Showing posts with label Kecantikan. Show all posts
Showing posts with label Kecantikan. Show all posts

Sunday, December 21, 2014

The Jakarta Post | Kegiatan Weekend | Juni, 2012 | by Frederica Ermita


Bisa diceritakan sedikit kesibukan Mbak Dee sekarang ini?

Saat ini sedang menjalani rangkaian tur booksigning untuk seluruh Indonesia. Total ada 15 event hingga September nanti, dipotong bulan puasa dan Lebaran.

Apakah kesibukan sehari-hari akan terhenti sejenak saat weekend? Apa arti weekend buat Mbak Dee ?

Karena saya bukan orang kantoran, jadi buat saya setiap hari feel-nya kurang lebih sama. Bedanya mungkin anak saya yang sudah SD libur saat weekend.

Ritual dan kegiatan apa saja yang Mbak Dee lakukan saat weekend?

Tidak ada yang khusus. Kalau ada pekerjaan, ya berarti bekerja. Contohnya, booksigning ini. Karena jatuhnya hampir semua pada saat weekend, ya berarti weekend menjadi waktu bekerja buat saya. Kebetulan suami saya juga sama, pekerjaannya mengajar dan memberi workshop saat weekend. Jadi hari libur kami seringnya jatuh di weekdays.

Saat masih kecil, Mbak Dee menghabiskan weekend dengan kegiatan apa saja?

Tidak tentu juga. Tiap hari Minggu waktu kecil saya biasanya sekolah minggu. Sabtu dulu kan sekolah, nggak seperti sekarang.

Makanan favorit Mbak Dee waktu masih kecil apa saja?

Saya suka masakan Indonesia, jajanan pasar. Selera saya lebih tradisional. Khususnya saya suka masakan Sunda yang simpel dan banyak sayur segar/mentah.

Tempat liburan favorit Mbak Dee di mana ya ? Kenapa memilih tempat ini ?

Di Ubud, Bali. Suasananya Bali tapi tidak sepanas pantai. Saya juga suka restoran-restorannya, pemandangan lembah dan sungainya, juga suasana spiritual yang masih kental terasa.

Apakah ada pakaian favorit saat berlibur? Dalam keseharian, Mbak Dee sendiri paling senang mengenakan busana seperti apa?

Pakaian saya berlibur dan enggak hampir sama, hehe. Saya senang baju yang santai dan nyaman dipakai. Baju gemerlap hanya digunakan di panggung saja. Sehari-hari saya nggak suka pakai sepatu hak, make-up, aksesoris yang terlalu banyak. Pokoknya serelaks mungkin.

Sebagian orang punya guilty pleasure, misalnya senang makan coklat. Apakah Mbak Dee punya guilty pleasure? Kalau ada apa dan kenapa?

Mie instan. Saya tahu nggak sehat, tapi sesekali saya makan juga, hehe.

Apakah ada hal-hal, kebiasaan atau sifat yang orang tidak tahu tentang Mbak Dee? Kalau ada, apa ya ?

Apa, ya? Sepertinya dengan Twitter, orang banyak tahu keseharian saya seperti apa. Saya senang dengan kerapihan. Sepertinya saya punya sedikit kecenderungan OCD (obsessive compulsive disorder). Kalau ada barang miring sedikit, saya suka gemas membetulkan.

Perawatan kecantikan seperti apa yang biasanya Mbak Dee lakukan ?

Cuci muka dua kali sehari, pakai pelembap. Sebulan sekali facial. Kalau sempat spa atau luluran. Tapi belakangan jarang ada kesempatan.

Apa buku favorit Mbak Dee ? Kenapa memilih buku ini ?

Nggak ada yang spesifik. Saya nggak memfavoritkan buku tertentu karena penulisnya, tapi lebih kepada topik apa yang sedang saya suka saat ini. Belakangan saya senang membaca "alternative archeology". Buku-buku karya Graham Hancock, Andrew Collins, dll.

Apa film favorit Mbak Dee? Kenapa memilih film ini ?

Nggak ada yang spesifik juga. Kalau ada waktu luang, saya lebih suka nonton film serial. Belakangan yang saya ikuti adalah serial Criminal Minds, Fringe, dan Castle.


Tuesday, December 16, 2014

Femina | Gaya Hidup Ramah Lingkungan | Juli, 2010 | by Halleyna Sjuhada


Sejak kapan Anda mulai menerapkan kehidupan yang selaras dengan alam?

Kalau saya kilas balik, sepertinya saya sudah tertarik dengan konsep hidup yang ramah lingkungan itu sudah lama, sejak kecil bahkan. Tapi baru setelah berumah tangga dan punya otonomi untuk mengurus segalanya sendiri, barulah saya punya kebebasan penuh untuk menerapkan gaya hidup yang saya mau. Ditambah lagi, salah satu cerita Supernova yang sedang saya tulis (Partikel), temanya memang lingkungan hidup, jadi karena banyak riset dan otomatis banyak baca, rasanya saya makin melek dengan banyaknya ketidakselarasan gaya hidup manusia modern dengan alam. Dan itu membuat saya banyak merenung, lalu mulai melakukan perubahan kecil-kecil dari rumah sendiri.

Konsep go green, green living, sampai hidup organik, kini sering dijadikan orang sebagai gaya hidup temporer. Bagaimana Anda bisa menjaga komitmen diri untuk konsisten menjalankannya?

Prinsip saya, tidak ada yang namanya perbuatan besar, yang ada hanyalah perbuatan kecil namun dilakukan dengan setia. Begitu juga dengan green living, baru bermakna dan transformatif jika dilakukan dengan setia, nggak perlu ngoyo, dan nggak usah target muluk-muluk. Cukup perubahan yang dirasa realistis, untuk skala diri sendiri dan keluarga. 

Saat mulai ‘berdamai’ dengan alam, pasti ada rutinitas dan pola baru yang harus dijalani. Misalnya, yang tadinya makan daging lalu switch menjadi vegetarian. Pernahkah ada kesulitan meninggalkan kebiasaan lama?

Waktu vegetarian, karena sudah punya rumah dan keluarga sendiri, rasanya nggak sulit. Waktu mulai rutin meditasi, misalnya, karena lingkungan juga mendukung, juga rasanya mudah-mudah saja. Yang lumayan menantang adalah mengondisikan penghuni rumah lain (pembantu dsb) untuk ikut partisipasi, misalnya dalam pemisahan sampah, membuat kompos, dan disiplin2 kecil lain yang mungkin bagi mereka bukan hal yang umum

Bangun pagi yang baik, biasanya membuat sesorang memiliki mood yang baik pula untuk mengawali hari. Apa ritual bangun pagi Anda untuk menjaga penampilan dan mood?

Sekarang ini sih, saya lagi punya rutinitas untuk jalan kaki di pagi hari selama 30-35 menit. Pas baru bangunnya banget, saya minum air putih lalu sarapan buah.

Apakah Anda selalu menggunakan produk berbahan natural, seperti makanan organik, kosmetik, peralatan rumah? Apa sajakah keuntungan menggunakannya, bagi diri sendiri, orang lain dan bagi Bumi?

Sebisa mungkin iya, karena selain lebih aman (apalagi kalau di rumah ada anak kecil), sebetulnya bahan-bahan alami jauh lebih ekonomis dan ramah lingkungan tentunya. Misalnya, pemakaian baking soda untuk membersihkan sayuran, menggosok alat-alat dapur, kamar mandi, dsb. Untuk perawatan kulit, sekarang saya sedang mencoba hanya pakai VCO atau minyak zaitun, dan ternyata baik-baik saja.

Bagaimana pendapat Anda tentang inner beauty? Apakah itu merupakan anugerah, atau sesuatu yang harus diusahakan oleh setiap wanita untuk memancarkan inner beauty-nya?

Menurut saya, inner beauty tidak bisa dipaksakan. Itu semacam “bonus” yang terpancar jika memang sudah terasah. Malah menurut saya, semakin kita “sadar” dan ingin meningkatkan inner beauty, malah kontraproduktif. Inner beauty, menurut saya, sama seperti ketulusan. Dia hadir jika memang sudah saatnya hadir, bertambah jika memang sudah seharusnya bertambah, tidak bisa kita kondisikan. 

Menurut Anda, bagaimana hubungan antara kecantikan dan percaya diri seorang wanita? 

Percaya diri menurut saya ada dua macam. Percaya diri polesan yang sifatnya lebih superfisial, dan percaya diri yang memang terdorong dari dalam karena yang bersangkutan sudah betul-betul nyaman dan menerima dirinya apa adanya. Menurut saya, kecantikan yang sesungguhnya ada di tipe percaya diri yang kedua. Justru ketika seorang perempuan sudah benar-benar berdamai dengan dirinya sendiri, menerima baik buruk dirinya, tanpa lagi merasa harus memoles apa-apa, di sanalah kecantikan yang sesungguhnya akan terpancar. 

Saat ini, tempat ‘refreshing’ bagi sebagian besar masyarakat kota adalah mall. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini? Apa tip Anda untuk menemukan efek ‘refresh’ yang sederhana bagi diri sendiri? 

Mall memang bagian dari kebudayaan modern yang tidak bisa disangkal atau dicegah. Saya sendiri tidak anti mall, tapi memang agak miskin rasanya kalau perbendaharaan tempat refreshing kita hanya mall dan sejenisnya. Refreshing yang benar-benar mengisi baterai hati, tubuh, dan batin, menurut pengalaman saya adalah retret. Menarik diri dari keramaian luar, dekat dengan alam, dan mengamati “keramaian” yang terjadi dalam diri, alias bermeditasi. Nggak perlu dalam format retret formal, cukup dengan meluangkan waktu harian untuk diam dalam hening dan mengamati apa yang terjadi di dalam diri kita, bagi saya adalah refreshing sederhana tapi bermakna. 

Ada anggapan bahwa menerbitkan buku juga merupakan kegiatan yang kurang ramah lingkungan. Sebagai penulis, bagaimana Anda menyiasati hal ini? 

Opsi yang dipunya sekarang adalah buku digital. Saya sendiri sempat punya buku digital yakni Perahu Kertas yang dilaunch versi digitalnya tahun 2007. Saat itu Perahu Kertas cuma bisa dibaca lewat HP. Sekarang juga sudah marak e-book, dsb. Menurut saya, saat ini industri buku dan industri analog secara keseluruhan memang sedang bertransisi. Apakah barang-barang seperti buku, CD, dsb, akan hilang nantinya? Saya nggak tahu pasti. Saya sendiri masih dalam posisi mengamati perkembangan yang terjadi. 

Apa tip Anda untuk para wanita modern yang ingin memulai hidup dengan lebih serasi dan seimbang dengan alam?

Hidup selaras dan seimbang, artinya jangan hanya sibuk dengan apa yang terlihat dan apa yang ada di luar diri kita, tapi juga kembali pada apa yang ada di dalam diri. Bermeditasi, memperbaiki nutrisi, mengenal konsep-konsep atau trik/tips green living, bisa membuat perempuan lebih sehat, lebih seimbang, lebih dekat dengan energi femininnya, dan juga membantu Bumi kita untuk bernapas sedikit lebih lega.

Monday, December 15, 2014

Cosmopolitan | Rubrik Star Interview | Juni, 2009



Apa Anda sedang mengerjakan project baru? Karya yang sedang digarap?

Saya sedang mempersiapkan produksi novel saya yang baru berjudul Perahu Kertas. Sebetulnya Perahu Kertas sudah beredar sejak tahun 2008 dalam bentuk novel digital (bisa di-download lewat HP), tapi tahun ini saya ingin merilis versi cetaknya. Jadi sedang mempersiapkan lay-out, cover, dll. 

Hingga saat ini, pencapaian apa yang paling berkesan buat Anda?

Baru-baru ini sebuah polling Litbang Media Indonesia mengadakan survei nasional tentang 10 penulis perempuan yang paling diminati masyarakat, dan ternyata nama saya jadi nomor satu dengan prosentase lebih dari 30%. Padahal ada nama-nama penulis lain yang sudah wara-wiri puluhan tahun dan menulis puluhan judul, dan mereka terkenal sekali. Jujur, saya nggak nyangka. Selama ini saya cuma tahu berkarya dan berkarya saja. Yah, pokoknya melakukan apa pun yang saya bisa dalam konteks kreativitas dan inovasi. Jadi mengetahui polling seperti itu menjadi kejutan buat saya. 

Apa ada hal yang sering kali salah ditanggapi oleh orang lain mengenai Anda? (Misalnya dianggap sombong, padahal pendiam)

Dianggap serius padahal saya senang sekali bercanda. Tapi, miskonsepsi terbesar adalah kalau ada orang yang menganggap saya rajin atau pekerja keras. Kenyataannya, saya ini pemalas kelas kakap. 

Sebutkan tiga hal yang paling menggambarkan diri Anda?

Tukang mengamati, tukang tidur, dan tukang cerita. 

Bagaimana tips Anda dalam menjalani rutinitas yang ada? (Banyak orang yang mengeluh bosan dengan rutinitas mereka).

Jujur, saya merasa bukan orang yang tepat untuk ditanya tentang cara mengatasi rutinitas karena saya sendiri bermasalah dengan hal itu. Dari kecil saya kurang suka dengan apa pun yang rutin. Jadi, salah satu trik saya adalah dengan tidak memiliki rutinitas. He-he. Untungnya, pekerjaan saya memang tidak menuntut rutinitas. 

Definisi bahagia menurut Dewi Lestari?

Bahagia itu seperti awan, datang dan pergi, dan terus berubah. Juga seperti pelangi, makin dikejar makin nggak ketemu-ketemu. Jadi, bahagia itu datang justru ketika kita berhenti berusaha menemukan kebahagiaan, atau berusaha jadi bahagia. 

Kapan Anda merasa seksi?

Ketika sedang benar-benar rileks dan lupa sama sekali tentang konsep seksi. Misalnya, saat cuma berdua doang dengan Reza di kamar (rrrr… :p), because then I can totally be myself. 

Apa Anda memiliki guilty pleasure? Bisa diceritakan?

Makan mi instan dan minum kopi (badan saya sebetulnya nggak kuat dengan kafein). Tapi, sejak kehamilan ini saya berhenti sama sekali, karena badan saya benar-benar menolak keduanya. 

Seberapa penting perawatan kulit untuk Anda?

Perawatan kulit, sebagaimana perawatan kesehatan pada umumnya, adalah hal yang penting menurut saya. 

Kapan momen Anda merasa 'reborn' dan arti kata reborn menurut Anda?

“Reborn” bagi saya adalah gerbang untuk hidup seutuhnya dalam momen sekarang, tanpa terbelenggu masa lalu dan terikat oleh masa depan. Jadi, kapan saya bisa “reborn”? Anytime. Ketika kita bisa pulang ke kesadaran saat ini atau “be in the now”, saat itu jugalah kita mengalami “reborn”. 

Yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca Cosmopolitan?

Live in the now. Laugh out loud. Cry your heart out. Be an observer. And don’t take life too seriously.

Tuesday, December 9, 2014

Erhalogy Magazine | Hidup, Kecantikan, dan Aging | Juli, 2007


1. Bagaimana cara Dee menjaga kesehatan/kebugaran/kecantikan?

Menurut saya, kesehatan harus menjadi basis untuk kecantikan. Dengan kita ingin sehat, kita akan merawat diri. Namun kalau yang menjadi basis adalah kecantikan, kadang-kadang kita sering keblinger dan malah mengorbankan kesehatan. Kesehatan sendiri meliputi gaya hidup secara keseluruhan. Jadi dari mulai pola makan sampai manajemen stres sampai memilih sabun cuci muka. Saya suka olah raga cardio seperti aerobic, dulu sempat yoga, tapi sempat berhenti lama dan sekarang baru mau mulai lagi. Meditasi juga sangat baik bagi kesehatan fisik dan mental. Saya tidur 7-8 jam per hari. Untuk perawatan muka, saya memilih produk perawatan yang paling lembut, tidak mengandung parfum/pewarna. Untuk perawatan tubuh setiap hari memakai body lotion, dua hari sekali pakai yg ada AHA-nya, dan sebulan sekali luluran.

2. Kebiasaan apa yang Dee lakukan untuk menjaga kecantikan?

Juga ada di no. 1, tapi untuk menambahkan, saya sebisa mungkin tidak pakai make-up tebal-tebal, kalaupun harus, secepatnya saya bersihkan. Selain itu banyak-banyak tertawa, dan jauhi hal-hal yang membuat stres, termasuk program-program teve yang nggak penting.

3. Bagaimana Dee melihat konsep hidup manusia urban sekarang ini?

Manusia urban pada esensinya tidak berbeda dengan manusia suburban, manusia rural, bahkan manusia tribal sekalipun. Hanya pengkondisiannya saja yang berbeda. Manusia urban digempur oleh blundernya pilihan dan informasi, hidup dalam tempo cepat. Dan karena jumlahnya yang relatif banyak serta aksesnya terhadap kekuasaan dan informasi, manusia urban punya pengaruh sangat besar untuk menentukan masa depan Bumi melalui setiap pilihan yang dibuatnya.

4. Apakah Dee punya cara/masukan untuk bisa survive sebagai manusia urban?

Hidup dalam kesadaran, terutama dalam pemilahan pilihan dan informasi. Punya akses terhadap teknologi dan informasi sebetulnya seperti pedang bermata dua, bisa membangun dan juga bisa merusak. Kita harus cermat sekali dalam kegiatan konsumsi, baik konsumsi informasi, hiburan, makanan, sampai gaya hidup. Hidup dalam tempo yang lebih lambat, sesekali kembali ke keheningan, alokasikan sebagian pendapatan kita untuk kepentingan orang banyak, dan menerapkan gaya hidup sehat dan seimbang, menurut pengalaman saya, dapat membantu kita untuk beroleh hidup yang lebih santai sekaligus bermakna.

5. Hidup yang seimbang itu seperti apa? Bagaimana cara Dee mewujudkannya?

Hidup yang seimbang, menurut saya, adalah hidup dengan memberikan perhatian yang proporsional pada fisik, mental, ruh, dan jiwa. Karena setiap manusia, apapun status dan bentuknya, pasti tidak akan lepas dari empat unsur tsb. Sukar sekali untuk mendapatkan keseimbangan yang sempurna, tapi dengan kita ingin mewujudkannya saja sudah pasti akan membawa banyak perubahan besar. Saya belum merasa sebagai ahlinya, tapi yang jelas, dengan memperhatikan dan eling atas segala aktivitas fisik, mental, ruh, dan jiwa kita, kita bisa pelan-pelan hidup lebih sehat, terkendali, dan tenang. Aplikasinya bisa dengan mengisi hari dengan momen hening atau bermeditasi, mengonsumsi makanan yang sehat dan baik bagi tubuh kita, mencerap informasi yang berguna dan mereduksi informasi yang tidak berguna/tidak mendidik, hidup selaras dengan lingkungan, memberikan ruang bagi hati dan benak kita untuk berkreasi.

6. Apa pendapat Dee mengenai aging?


Aging adalah sesuatu yang pasti, sama dengan mati. Aging adalah proses alami hidup yang tidak bisa ditawar-tawar.

7. Bagaimana cara Dee menyikapi aging yang nggak mungkin dicegah datangnya ini?

Jangan dibuat stres, jangan terlalu panik ketika ada kerut atau vlek atau uban muncul. Pertama-tama, harus diterima dulu, apa adanya, bahwa aging itu nyata dan pasti terjadi. Sesudah itu, ya, jalankan saja hidup yang sehat dan seimbang, dan buat saya bukan demi cantik dan panjang umur, tapi karena hidup sehat dan seimbang itu lebih menyenangkan untuk dijalani.

8. Buat Dee, apakah menjadi tua itu menakutkan? Adakah ketakutan lain yang melebihinya?

Saya pikir tidak ada yang perlu ditakuti dengan menjadi tua. Every age has its beauty. Yang perlu ditakutkan adalah kalau kita ingin muda terus, karena sudah pasti kita malah cepat tua berhubung stres kepingin muda, hehe, soalnya ya nggak mungkinlah tambah muda. Itu menyalahi hukum alam. Ketakutan terbesar manusia barangkali adalah takut mati. Ada yang bilang, kalau kita sudah mengatasi ketakutan akan kematian, kita baru benar-benar hidup. Mungkin begitu juga dengan aging. Kalau kita sudah mengatasi ketakutan kita akan penuaan, baru deh jiwa kita awet muda.