Sunday, December 21, 2014

Marie Claire | Endorsement di Twitter | Juni, 2012


Seberapa kuat pengaruh Twitter dalam mempengaruhi opini public?

Saya rasa pertanyaan ini lebih bisa dijawab oleh para pengamat sosmed atau pun advertising agency yang memang mengukur dengan lebih pasti keberhasilan kampanye publik yang terjadi di Twitter. Sejauh pengamatan saya, sih, opini di Twitter cukup berpengaruh, ya. Banyak gerakan atau kampanye yang tercipta diawali di Twitter. Kenyataan bahwa sekarang divisi sosial media selalu ada di semua biro iklan, dan hampir semua brand punya akun Twitter, adalah bukti bahwa kekuatan sosial media sangat diperhitungkan. Tapi seberapa jauh pengaruhnya, saya nggak tahu pasti.

Apakah Twitter sudah menjadi media iklan / propaganda yang efektif?

Kalau untuk iklan atau pun informasi kegiatan menurut saya, sih, lumayan efektif. Saya adalah salah satu contoh orang yang menggunakan Twitter sebagai pusat informasi kegiatan-kegiatan saya, dan saya jarang sekali menggunakan Facebook. Meski demikian, sejauh ini Twitter sudah mencukupi untuk saya. Setiap bikin acara saya selalu umumkan di Twitter dan jumlah pengunjung selalu memuaskan, dan ketika saya tanya pada yang datang, mereka memang bilang tahunya dari Twitter. Sejak buku ke-7, Madre, saya menggunakan Twitter sebagai pusat informasi untuk penjualan maupun promosi, sejauh ini hasilnya memuaskan.

Tentang fenomena endorsement oleh beberapa brand terhadap akun ber-follower besar maupun jual beli akun, apa pendapat Anda?

Endorsement adalah fenomena yang tak terelakkan ketika brand mulai terjun ke dalam sosmed. Tentunya mereka selalu butuh corong-corong untuk membantu mereka "bersuara" sebagaimana yang selama ini terjadi di media non Twitter sekalipun. Kalau jual beli akun, saya nggak terlalu tahu fenomenanya. Hanya dengar-dengar saja.

Anda sendiri termasuk yang punya pengalaman di-endorse oleh brand tertentu? Bagaimana ceritanya?

Setahun setelah memakai Twitter, mulai ada brand yang menawarkan kerja sama dengan saya. Dari mulai barter dengan produk hingga pembayaran finansial. Saya melihatnya sama seperti saya ditawari iklan atau pun mengendorse brand tertentu. Pertimbangan yang saya pakai pun sama. Jika brandnya "nyambung" dengan brand image saya sebagai seorang pribadi,  saya oke. Saya juga melihat dulu konsep jualannya bagaimana, kalau terlalu hard-sell saya nggak mau. Untuk jumlah juga saya atur supaya nggak terasa spamming oleh follower.

Twitter kini bisa menjadi penghasilan tambahan bagi sejumlah orang, pendapat Anda?

Kenyataannya memang demikian. Dan menurut saya wajar saja. Selama industri masih melirik sosmed sebagai salah satu saluran yang menjanjikan untuk promosi, tentu akan ada akun-akun atau orang-orang yang akan diuntungkan, sama seperti orang berdagang lewat Facebook, lewat blog, dsb.

Apakah Anda pernah ditawari untuk menjual akun? Anda pernah mendengar jual beli akun?

Belum pernah.

Apakah Anda membuat akun khusus untuk mengakomodir endorsement dari brand tertentu?

Tidak. Saya hanya memakai akun pribadi saya.

Apakah perempuan pada umumnya bisa mengoptimalkan akun Twitter sehingga bisa menghasilkan uang?

Saya rasa nggak terlalu berhubungan dengan gender, tapi siapa yang mampu melihat celah kesempatan saja.

Bagaimana membuat trik agar Twitter dapat menarik banyak follower?

Menurut saya, yang orang cari di Twitter adalah interaksi. Jadi akun yang lebih punya interaksi dengan follower-nya, dan punya "personality" lebih bisa berkembang. Saya sendiri suka dengan akun follower yang "manusiawi", yang terasa kualitas orang yang di baliknya.