Wednesday, December 10, 2014

Antara News | Social Media | April, 2011

1. Seberapa sering anda menggunakan jejaring sosial dan media online? Apa saja yang digunakan? Alasannya? 

Saya menggunakannya secara harian. Yang sejauh ini aktif sih Twitter, kalau FB hanya sesekali saja. Di FB ada personal page dan fan page juga. 

2. Menurut anda bagaimana perkembangan penggunaan jejaring sosial dan media online di Indonesia? Bagaimana hal itu mempengaruhi komunikasi sehari-hari? 

Sejauh yang saya amati dan juga rasakan, bagi saya pengaruh sekaligus perkembangan jejaring sosial ini sangat luar biasa. Bukan hanya memultiplikasi sebuah isu dengan cepat, tapi juga mulai mempengaruhi cara interaksi banyak orang. 

3. Anda bisa memprediksi trend industri media ke depannya? Bagaimana nasib surat kabar dan majalah cetak di tengah "geliat" media-media online dewasa ini? 

Hal itu bukan keahlian saya. Yang jelas, saya memang sudah lama nggak baca/langganan koran & majalah cetak. Hampir semua informasi dan berita, saya peroleh dari online dan Twitter. 

4. Terkait munculnya trend baru mengunggah video di Youtube, seperti aksi lipsync Sinta-Jojo, penyanyi Audrey Tapiheru dan Gamaliel, Bona Paputungan, dan yang terakhir Briptu Norman, yang kemudian menjadi terkenal dengan cepat, ada komentar khusus soal hal tersebut? 

Karena sekarang sudah ada "kendaraan komunikasi baru" yakni internet, dan juga memaraknya penggunaan jejaring sosial, apa pun bisa terekspos dengan intens dalam waktu yang sangat cepat. Apa pun itu. Entah video, pemikiran, foto, isu, dsb. Menurut saya, fenomenanya sih ya biasa dan wajar, dan pasti akan selalu sesuai dengan selera masyarakat pada saat ini, "kendaraan"-nyalah yang luar biasa. Wajar kalau internet disebut "information superhighway". Otomatis, apapun yang dilaluinya, mau itu video Keong Racun atau Briptu Norman, punya potensi terekspos secara super juga. 

5. Menurut anda bagaimana peran media (terutama televisi) dalam mempublikasikan hal-hal unik di atas? Cenderung berlebihan atau sudah sesuai dengan kapasitasnya?

Kayaknya kalau bukan berlebihan, ya itu bukan media, hehe. Saya rasa media hanya menjalankan perannya yang memang seperti itu. Fungsi media kan mengamplifikasi. Dan biasanya satu objek akan diperah dan diamplifikasi habis-habisan dulu sebelum beralih ke isu lain. Jadi buat saya, reaksi media lebih tepatnya adalah "predictable" ketimbang "berlebihan".