1. Apa saja kesibukkan Anda saat ini?
Saya
baru saja menyelesaikan manuskrip novel baru yang telah saya kerjakan selama
sembilan bulan. Sedang dalam masa penyuntingan.
2. Karier Anda yang sebagai musisi dan penulis, sebenarnya dari
manakah pengaruh tersebut datang?
Kalau
musik, saya memang tumbuh besar di keluarga yang suka musik dan suka seni.
Bermain instrumen dan bernyanyi adalah kegiatan sehari-hari di rumah. Kakak dan
adik saya juga sampai sekarang berprofesi di bidang seni. Kalau menulis, kami
sekeluarga senang membaca. Tapi, memang yang punya ketertarikan kuat terhadap
menulis adalah saya. Pada dasarnya saya senang mengkhayal dan akhirnya belajar
mengonstruksikan khayalan tersebut ke dalam bentuk tulisan.
3. Anda memulai karier awalnya di bidang musik, walaupun ambisi
menjadi penulis juga telah tumbuh sejak lama. Apakah menjadi musisi dan penulis
memang menjadi passion dan ambisi yang harus dijalani bersamaan? Or, which one
actually came first?
Saya
tidak menggunakan rumus “harus” dalam hal ini. Di luar dari karier, masih
banyak hal yang harus saya kerjakan juga, khususnya yang berkenaan dengan
keluarga. Jadi, saya menekuni karier yang sesuai dengan prioritas dan kondisi
saya dari waktu ke waktu. Saya lebih aktif menulis ketimbang bermusik karena
menulis memberikan saya fleksibilitas waktu dan tidak harus mengharuskan saya
terlalu mobile, jadi saya bisa banyak
di rumah. Aktivitas saya di musik saat ini lebih ke menulis lagu buat orang
lain. Saya tetap terpikir ingin berkarya lagi membuat album, tapi akan lihat
situasi prioritas dulu.
4. Bagaimana jam kerja Anda?
Setiap
saya sedang menulis manuskrip, saya langsung menyusun jadwal kerja untuk sekian
bulan ke depan. Misalnya, sembilan bulan, delapan bulan, dan seterusnya. Pada
bulan-bulan saya menggarap manuskrip, saya bekerja dari pagi sampai siang
menjelang sore. Tepatnya, sampai anak-anak saya pulang sekolah. Sore ke malam
biasanya sudah waktu dengan keluarga. Jadwal ini kadang-kadang bisa berubah.
Ada kalanya saya menulis subuh. Dulu, sebelum menikah, saya biasanya menulis
malam. Dalam satu minggu saya biasanya ambil break 1-2 hari.
5. Bagaimana Anda membagi waktu dengan keluarga?
Sedapat
mungkin saya bekerja selama anak-anak sekolah dan suami bekerja. Jadi, ada
takarannya, dan tetap mengakomodir kebutuhan mereka akan saya. Di sela-sela
menulis, saya juga mengerjakan beberapa pekerjaan domestik seperti ke pasar dan
memasak, dan seterusnya. Saya juga ingin tetap ada waktu berkualitas dan
rekreasi bersama keluarga. Untuk beracara di luar biasanya saya batasi antara
6-7 event per bulan.
6. Kegiatan apa saja yang sering Anda lakukan bersama keluarga?
Menonton
bioskop, makan bersama, atau keluar kota jika ada liburan panjang. Kalau di
rumah biasanya kami main board game,
bermusik, atau membantu mereka membuat prakarya.
7. Hal apa saja yang membuat Anda ingat untuk bersyukur bisa
berada di posisi sekarang? (pencapaian karier dan sebagai ibu)
Saya
merasa beruntung sekali bisa menjalankan pekerjaan yang memang merupakan hobi
dan passion saya. Memang tidak selalu
mudah, tapi sangat memuaskan secara batin. Saya pun bersyukur bisa punya
penghidupan yang baik dan layak melalui profesi yang saya miliki ini. Sebagai
seorang ibu dan istri, saya merasa memiliki keluarga yang luar biasa. Mereka
sangat suportif, menghibur, dan kompak. Bahkan dua anak saya yang sekarang
umurnya 13 tahun dan 8 tahun. Rasanya seperti serumah bersama sahabat-sahabat.
8. Aktivitas apa yang Anda lakukan untuk membuat hidup tetap
seimbang? (misal olahraga, meditasi, etc)
Saya
menjalankan puasa (intermittent fasting) sudah lebih dari setahun. Saya merasa
efeknya sangat baik untuk menjaga metabolisme dan kesehatan secara umum. Untuk
olahraga saya paling sering berenang, kadang dikombinasi dengan jogging dan weight training. Meditasi saya jalankan
harian, tapi tidak panjang-panjang, antara 15-30 menit sehari. Penting juga
untuk mendengar badan dan tidak memaksanya untuk terlalu lelah, terlalu aktif,
atau terlalu malas. Istirahat yang cukup, memberi jeda yang cukup antara satu
pekerjaan/event, sekaligus bergerak yang cukup, adalah hal-hal yang selama ini
berusaha saya jaga keseimbangannya.
9. Bagaimana Anda menanamkan hidup seimbang di dalam keluarga?
Saya
berolahraga renang dengan suami secara rutin. Kami juga meditasi bersama,
kadang melibatkan anak-anak juga. Anak-anak punya kegiatan olahraganya
masing-masing. Anak saya yang perempuan les balet, sementara yang laki-laki les
renang. Kami sekeluarga juga sering renang bersama sebagai rekreasi maupun
olahraga. Kepada anak-anak, kami membatasi jam gadget mereka. Mereka juga belum punya hp dan gadget sendiri. Kami memang tidak ingin mereka terlalu cepat
berinteraksi dengan gadeget maupun
media sosial.
10. Tantangan apa yang Anda hadapi dalam menyeimbangkan hidup
sebagai seseorang yang telah mapan dan tinggal di kota besar?
Saya
rasa tinggal di kota besar itu riskan distraksi. Kita mudah terbuai untuk sibuk
walaupun belum tentu produktif. Perhatian kita juga semakin pendek dan kita
menghabiskan banyak waktu di jalan. Butuh upaya yang sadar untuk tidak terseret
dalam distraksi dan menentukan porsi-porsi tertentu dalam hidup kita yang
membuat diri kita lebih baik, seperti menghabiskan waktu dengan keluarga,
dengan teman, berolahraga, menjalani hobi, dll.
11. Menurut Anda, hidup yang berkualitas itu seperti apa?
Hidup
yang layak, damai, dan bertumbuh. Layak tidak berarti kaya raya tapi
berkecukupan. Damai tidak berarti tanpa konflik tapi kita mampu menghadapi
kesulitan tanpa berkubang terlalu lama di dalamnya. Bertumbuh dalam arti
pengetahuan, pengalaman, pemahaman atas diri kita dan lingkungan.
12. Elemen apa saja dalam hidup Anda yang berkontribusi dalam
membuat hidup Anda berkualitas?
Keluarga,
meditasi, memasak, menulis, membaca, seni, dan memelihara rasa ingin tahu.