Bagaimana sampai pada keputusan memakai cara melahirkan
dengan metode gentle birth/water birth?
Apakah ada pengalaman buruk yang pernah di dengar atau karena ada motivasi
khusus?
Waktu melahirkan anak pertama,
saya di-caesar. Saat mengetahui kehamilan yang kedua, saya berkeinginan untuk
mengalami persalinan yang bukan hanya “normal”, tapi juga sealami mungkin. Rezalah
yang memperkenalkan konsep gentle birth
pada saya, sejalan dengan pekerjaannya sebagai terapis penyembuhan holistik. Sudut pandang holistik inipun ternyata sangat
penting ketika menyikapi kehamilan & persalinan. Akhirnya kami mencari info
sebanyak-banyaknya tentang opsi gentle
birth ini, lewat buku, internet, video dokumenter, dsb. Dan ternyata memang
beda sekali pendekatannya. Persalinan umumnya hanya fokus
pada selamat / sehat secara fisik semata dan sesaat, artinya terpantau secara
jangka pendek setelah persalinan. Namun, filosofi gentle birth justru peduli perkembangan fisik dan psikologis jangka
panjang dari momen kelahiran, untuk itu proses hamil hingga bersalin perlu
dirawat sebaik mungkin agar tidak saja sehat fisik, tapi juga intervensi
sesedikit mungkin agar minim trauma & ramah jiwa bagi ibu dan bayi. Gentle
birth bukan hanya fokus pada ibu agar rileks, mengurangi sakit, dsb, tapi
juga pada kesejahteraan batin dan tubuh bayi saat melewati transisi terbesar yang
paling jadi titik penentu dalam hidupnya, yakni perjalanan dari rahim menuju
dunia luar rahim.
Ceritakan bagaimana persiapan pada masa kehamilan dan juga
persiapan menjelang gentle birth? Apakah sejak awal
kehamilan sudah melakukan banyak persiapan misalnya seperti yoga kehamilan,
meditasi, dll.?
Persiapan gentle birth yang kami
lakukan meliputi emotional & trauma
clearing, menyiapkan water birth
di rumah – dari mulai memesan peralatan dan persiapan teknis pelaksanaan (kami
memang memilih metode water birth
karena lebih relaks bagi ibu dan juga minim risiko trauma fisik bagi bayi), dan
saya melakukan Tai Chi khusus kehamilan selama dua bulan terakhir. Perencanaan
persalinan kami juga tetap memperhitungkan aspek gawat darurat medis yang bisa
saja terjadi, oleh karena itu kami tetap punya back-up rumah sakit yang sedekat mungkin dari rumah.
Hingga saat ini, Atisha tumbuh
berkembang begitu sehat dan ‘hidup’.
Sejak awal lahir dia sudah membuka mata, dan kontak mata langsung dengan
sadar & responsif. Perkembangan panca indera dan motoriknya juga cenderung
cepat, begitu pula dengan proses belajar mengunyah makanan pendukung ASI yang
kami berikan. Dia belum pernah sakit berat kecuali demam ringan saat-saat
tumbuh gigi saja. Dia sering mampu
mengerti permintaan lisan kami, misalnya kalau kami harus ada meeting atau perjalanan jauh, biasanya dia
tidak pernah rewel bahkan beristirahat tidur, dan terbangun tepat saat
kesibukan kami sudah beres. Bagi kami
berdua, melaksanakan gentle birth
adalah persembahan terbaik yang bisa kami berikan bagi bayi kami.
Perlu digaris bawahi bahwa gentle birth tidak harus selalu terjadi
di air. Water birth bisa menjadi
bagian dari gentle birth, tapi bukan
sebuah prasyarat. Gentle birth bisa terjadi dengan metode water birth ataupun dry birth.