Diet apa yang sedang Anda jalani saat ini?
Sebetulnya yang sedang saya jalankan
adalah sebuah program atau protokol. Namanya Clean Gut, didesain oleh seorang
dokter/kardiolog bernama dr. Alejandro Junger. Beliau juga menerapkan integrative medicine (holistik antara
medis Barat/Timur) dalam praktiknya. Programnya berlangsung selama 21 hari,
plus 7 hari masa "reintroduction", jadi total 28 hari. Tujuannya adalah merestorasi kembali
kesehatan pencernaan dengan cara menyetop semua makanan pencetus alergen, junk food, aditif, dsb, dan
"menanam ulang" bakteri baik di pencernaan sehingga kembali tercipta
flora yang sehat. Ada panduan apa yang bisa dimakan dan tidak serta
suplementasi yang dikonsumsi selama program (lengkapnya bisa lihat di
www.cleangut.com).
Alasan Anda memilih diet ini?
Saya membaca bukunya dan sangat bisa
sepaham dengan apa yang diungkapkan dr. Junger. Penjelasannya sangat solid dan
logis. Protokol dr. Junger juga adalah salah satu metode yang banyak dianjurkan
dan didukung oleh dunia medis. Pada prinsipnya, gut health atau kesehatan pencernaan adalah benteng pertama
kesehatan kita. Semua penyakit berawal dari sana. Menurut Junger, jika ada
tanaman sakit, orang yang paham pasti akan mencari ke akarnya. Sementara dalam
dunia medis modern, yang diobati gejalanya. Itu ibarat jika ada tanaman sakit,
kita malah mengecat daunnya, dan bukan mengobati penyebabnya. Gut health dianggap sebagai akar dari
segala permasalahan kesehatan. Jadi, dengan merestorasi kembali kesehatan
pencernaan, otomatis kesehatan seseorang secara umum akan membaik. Pengobatan
apa pun akan jadi efektif. Dan karena ini program yang cukup panjang, yakni 28
hari, gaya hidup kita pasti ikut terpengaruh. Jadi, ini bukan sekadar diet
untuk menurunkan berat badan, yang mungkin cuma 3-10 hari, tapi sesudah itu
kembali lagi ke gaya hidup lama. Dengan waktu yang panjang, di mana program ini
mengharuskan kita untuk mengubah total semua makanan kita, harus memasak
sendiri, menyeleksi ketat apa yang masuk, otomatis gaya hidup kita jadi ikut
menyesuaikan. Dan ini menjadi bekal untuk bisa terus mempertahankan gaya hidup
yang lebih sehat sesudah program selesai.
Sudah berapa lama Anda menjalani diet ini?
Ini hari ke-12 (tanggal 21 Juni).
Apakah efek diet ini bagi Anda, baik secara fisik maupun psikis?
Tentu ada proses detoksifikasi yang
terjadi, jadi badan saya pun ikut adaptasi. Tiga hari pertama cukup berat.
Apalagi saya harus memasak sendiri semuanya, sementara level energi belum
stabil, jadi lumayan berjuang. Yang lebih berat bagi saya adalah adaptasi gaya
hidup. Saya sudah biasa masak, tapi belum pernah seintensif ini. Selama program
ini, kalau saya tidak masak berarti saya tidak makan. Tidak ada opsi untuk beli
makanan di luar, delivery, dsb. Jadi
harus masak tiap hari tanpa berhenti. Minggu kedua sudah jauh lebih stabil,
tidak lagi lemas, tapi mulai kangen sama nasi dan tempe (semua biji-bijian dan
produk soya tidak diperbolehkan selama program). Sekalipun turunnya berat badan
bukan jadi tujuan utama dari diet ini (melainkan dianggap bonus), sejauh ini
saya sudah hilang 3 kg di minggu pertama. Perut saya sangat nyaman, tenang,
tidak ada periode gassy sama sekali.
Metabolisme terasa meningkat. Tubuh jadi lebih awas dan peka.
Apakah keluarga Anda juga mengikuti diet ini?
Hanya saya dan suami.
Olahraga apakah yang cocok dilakukan saat menjalani diet ini?
Olahraga berat tidak dianjurkan.
Olahraga ringan dan lembut seperti yoga, atau berjalan kaki, amat disarankan.
Seperti apa 'perjuangan' yang harus Anda tempuh dalam menjalani diet ini? (Misalnya mencari bahan makanan tertentu, menghindari restoran tertentu, atau kangen pada makanan tertentu)
Persiapannya cukup
panjang. Mungkin sampai 2 bulan. Karena suplementasi yang diharuskan untuk
program banyak yang tidak tersedia di Indonesia/Jakarta, saya harus cari ke
tempat lain atau menitip teman yang tinggal di luar negeri. Semua makanan harus
organik dan harus segar. Jadi, frekuensi belanja meningkat drastis. Yang
menantang adalah kalau kami harus pergi ke luar rumah, atau bahkan keluar kota,
planning-nya harus matang. Kami tidak
bisa makan di restoran, kecuali salad, yang dressing-nya
pun tetap harus kami siapkan sendiri. Saya paling kangen sama nasi, tempe, roti,
dan gula merah.
Rencananya berapa lama Anda akan menjalani diet ini?
28 hari. Di luar itu, dr. Junger punya
beberapa protokol lain yang bisa diulang beberapa kali dalam setahun, sesuai
kebutuhan (Clean Gut pun bisa diulang, tergantung kebutuhan tubuh).
Apakah Anda sangat berdisiplin dalam menjalani diet ini? Atau masih toleran dengan sesekali guilty pleasure?
Program ini punya tujuan spesifik.
Kalau saya lalai, tentu saya sendiri yang rugi. Dan semua persiapan panjang dan
upaya di hari-hari sebelumnya jadi percuma. Jadi, untuk 28 hari ini saya tidak
mengenal istilah guilty pleasure.
Apa tujuan jangka panjang yang ingin Anda capai dengan diet ini?
Saya memulai program ini sebetulnya
karena ingin tahu seperti apa rasanya punya gut
yang benar-benar sehat. Dan bukan karena ada keluhan atau penyakit kronis
tertentu. Tapi ternyata saya mendapatkan lebih banyak dari yang saya cari. Tentu
yang ingin saya capai di jangka panjang adalah kesehatan pencernaan, yang
artinya kesehatan secara umum. Lewat
program ini, setidaknya saya sudah memberikan vakansi yang menyenangkan bagi
pencernaan saya. Saya juga jadi punya kesadaran lebih untuk merevolusi makanan
di rumah, sekaligus dimampukan untuk melakukannya karena jadi terbiasa sering
masak.
Kebiasaan makan seperti apa yang akan
Anda jalani setelah selesai dengan diet yang sekarang?
Usai 28 hari nanti, saya ingin tetap
menjaga agar di rumah saya tidak lagi mengonsumsi beberapa makanan yang memang
tidak punya benefit kesehatan jangka panjang, seperti gula putih, fruktosa,
makanan beraditif, dsb. Dari sekadar vegetarian, sekarang saya lebih sreg
menjadi qualitarian. Yang artinya, semua makanan harus wholesome dan berkualitas. Bukan sekadar pantang makanan tertentu
saja. Sebisa mungkin saya juga ingin memasak sendiri semuanya untuk keluarga,
termasuk snack anak-anak.