Apa project yang sedang Anda kerjakan saat ini?
Dalam waktu
dekat akan meluncurkan coffee table book Madre
dalam rangka menyambut rilisnya film Madre.
Coffee table book ini kurang lebih isinya novelet Madre yang digabung dengan foto-foto behind the scene produksi film
Madre.
Adakah perbedaan signifikan rutinitas yang Anda
kerjakan sebelum dan sesudah berkeluarga?
Ada. Sekarang
saya jauh lebih banyak bekerja di rumah. Hanya mengambil pekerjaan di luar
rumah jika benar-benar penting dan valuable. Rutinitas saya sehari-sehari
sangat domestik; mengurus anak, rumah, dan suami. Kecuali jika sedang
memproduksi buku, maka saya banyak menghabiskan waktu untuk membaca dan
disiplin menulis harian 2-5 jam sehari.
Pernahkah Anda melewatkan momen penting, dalam karier
atau keluarga, karena Anda harus memilih salah satu, momen dengan keluarga atau
karier atau sebaliknya?
Untuk karier
cukup sering. Beberapa undangan ke luar negeri, rencana riset lapangan baik di
dalam maupun luar negeri, dan cukup banyak tawaran pekerjaan yang saya tolak
demi keluarga. Tapi, bagi saya, itu bukan hal yang terlampau besar. Prinsip
saya dalam mengatur prioritas adalah dahulukan yang penting saat ini dan
sekarang. Saya total berhenti bekerja waktu baru melahirkan hingga anak saya
umur 2 tahun lebih. Dan tidak terlalu merasa kehilangan kesempatan, karena anak
saya adalah prioritas pada saat itu. Kalau memang ada kesempatan yang jadinya
tidak bisa saya ambil, saya anggap memang belum waktunya.
Perempuan memimpin dengan hati, laki-laki lebih
memakai logika. apa pendapat Anda mengenai hal ini? Menurut Anda, apa yang
harus perempuan lakukan saat menghadapi diskriminasi gender saat menjalani karier?
Menurut saya,
itu cenderung generalisasi dan stereotipe. Tidak mungkin manusia bisa eksklusif
cuma logika atau hati. Keduanya pasti mengambil porsi, cuma mungkin kadarnya
yang beda-beda. Tidak semua laki-laki melulu logis, banyak yang intuitif juga.
Sebaliknya demikian juga dengan perempuan. Yang barangkali membedakan dengan
jelas adalah hal-hal kodrati seperti menstruasi, kondisi fisik, dsb, di mana
kondisi fisik kita yang fluktuatif dapat menyebabkan perubahan hormonal yang
kemudian berdampak pada bagaimana kita menjalani atau memutuskan suatu hal.
Jadi, saya tidak percaya stereotipe tadi. Dalam bidang pekerjaan yang saya
jalani, saya tidak pernah merasa ada diskriminasi gender. Jika ternyata ada,
saya merasa tidak pernah mengalami secara pribadi. Jadi, saya bukan sumber yang
tepat untuk dimintai tips mengenai hal tersebut.
Menjadi penulis kadang menemui writer’s block.
Bagaimana cara Anda menyiasatinya?
Punya deadline. Bagi saya, deadline adalah kutukan sekaligus berkah
bagi penulis. Kutukan karena menyebabkan stres, tapi berkah karena kita jadi
insentif untuk bekerja. Tidak ada istilah
writer's block jika kita memang betulan punya deadline. Kita akan selalu menemukan cara untuk kembali menulis.
Tips gampang yang saya lakukan jika sudah mumet adalah mandi. Jangan tanya
kenapa, it just works for me.
Memiliki karier dan keluarga. Apakah Anda merasa
kehilangan "me time"? Biasanya apa yang Anda lakukan di kala "me
time"?
Kadang-kadang.
"Me time" bagi saya sederhana, yakni melakukan hal-hal yang saya suka
tanpa ada tekanan waktu atau beralih fokus. Dan kegiatan yang saya sukai dan
sangat personal bagi saya adalah membaca, melamun, dan jalan-jalan.
Kira-kira hal seperti yang akan membuat Anda
nantinya "pensiun" dari karier Anda sekarang? contoh: kejenuhan atau
mengurus anak yang tumbuh besar?
Pada satu
titik saya tentu ingin pensiun. Tapi, dalam profesi seperti saya, tentunya
pensiun memiliki arti lain yang nggak sama dengan mereka yang berkarier
kantoran, misalnya. Bagi saya, pensiun adalah ketika saya bisa lepas berkarya
tanpa beban mencari nafkah. Yang artinya, independensi finansial secara total.
Saat ini, pendapatan utama saya dari royalti. Jadi, saya masih mengandalkan
menulis sebagai profesi, sekalipun itu juga hobi saya. Satu saat saya ingin
bisa berkarya hanya untuk senang-senang saja, dengan waktu yang sesuka-suka
saya. Tanpa perlu memikirkan income sama sekali.
Wanita yang berpenghasilan lebih besar dari pasangannya
kadang memicu konflik. Apa pendapat Anda?
Dalam
konstelasi saya dengan suami saya, Reza Gunawan, bagi kami yang lebih krusial
dari penghasilan adalah fokus dan atensi. Buat kami nggak masalah siapa yang
punya penghasilan lebih besar, tapi adalah masalah jika satu dari kami kurang
memberikan atensi pada keluarga dan anak-anak. Tentunya, dalam kasus umum, hal
tersebut bisa terjadi karena kesibukan berkarier, misalnya. Karena itu saya dan
suami selalu mencari cara agar kami bisa tetap produktif tanpa kelewat sibuk.
Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan keluarga Anda?
Memanfaatkan teknologi atau mem-blok hari tertentu untuk bertemu keluarga?
Saya hampir
selalu di rumah, jadi tidak perlu sampai mengandalkan teknologi tertentu secara
intensif untuk bisa berkomunikasi dengan keluarga. Paling hanya menelepon jika
saya sedang di luar rumah. Kami jarang memblok hari tertentu karena pekerjaan
saya dan suami tidak rutin di hari yang sama, kadang kami bekerja pada weekend
atau saat orang-orang liburan. Kami juga kadang menyelipkan liburan keluarga
saat saya atau suami bekerja, dapat undangan ke luar kota misalnya, kami
jadikan sekalian ajang berlibur.
Apa yang masih menjadi kekhawatiran Anda dalam
menjalani profesi dan memiliki keluarga saat ini? contoh: apakah Anda takut
tidak menikmati tumbuh kembang anak, Anda takut kehilangan kesempatan berkarier
lebih jauh lagi karena repot mengurus keluarga?
Awalnya saat
transisi mengurus anak total, sempat takut juga kehilangan momen dalam
berkarier. Tapi setelah saya jalani, lama-lama kekhawatiran itu hilang dengan
sendirinya. Jujur, saya lebih khawatir kehilangan kesempatan bersama keluarga
dan anak ketimbang profesi. Apalagi dalam profesi saya, akselerasi berkarier
lebih ditentukan oleh produktivitas saya, bukan tawaran dari luar. Setidaknya
untuk saat ini saya tidak merasa kehilangan kesempatan karier.
Apa yang masih menjadi cita-cita Anda saat ini?
Traveling dan
retreat meditasi lebh banyak . Tapi ini bisa saya lakukan kapan-kapan.