Wednesday, December 17, 2014

Jawa Pos | Perahu Kertas | Oktober, 2009


Apa inspirasi utama menciptakan Perahu Kertas?

Perahu Kertas sebetulnya naskah lama, pertama kali saya tulis tahun 1996, dan kemudian saya tulis ulang lagi tahun 2007. Pada saat itu saya memang ingin menulis cerita yang mengombinasikan kisah cinta dan mengejar cita-cita. Pergelutan yang biasa dihadapi oleh anak-anak kuliahan. Dan saya terinspirasi dari komik-komik drama serial Jepang yang saya suka (Popcorn, Topeng Kaca), dan juga cerbung-cerbung majalah remaja zaman HAI dulu (Ke Gunung Lagi – Katyusha, dll).

Bagaimana cara mencegah kejenuhan dari pembuatan Perahu Kertas?

Saya kayaknya nggak sempat merasakan jenuh waktu membuat Perahu Kertas karena deadline-nya agak sempit. Saya malah sangat bersemangat karena sekaligus sedang bereksperimen dengan sebuah metode penulisan (dari Steve Manning), dan saya menjadikan Perahu Kertas sebagai ‘kelinci percobaan’-nya. Kalau capek ya ada, tapi paling istirahat aja sebentar, lalu menulis lagi. Kalaupun ada jeda dari menulis itu karena saya kebetulan lagi ada proyek dan pekerjaan lain yang nggak bisa ditinggal, tapi bukan untuk lari dari kejenuhan

Pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan pada pembaca Perahu Kertas?

Berserah dan percaya pada proses alamiah hidup sekaligus tahu kapan kita harus berjuang dan bertahan, juga jujur pada kata hati.

Apakah ada rencana untuk membuat novel sejenis Perahu Kertas lagi?

Mungkin. Tapi setelah serial Supernova-nya selesai dulu.