentle birth? Apakah sejak awal kehamilan sudah melakukan banyak persiapan misalnya seperti yoga kehamilan, meditasi, dll.?

Persiapan gentle birth yang kami lakukan meliputi emotional & trauma clearing, menyiapkan water birth di rumah – dari mulai memesan peralatan dan persiapan teknis pelaksanaan (kami memang memilih metode water birth karena lebih relaks bagi ibu dan juga minim risiko trauma fisik bagi bayi), dan saya melakukan Tai Chi khusus kehamilan selama dua bulan terakhir. Perencanaan persalinan kami juga tetap memperhitungkan aspek gawat darurat medis yang bisa saja terjadi, oleh karena itu kami tetap punya back-up rumah sakit yang sedekat mungkin dari rumah.
Hingga saat ini, Atisha tumbuh berkembang begitu sehat dan ‘hidup’.  Sejak awal lahir dia sudah membuka mata, dan kontak mata langsung dengan sadar & responsif. Perkembangan panca indera dan motoriknya juga cenderung cepat, begitu pula dengan proses belajar mengunyah makanan pendukung ASI yang kami berikan. Dia belum pernah sakit berat kecuali demam ringan saat-saat tumbuh gigi saja.  Dia sering mampu mengerti permintaan lisan kami, misalnya kalau kami harus ada meeting atau perjalanan jauh, biasanya dia tidak pernah rewel bahkan beristirahat tidur, dan terbangun tepat saat kesibukan kami sudah beres.  Bagi kami berdua, melaksanakan gentle birth adalah persembahan terbaik yang bisa kami berikan bagi bayi kami.
Perlu digaris bawahi bahwa gentle birth tidak harus selalu terjadi di air. Water birth bisa menjadi bagian dari gentle birth, tapi bukan sebuah prasyarat. Gentle birth bisa terjadi dengan metode water birth ataupun dry birth.