Mala/16 tahun/XI/SMA Unggul Setia Bhakti
Mbak Dee, gimana sih caranya ngembaliin mood
buat nulis saat kita bosen?
Kalau saya
pribadi biasanya melakukan kegiatan lain di luar dari menulis. Menjalankan hobi
yang lain, misalnya. Membaca buku yang kita suka juga biasanya membantu.
Fandita/17/XII/SMAN 1 Solo
Mbak, gimana sih caranya biar novel kita
diterbitin?
Tidak ada
yang bisa menjamin buku kita bakal diterbitkan ataupun laku. Jadi, nggak ada
rumus yang baku untuk itu. Yang jelas, setelah naskah kita jadi, kita sebaiknya
mencari penerbit yang memang tepat. Artinya, penerbit yang memang menerbitkan
genre buku yang sesuai dengan karya kita. Siapkan naskah dengan kualitas baik
dan rapi. Kalau terlalu mentah, orang juga pasti malas bacanya, apalagi
penerbit kan bisa menerima puluhan naskah setiap harinya.
Rayi/17/Semester 1 Universitas Kristen Satya
Wacana
Mbak, gimana cara bikin novel yang ‘hidup’
ceritanya? Thanks, ya.
Patokan
saya: kalau saya pribadi bisa excited,
bisa larut, bisa hanyut, dan bisa geregetan sendiri saat menuliskannya.
Clara/16/XII/SMAN 3 Gorontalo
Kak, kadang ada merasa aku punya seribu ide
buat nulis. Tapi pas ditulis, tiba-tiba ide itu hilang begitu saja. Apakah
Kakak pernah merasakan hal yang sama? Terus gimana dong biar ide-ide yang
bermunculan itu bisa berhasil aku jadiin karya?
Cindy/14/IX/SMPN 1 Kediri
Mbak Dee, kasih tips dong gimana cara bikin opening
sebuah cerita. Soalnya kadang aku bingung gimana mengawali suatu cerita padahal
inti ceritanya sudah ketemu…
Opening sebuah cerita haruslah menggugah
dan nggak klise. Selalu mencoba dari perspektif yang nggak biasa. Banyak-banyak
baca referensi cerita/buku yang kamu sukai dan pelajari gaya penulisnya, siapa
tahu kamu bisa dapat inspirasi dari sana.
Wiwid/14/IX SMP 3 Pontianak
Pernah enggak Mbak Dee dapat ide baru untuk
nulis cerita lain di tengah-tengah cerita yang sedang Mbak tulis? Kalau sudah
begitu Mbak Dee bakal bikin cerita baru dan ninggalin yang lama, atau gimana,
Mbak?
Sering. Dan
itu hal yang biasa. Dalam menulis itu kita harus siap dengan segala perubahan
yang terjadi, karena bisa saja proses kreatifnya tidak berjalan sesuai dengan
apa yang kita rencanakan. Namun, di sanalah justru magisnya yang namanya proses
kreatif.
Iris/17/XII SMANSA Semarang
Kak, bagi tips dong. Gimana caranya menuangkan
ide yang sudah muter-muter di kepala, tapi enggak bisa kita tuangkan menjadi
kata-kata yang bagus? Terus apa yang harus kita lakukan biar ide itu enggak
hilang begitu saja. Makasih, ya.
Dicatat aja
sebagai ide di sebuah buku khusus. Namakan saja “Buku Kumpulan Ide”. Jadi,
walaupun belum tentu terpakai, minimal ide yang udah mutar-mutar di kepala kamu
itu nggak hilang.
Lusiana/17/XII/SMAN 1 Jember
Mbak nulis novel mulai kelas berapa? Dulu pas
awal awal mau nerbitin juga susah diterima penerbit, nggak?
Saya nulis
cerita secara serius itu pertama kali waktu kelas 5 SD, tapi cuma buat disimpan
sendiri. Baru mulai bikin cerpen/novel waktu SMA. Awal saya menulis buku, saya
menerbitkannya sendiri. Jadi, waktu itu nggak menemukan tantangan / kondisi di
mana saya harus minta tolong ke penerbit untuk mempublikasi karya saya.
Indri/18/Semester 1 Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Halo Kak Dewi, saya suka banget buku kakak yang
berjudul Rectoverso. Saya terkesan, bagaimana kakak bisa membuat sebuh cerita
yang alurnya berkaitan dengan sebuah lagu? Terus, karakter di Rectoverso itu
kan unik, dari mana kakak bisa dapet inspirasi untuk menciptakan
karakter-karakter tersebut?
Khusus
untuk Rectoverso, saya memulainya dari lirik dulu baru kemudian cerita dalam
lagunya ‘dilebarkan’ menjadi cerpen. Ibaratnya, lensa kita diperluas sehingga
pemandangan yang kita lihat lebih banyak lagi. Apa yang ada di lirik menjadi
lebih punya banyak sisi. Karakter dalam Rectoverso, sih, saya ciptakan sesuai
dengan kebutuhan cerita saja.
Nurul/17/XII/SMAN 4 Banda Aceh
Kak, ada rencana mau ngeluarin novel lagi,
nggak?
Yang baru
keluar judulnya Perahu Kertas.
Grace/16/XII/Santa Maria 3 Cimahi
Apakah setiap kali Kakak punya inspirasi
langsung buru-buru menuliskannya? Maksudnya, langsung dirangkai jadi sebuah
ceritakah? Atau ditampung dulu sebanyak-banyaknya? Kalau iya, apakah itu
berarti selalu ada pensil atau laptop di dalam tas Kakak?
Biasanya
ditampung dulu. Tapi tergantung ‘kekuatan’ idenya juga. Kadang-kadang ada ide
yang saking kuatnya, saya nggak bisa menunda lagi, rasanya kepingin langsung
dituliskan. Jadi nggak ada kondisi general. Ke mana-mana saya memang selalu
bawa laptop, tapi kalau ada ide dan kebetulan saya nggak lagi nggak pakai
laptop, biasanya dituliskan manual aja pakai kertas dan pulpen.
Queen/ 16/2 IPA/SMU Strada St. Thomas Aquino,
Tangerang
Kok Kakak bisa tertarik bikin novel science
fiction? Kan jarang, tuh…
Hmm. Dalam
science fiction ada manipulasi realitas berdasarkan sains, dalam Supernova (KPBJ) hal
itu nggak ada. Realitasnya biasa-biasa saja, tapi ada karakter yang diceritakan
menyukai sains dan banyak mengungkapkan sains dalam porsinya bercerita. Itu
saja.
Irma/17/XII/SMKN 2 Balikpapan
Kalau Kak Dee boleh minta apa pun,
apa yang bakal Kak Dee kasih buat orang yang paling Kakak sayang?
Saya akan
memberi waktu dan perhatian saya, sepenuh-penuhnya.
Dinta/13/SMPN 1 Jogja
Kakak dapat inspirasi dari mana, sih? Kok
bukunya selalu bagus-bagus?
Dari
mengamati kehidupan di sekitar saya aja, dan menuliskan apa yang saya suka.
Pada prinsipnya, tulisan yang paling baik adalah tulisan yang temanya memang
paling dekat dengan hati dan minat kita.
Jesslyn/17/kelas XII SMAN Ipeka Jakarta
Kak, di buku Rectoverso, foto-fotonya tuh hasil
foto Kakak sendiri, ya? Keren banget, lho!
Bukan.
Untuk semua gambar, foto, dan urusan grafis lainnya dalam Rectoverso, dibuat
oleh tim khusus bernama Kebun Angan. Keterangan tentang mereka ada di buku Rectoverso
dan di web.