Apakah Anda turut
berpartisipasi dalam Pemilu 2014 kemarin? Bagaimana dengan partisipasi pada
pemilu sebelum-sebelumnya?
Ya, saya
ikut memilih kali ini. Sebelum-sebelumnya tidak. Partisipasi saya di Pemilu
2014 memang ekstra, karena saya juga ikut jadi relawan sosmed yang mendukung
Jokowi. Kami cuma bermodal group Whatsapp, isinya orang-orang industri kreatif,
dari mulai sutradara, aktor, produser, MC, dan lain-lain. Partisipasi kita
fokus di sosial media. Tapi saya dan suami ikut mengawasi juga penghitungan
suara di TPS saya.
Bagaimana tanggapan Anda soal keberlangsungan Pemilu 2014 kemarin?
Rasanya,
itulah pemilu yang paling seru dan tajam yang pernah ada di Indonesia. Pemilu
2014 berhasil jadi peristiwa politik yang membuat banyak orang “turun gunung”
dan keluar dari “selibat politik”-nya. Dari sisi itu, saya rasa Pemilu 2014
berhasil memancing kepedulian orang terhadap politik.
Bagaimana tanggapan Anda
soal kinerja KPU dalam Pemilu 2014 kemarin?
Saya rasa
KPU bekerja sangat keras dan memiliki peran yang luar biasa krusial dalam
Pemilu 2014. Banyak momen kritis dalam Pemilu 2014 yang akhirnya bergantung
pada keputusan dan kejernihan KPU. Salah satu langkah yang patut diacungi
jempol adalah memberikan data terbuka bagi masyarakat yang memberikan ruang
gerak bagi para penghitung independen untuk ikut mengawasi jalannya pemilu. Ini
akan jadi preseden baik bagi pemilu ke depan.
Menurut Anda, apa saja hal-hal yang harus
dibenahi selama penyelenggaraan Pemilu 2014 kemarin?
Sejauh memantau
dari pemilu kemarin, saya rasa perlu ada pembenahan teknologi dan logistik,
mengingat banyak komplain dari pemilih di luar negeri yang tidak bisa memilih
karena kehabisan surat suara.
Bagaimana tanggapan Anda
soal partisipasi kalangan muda yang lebih pro aktif dalam Pemilu 2014 kemarin?
Kontras dan
kuatnya figur kedua capres di Pemilu 2014 memang memicu banyaknya dukungan
kalangan muda. Secara umum kepedulian politik memang meningkat jauh di Pemilu
2014. Saya sangat senang dengan banyaknya anak muda yang berkampanye kreatif
dan memanfaatkan teknologi untuk ikut mengawasi pemilu seperti Kawalpemilu.org.
Saya membayangkan Indonesia akan punya darah segar untuk kehidupan politik jika
anak-anak muda lebih banyak terlibat dan turun tangan.
Hasil suara dalam Pilpres kemarin memiliki
angka yang sangat beda tipis, bagaimana pandangan Anda melihat fenomena
tersebut?
Ya, itulah
serunya. Seperti saya bilang tadi, kedua figur sama-sama kuat, pendukungnya
juga hampir sama banyak. Belum tentu kita akan melihat pemilu seseru itu lagi
ke depannya. Saya rasa terjadi pembelajaran politik luar biasa bagi masyarakat
Indonesia lewat Pemilu 2014. Para pemegang kekuasaan ke depan juga harus
semakin mencermati kecerdasan dan kritisnya para pemilih di pemilu-pemilu
depan.
Bagaimana tanggapan Anda soal adanya gugatan-gugatan sengketa hasil pilpres?
Saya rasa
sebagai pihak yang kalah wajar saja kalau memang ada keinginan untuk
memperjuangkan hasil semaksimal mungkin, selama masih di koridor yang wajar dan
diperbolehkan secara hukum sih menurut saya sah-sah saja. Walaupun memang
terkadang saya menilai secara luas masyarakat akan lebih dimudahkan jika semua
pihak percaya dan berserah pada hasil dan kemudian segera beriorientasi ke masa
depan ketimbang meributkan keputusan yang sudah final. Karena meskipun tipis,
tetap saja kita bicara hitungan jutaan suara.
Bagaimana tanggapan Anda
soal rencana KPU yang akan menerapakan e-voting dalam pemilu mendatang?
Setujukah Anda dengan rencana ini? Tolong berikan kritik dan saran agar ke
depannya KPU semakin baik?
Saya sih
setuju dengan e-voting, selama memang terdukung oleh infrastruktur internet dan
sekuritas yang baik. Bagaimanapun juga pemilu manual itu mahal, memakan begitu
banyak sumber daya, dan juga makan waktu. Dengan perkembangan teknologi di
dunia saat ini, bukan tidak mungkin bagi Indonesia untuk mulai menerapkan
e-voting. Apalagi dengan bentuk negara kepulauan, akan jauh lebih efisien
karena kita bisa memangkas banyak aspek logistik lewat internet. (itu sekaligus
jadi masukan dari saya untuk KPU)