Hai Mbak Dee dan Mas Reza, apa kabar? Kesibukannya
apa saja akhir-akhir ini?
Kabar baik, terima kasih.
Sebetulnya setengah tahun terakhir kami sangat fokus dalam menyelesaikan rumah
baru, pindahan, dan beres-beres. Tapi belakangan kegiatan kami sudah kembali
menormal. Reza masih menjalankan praktek, terapi, dan kegiatan mengajarnya di
kliniknya, True Nature, dan sesekali menerima pasien juga di rumah, khususnya
untuk mereka yang sudah cukup dekat. Saya sempat cukup sibuk juga dengan
film-film yang diangkat dari buku-buku saya belakangan ini, tapi memasuki
April-Mei sebetulnya saya mulai mengurangi kegiatan untuk mulai riset dan
menulis buku baru.
Sejak kapan menempati rumah ini?
Sejak 12 Desember 2012.
Berapa luas lahan dan luas bangunannya?
Luas lahan 360m2 dan luas
bangunan 420m2.
Arsiteknya siapa dan mengapa memilih beliau?
Sejak awal, kami sudah ingin membuat konsep 'rumah sehat
hijau', yakni rumah yang ramah lingkungan, hemat energi, rendah toksin dan
sehat jiwa raga bagi penghuninya. Selain itu kami juga punya
kebutuhan-kebutuhan ruang yang spesifik; ada perpustakaan, ruang meditasi,
ruang praktek penyembuhan holistik untuk Reza, dan kebutuhan lain yang sulit
dipenuhi jika mengikuti standard bangunan di kompleks. Untuk itu, kami
menawarkan konsep ini ke beberapa arsitek, lalu menjajaki respons dan ide
mereka untuk mewujudkannya. Ridwan Kamil menyambut baik konsep kami, dan beliau
berhasil membuat desain yang menjawab semua kebutuhan ruang kami. Karena itu
akhirnya kami bekerja sama dengan Ridwan Kamil.
Mengapa mengaplikasikan vertical garden di fasad
bangunan?
Vertical garden adalah salah satu konsep yang
diusulkan oleh Ridwan Kamil. Vertical
garden membuat dinding ruangan di baliknya tidak panas karena ada semacam
lapisan penyejuk. Lingkungan di sekitarnya pun ikut terteduhkan pemandangannya
dengan hadirnya kehijauan vertical
garden, apalagi untuk daerah BSD yang mataharinya cenderung terik. Menurut
kami, vertical garden adalah opsi
fasad yang menyegarkan ketimbang pelapis dinding beton biasa.
Definisi rumah sehat menurut Dewi-Reza?
Rumah kami mengusung konsep Rumah Sehat Hijau. Artinya,
rumah ini sedapat mungkin hemat energi, eco-friendly,
minim toksin, minim polusi elektromagnetik, minim clutter, punya sirkulasi cahaya dan udara yang baik, serta
memberikan kesehatan lahir batin bagi penghuninya.
Punya tips untuk menjaga rumah agar tetap nyaman
dan sehat untuk keluarga?
Rumah nyaman, menurut kami, jauh lebih mudah diwujudkan,
tapi rumah sehat membutuhkan lebih banyak ketelitian dan kerja keras. Selain
sirkulasi cahaya dan udara yang harus ditata dengan baik, tentu kami juga butuh
produk-produk bangunan yang mendukung kriteria sehat, hemat energi, dan minim
toksin. Salah satunya adalah menerapkan penerangan LED untuk rumah, yang mana
memenuhi kriteria hemat energi dan juga minim toksin (karena tidak mengandung
merkuri sebagaimana bola lampu umumnya). Kami juga berhasil menemukan finishing kayu yang bebas toksin, kasur
dengan bahan 100% lateks alami, dan cat berkualitas baik yang rendah VOC. Selain
itu, kami juga mengatur jalur kabel listrik sedemikian rupa hingga tidak
mengakibatkan ekses polusi elektromagnetik yang mengganggu istirahat, khususnya
di kamar-kamar tidur. Sedapat mungkin kami tidak menyimpan barang yang tidak
dibutuhkan, dan ini termasuk pakaian, buku, pajangan, dll. Secara berkala, kami
sebisa mungin ingin mendonasikan barang-barang yang sudah tidak diperlukan.
Kami rasa ini juga penting agar rumah terjaga tetap spacious dan tidak menumpuk energi stagnan dari barang-barang yang tidak
terpakai. Kami juga menerapkan solusi
alami untuk membersihkan udara dalam rumah adalah dengan meletakkan
tanaman-tanaman indoor tertentu. Tanaman seperti palem-paleman dan spatuphyllum secara riset sudah terbukti
punya manfaat membersihkan udara. Untuk bahan-bahan pembersih rumah, kami
sedapat mungkin menggunakan pembersih alami yang minim toksin, seperti baking soda, cuka, air soda.
Mengapa memilih Philips untuk pencahayaan dalam dan
luar ruangan?
Waktu kami memulai riset,
kami sudah menyadari penggunaan lampu LED menjadi pilihan yang paling ramah
lingkungan dan sesuai konsep rumah yang kami ingin wujudkan. Dan saat ini,
koleksi LED yang paling komplet untuk rumah tinggal adalah produk Philips Home
Lighting. Bukan cuma indah secara estetik, kualitas lampu LED Philips juga
memuaskan.
Dari mana kalian mendapatkan informasi berbagai
produk Philips Home Lighting?
Kami riset sendiri dengan
mengunjungi Philips Store dan berkonsultasi dengan timnya, hingga akhirnya
menemukan bahwa produk Philips Home Lighting adalah pilihan yang paling tepat
untuk kebutuhan kami.
Apakah ada yang membantu kalian memilih dan
mengaplikasikan lampu-lampu tersebut?
Lebih ke trial and error, sih. Yang jelas, saya
(Dewi) cukup sering bolak-balik ke outlet Philips Home Lighting untuk melihat
dan mempelajari koleksi mereka serta menyesuaikan dengan kebutuhan di rumah.
Saking seringnya baca katalog Philips, saya bahkan sampai hafal luar kepala
beberapa nomor kode produk mereka, hehe.
Sunken Living Room, mengapa elevasinya dibuat lebih
rendah? Ada filosofinya?
Ruangan di lantai 1 kami
hampir tidak bersekat. Ruang keluarga dan ruang televisi berada di satu bidang.
Elevasi yang berbeda menjadi "alat pemisah" tanpa harus ada partisi,
tembok, dan sebagainya. Selain itu, ada kesan lebih hangat dan nyaman sekaligus
solid, ketika sofa-sofa dan bantal dilingkupi oleh bidang kokoh di empat
sisi.
Philips Roomstyler LED diaplikasikan di Sunken
Living Room tersebut, pertimbangannya apa?
Selain dari elevasi
lantai, permainan drop-ceiling dan up-ceiling serta pemilihan lampu yang
tematik membantu pemisahan ruangan dengan lebih halus. Kami menggunakan Philips
Roomstyler model pendant di ruang
televisi untuk "menjangkau" elevasi lantainya yang lebih rendah. Di
ruang sebelahnya, yakni ruang tamu yang plafonnya bermodel up-ceiling, kami menggunakan model ceiling lamp. Jadi, ada kontras dengan lampu
"tetangga"-nya.
Tiga buah inner court di rumah merupakan keinginan
Dewi-Reza atau saran dari sang Arsitek? Mengapa mengaplikasikan banyak inner
court?
Ridwan Kamil berusaha
menghindari rumah yang "tebal", artinya ruangan dengan jarak bukaan
yang jauh. Itu membuat sirkulasi udara lambat bahkan mandek. Karenanya, Ridwan
Kamil membuat konsep "rumah di tengah hutan-hutan kecil" yang
diaplikasikan menjadi rumah dengan banyak courtyard.
Dengan demikian, jarak ruangan dengan bukaan dibuat setipis mungkin. Dengan
konsep itu, rumah memiliki akses cahaya dan sirkulasi udara maksimal. Semua
ruangan di rumah kami memiliki akses ke "hutan kecil" alias courtyard tadi. Ketika jendela kami
buka, terasa rumah ini bernapas. Udara mengalir lancar. Untuk area yang ada di
pojokan, beliau menyiasatinya dengan membuat skylight. Contohnya, untuk tangga utama yang terletak di pojok rumah.
Seharusnya ini menjadi area yang gelap. Tapi, dengan membuat atap skylight, cahaya matahari menembus atap
kaca dan menjadikan tangga kami terang benderang oleh sinar alami. Akibatnya,
pemakaian lampu dan AC jadi minim. Kami juga tidak punya masalah dengan nyamuk
karena serangga tidak "terperangkap" di rumah. Salah satu keunikan
rumah ini antara lain banyaknya kupu-kupu yang hinggap. Mungkin karena rumah
ini dilingkupi oleh area hijau dan punya banyak jendela, banyak kupu-kupu dan
capung yang masuk ke rumah, tapi dengan mudah keluar lagi karena sirkulasinya
banyak.
Keindahan inner court
disempurnakan dengan pencahayaan dari produk-produk OuterStylers Philips. Dari
mana Dewi-Reza mendapatkan ide pencahayaan ini?
Kalau malam hari, inner court perlu kami terangi karena
kalau tidak akan kelihatan seperti blok hitam dari dalam ruangan. Dan, itu
membuat suasana jadi kelam. Jadi, penerangan di setiap inner court juga penting. Tentu, intensitas cahayanya juga harus
pas, karena kalau nggak malah jadi terlalu silau, dan mengganggu ambience rumah. Philips Outsyler
memberikan keleluasaan bagi kami, karena sebagian besar produk yang kami pilih
memakai bohlam tipe E27, yang artinya kami bisa tetap memakai bohlam LED untuk
lampu-lampu eksterior kami. Selain itu, desain Philips Outsyler memiliki
rentang luas, dari mulai klasik hingga minimalis, jadi cukup mudah menemukan
desain lampu yang pas untuk rumah kami.
Mengapa Ruang Makan menggunakan 4 jenis pencahayaan
yang berbeda. Dari functional lighting sampai lighting aksesori?
Ruang makan sebetulnya
hanya ada dua jenis lampu utama. Pertama, lampu pendant untuk menerangi meja makan. Ini yang paling sering kami
gunakan. Pencahayaan kedua, hanya untuk ambience,
yakni lampu LED striplight di upceiling. Pencahayaan lainnya
sebetulnya lebih ke aksentuasi dinding, karena kami berencana memasang artwork di dinding-dinding.
Adakah pencahayaan khusus untuk kamar Keenan dan
Atisha? Bagaimana menata pencahayaannya?
Ada tiga tipe luminasi
yang kami gunakan di rumah. Kelvin 4000, yang warnanya di antara kuning dan
putih, jadi cenderung pink, untuk
semua ruang publik dan ruang kerja. Dan, untuk pencahayaan 4000K ini kami
memakai koleksi Ledino dari Philips. Untuk ruang servis, kami menggunakan
Kelvin 6500, yang sinarnya lebih putih. Untuk semua ruang tidur dan kamar
mandi, kami menggunakan Kelvin 2700 yang lebih kuning, jadi lebih cocok untuk
suasana temaram dan istirahat. Di kamar anak kami pakai downlight dengan bohlam LED MyVision Philips, dengan dua lampu
aksen model pendant di atas meja
belajar mereka sesuai dengan karakter dan gender anak. Untuk Keenan kami
memilih lampu bentuk roket, untuk Atisha kami pilih lampu bentuk fairy.
Apakah Ruang Kerja dan
Perpustakaan juga menggunakan pencahayaan khusus?
Perpustakaan menggunakan koleksi
Ledino dari Philips. Kami berusaha maksimal untuk pencahayaan di sana karena
fungsi perpustakaan adalah mencari buku dan membacanya. Tapi, karena
perpustakaan kami juga memiliki sofa untuk menonton televisi, jadi kami
menambahkan standing lamp sebagai
pilihan ambience. Ruang kerja Reza
memakai koleksi Ledino, model pendant
dan ceiling. Ada satu ruang kerja
lagi, yakni ruang kerja bersama, yang pemanfaatannya lebih untuk saya atau
anak-anak kalau mau mengerjakan pe-er, printing
dokumen, dsb. Ruang kerja bersama ini bergabung dengan selasar di lantai 2,
jadi kami aksentuasi pencahayaannya dengan penambahan pendant lamp dari koleksi Roomstyler Linea tepat di atas merja
kerja.
Bagaimana Philips Home
Lighting membantu Mbak Dee & Mas Reza dalam bekerja dan berkarya di rumah?
Pencahayaan adalah salah
satu pilar utama dalam mengonsep rumah. Bisa dibilang, itulah gantinya cahaya
matahari ketika malam tiba. Jadi, secara fungsional tentu lampu harus membantu
kami seoptimal mungkin. Namun, optimal tidak berarti flat. Karakter rumah juga harus muncul lewat pencahayaan. Untuk
itu, ambience, tipe lampu, posisi
lampu, dan item yang akan
diaksentuasi harus diperhitungkan dengan baik. Barulan pencahayaan bisa
mendukung kami secara fungsional dan emosional. Sejauh ini, kami sangat puas
dengan koleksi Philips Home Lighting yang kami aplikasikan di rumah. Dengan
pencahayaan yang nyaman dan tepat, rumah ini benar-benar menjadi sanctuary bagi penghuninya.
Adakah kriteria
pencahayaan yang dapat membantu Dewi-Reza untuk mendapatkan mood yang baik di
rumah?
Fungsi, kualitas, ramah
lingkungan dan estetika. Konsep pencahayaan kami sendiri adalah, tata lampu
harus menyatu dengan rumah. Tidak overwhelming,
tapi tidak juga underwhelming. Jadi,
harus pas di tengah-tengah. Dan dengan setiap ruangan punya fungsi dan konsep
yang berbeda, tentu pencahayaan pun harus mengikuti. Jadi, tidak dipukul rata
untuk semua ruang.
Bagaimana cara Dewi-Reza
menghemat listrik dari lampu-lampu yang digunakan?
Karena siang hari cahaya
matahari bisa dibilang tumpah ruah di rumah kami, tapi tidak terik dalam
ruangan, sepanjang hari kami hampir tidak pernah menyalakan lampu. Kecuali di
area servis yang letaknya agak di pojok dan butuh sedikit penerangan ekstra.
Menjelang malam, baru lampu-lampu kami nyalakan. Untungnya, setiap ruangan
punya pencahayaan lebih dari satu opsi. Kalau mau fungsi maksimal, berarti
semua lampu dinyalakan, ini berlaku kalau sedang ada acara, misalnya. Tapi
kalau untuk sehari-hari, kami bisa reduksi penggunaan lampu dengan hanya
menyalakan yang utama saja, atau yang ambience
saja. tergantung mood dan kebutuhan.
Jadi, jarang sekali kami harus menggunakan full
semua lampu. Selain itu, penggunaan 95% LED di rumah juga sangat menghemat
biaya listrik.
Apa pendapat kalian
tentang teknologi lampu LED, apakah Mbak menggunakannya di rumah?
LED adalah teknologi masa
depan yang transisinya sudah dimulai dari sekarang. Itu terlihat dengan semakin
banyaknya pilihan LED di pasaran. Saya cukup yakin, LED akan menjadi pilihan
utama di masa depan. Apalagi secara global kita mengalami isu lingkungan dan
energi. Mau tidak mau, dunia harus beralih ke apa pun yang lebih hemat energi.
Kami senang bisa memulai pemakaian LED di rumah baru kami ini. 95% lampu dan
bohlam kami sekarang sudah LED.