Gimana sih cara Mbak Dewi menyatukan
syair yang bercerita dengan nada yang menyentuh?
Dalam
penulisan lagu, saya memandang lirik dan nada adalah satu kesatuan. Keduanya
saling menopang dan membangun. Jadi, kata-kata tertentu jika ditempel di atas melodi
yang tidak sesuai, meski kata-kata itu puitis dan bagus, belum tentu punya efek
kuat. Di dalam teori menulis lagu, kesesuaian tersebut dinamakan
"prosody". Bagi saya, prosodi merupakan elemen terpenting dalam lagu.
Kayaknya, hampir gak ada lagu mbak yang gak laris manis. Apa ada ritual khusus kalau mau menciptakan lagu tersebut?
Tidak ada.
Menulis lagu itu ada miripnya dengan menulis cerita, kita harus melakukan
proses pengecekan dan penyuntingan berulang. Yang saya lakukan hanyalah
mengecek dan menyunting berulang kali sampai segalanya pas.
Kapan nih album terbarunya Dewi Lestari keluar? Apa mau fokus nulis buku terus?
Sejujurnya,
belum tahu kapan. Keinginan ada, tetapi saya sudah begitu lama tidak bermain di
industri musik, jadi rasanya asing dengan peta industri musik saat ini yang
sudah berubah jauh dibandingkan saat saya masih aktif dulu.
Setelah reunian sama Rida & Sita di Festival Mesin Waktu, apakah ada rencana membuat album RSD yang baru? Atau hanya akan konser reuni saja seperti di acara tersebut? Kenapa?
Kami pernah
berbincang bertiga, dan kami sama-sama merasa bahwa album baru bukanlah tujuan
kami, meski tidak menutup kemungkinan itu terjadi jika ternyata ada momen yang
serba pas. Kami cukup senang dengan sesekali manggung bersama membawakan
lagu-lagu RSD yang lama. Lagipula, yang ingin didengar oleh penonton adalah
lagu-lagu kami yang lama. Karena itu pula, pentas-pentas yang selama ini
mengundang kami memang konsepnya nostalgia. Dan, kami tidak keberatan dengan
itu, malah senang.
Kalau bikin lagu, sudah ada bayangan belum siapa yang akan nyanyikan lagunya?
Kadang-kadang.
Terkadang saya "meminjam" suara vokalis tertentu saat berproses
kreatif. Namun, hasil akhirnya belum tentu vokalis yang saya bayangkan itu yang
menyanyikan.
Menurut Mbak Dewi, perempuan hebat itu seperti apa?
Yang nyaman
dengan dirinya sendiri dan punya manfaat untuk orang lain.
Di era yang semakin canggih seperti sekarang, perempuan itu harus berbuat seperti apa? Apa tantangan kita sebagai perempuan?
Saya rasa,
tantangannya sama bagi semua gender. Kita semua harus melatih diri berpikir
kritis dan memutakhirkan pengetahuan kita agar tidak tergerus oleh kemajuan
zaman dan teknologi.
Pernah gak sih mengalami diskriminasi
gender di dunia kerja yang Mbak Dewi jalani?
Belum.
Ceritain dong pengalaman yang paling berharga atau terbahagia yang pernah dialami!
Ketika
pertanyaan itu diajukan kepada orang yang sudah berusia 40 tahun lebih,
menjawabnya susah karena sudah terlalu banyak pengalaman berharga dan bahagia.
Kalau momen yang paling bikin sedih?
Sama seperti
jawaban di atas.
Siapa sosok yang paling menginspirasi Mbak Dewi, baik dalam menulis, bermusik, dan kehidupan sehari-hari? Apa alasannya?
Saya tidak
pernah terinspirasi oleh satu orang saja, apalagi untuk bidang sebanyak itu.
Dalam menulis, saya ingin terus berkarya hingga lanjut usia, seperti Pak
Sapardi ataupun Goenawan Mohamad yang kiprah dan jasanya terhadap industri
penulisan tetap signifikan meski beliau-beliau sudah berusia lebih dari 70
tahun. Untuk musik, sosok Erwin Goetawa juga menginspirasi. Beliau mampu
konsisten mempertahankan kualitas kerjanya serta punya branding yang kuat.
Apa pesan Mbak Dewi buat para perempuan
di Indonesia agar tetap survive dengan tantangan dan kerasnya zaman?
Kenali diri
sendiri dengan baik, perkaya diri dengan ilmu dan wawasan, buka hati dan buka
pikiran, belajar menerima keberagaman.