Apa saja kesibukan Mbak Dewi
saat ini?
Saya baru saja meluncurkan buku baru, kumpulan cerita berjudul Madre yang merupakan kumpulan karya saya selama lima tahun
terakhir. Selebihnya sih lebih banyak kerja dari rumah, dan mengurus anak
tentunya.
Dari beberapa e-mail kita, aku lihat
perhatian Mbak Dewi sangat besar untuk keluarga, khususnya anak-anak. Hal apa
yang mendasari hal tersebut? Adakah yang bisa dibagikan kepada pembaca Her World
secara khusus, dan perempuan Indonesia secara umum?
Sudah jadi komitmen saya dengan suami untuk full mengurus anak bungsu kami, Atisha yang sekarang baru 20 bulan.
Anak kami yang pertama, Keenan, juga baru kelas 1 SD (sekarang naik kelas 2).
Jadi banyak sekali hal-hal yang sifatnya transisional bagi anak-anak seumur
mereka. Dari mulai perkembangan mental, fisik, sampai aktivitas. Bagi kami
periode itu sangat krusial, tidak akan terulang lagi, jadi sayang kalau
terlewat. Sementara saya berprinsip kalau pekerjaan sih bisa menunggu, akan ada
saatnya saya bisa kembali full bekerja seperti dulu. Lagipula, banyak di rumah
bersama anak itu ternyata lebih menyenangkan.
Supernova KPBJ menjadi salah satu karya
yang diterbitkan dalam bahasa Inggris, bagaimana perasaan dan apa pendapat Mbak
Dewi tentang hal tersebut?
Bagi saya itu impian yang jadi kenyataan. Memang tidak mudah untuk buku
lokal menembus pasar internasional, dan diterjemahkan saja bukanlah jaminan
buku tersebut akan bagus penjualannya. Namun bagi saya, dan juga Yayasan Lontar
- yang menerbitkannya, penerjemahan karya pustaka Indonesia adalah penting
untuk memperkenalkan kultur, masyarakat, dan Indonesia secara keseluruhan
kepada dunia, karena sastra adalah karya kompleks yang mencerminkan lebih dari
sekadar kisah, melainkan juga budaya sebuah bangsa.
Saat ini, Mbak Dewi (tampaknya) lebih
dikenal sebagai novelis, apakah memang ini yang menjadi cita-cita Mbak sejak
awal? Tolong ceritakan.
Saya nggak pernah bercita-cita secara spesifik menjadi penulis. Yang
saya tahu sejak kecil, hobi saya adalah musik dan menulis, dan saya
mengembangkannya sedemikian rupa selama bertahun-tahun sehingga akhirnya bisa
menjadi profesi. Prinsip saya dalam bekerja adalah realistis dan situasional,
artinya mana yang bisa dan feasible untuk
saya kerjakan saat ini, itulah yang saya jalankan. Dengan pilihan saya untuk
lebih banyak di rumah dan fokus pada keluarga, otomatis menulis menjadi lebih convenient, karena saya dimungkinkan
untuk banyak di rumah. Kalau satu saat situasinya berubah lagi, anak-anak sudah
lebih independen misalnya, ya, prioritas karier saya bisa berubah lagi juga.
Namun bidangnya nggak akan lepas dari hobi saya.
Adakah hal-hal tertentu yang ingin Mbak
sampaikan melalui tulisan-tulisan Mbak kepada para pembaca?
Intinya, saya menulis apa yang saya suka baca. Artinya, saya menuliskan
minat saya sendiri. Hal-hal yang saya tulis cenderung berbau transendental,
spiritual, tapi dalam kemasan yang relatif mudah dicerna. Hal itu jugalah yang
saya suka dan saya cari ketika saya membaca buku. Jadi dalam hal ini saya
memposisikan diri saya sebagai pembaca.
Adakah bidang lain yang menjadi passion
Mbak Dewi, selain menulis? Kalau nggak salah, aku pernah baca di blog Mbak Dewi
kalau Mbak juga hobi dengan masak dan makan? Bisa ceritakan tentang hal
tersebut?
Saya senang masak dari kecil, tapi sempat berhenti lama. Setelah
berkeluarga, minat itu muncul lagi. Selain masak, saya senang tanaman. Punya
keinginan kursus serius merangkai bunga, tapi belum kesampaian. Saat ini lebih
banyak sibuk di kebun sendiri, bercocok-tanam.
Mbak Dewi apakah masih aktif menulis di
blog? Alasannya? Soalnya aku lihat (kayaknya) terakhir nulis di blog tahun 2009.
Blog Dee-Idea itu dibuat untuk menampung tulisan-tulisan nonfiksi yang
sifatnya random. Dan bagi saya, per
saat ini kumpulan tulisan yang saya buat sudah cukup dari segi jumlah. Jadi
saya memang berencana untuk menutup blog tersebut. Barangkali satu saat akan
saya jadikan buku. Kegiatan blogging
mungkin masih akan berjalan tapi dalam format dan konsep yang berbeda. Jadi
nggak sama dengan Dee-Idea lagi. Untuk interaksi dengan pembaca, saya sekarang
lebih memilih lewat jalur Twitter.
Apa yang menjadi pencapaian terbesar Mbak
Dewi sejauh ini?
Mengalami gentle birth saat
bersalin Atisha. Bagi saya, peristiwa itu sangat luar biasa dan menguatkan saya
secara fisik, mental, dan spiritual.
Menurut Mbak, apa yang membuat seorang
perempuan menjadi powerful?
Terus terang, pemahaman saya tentang esensi keperempuanan mengalami
banyak transisi. Terutama ketika saya belajar memahami sifat feminin dan
maskulin secara energetik. Menurut saya, selama ini kita cenderung fokus pada
pencapaian eksternal seorang perempuan. Kalau perempuan berkarier hebat,
berpendidikan tinggi, berpengaruh secara politis, kita lantas mencapnya
"powerful". Namun sebetulnya orientasi external achievement pada hakikatnya sangatlah maskulin. Jadi kita
seperti menghargai perempuan yang punya kualitas maskulin kuat, dan bukan
kualitas feminin yang kuat. Maskulin di sini bukan berarti tomboy, dan feminin juga bukan berarti girly, melainkan dalam dari itu. Bagi saya perempuan yang powerful
dalam arti sesungguhnya adalah perempuan yang "grounded", punya koneksi kuat pada tubuhnya, pada alam,
pada intuisinya, dan mentally &
spiritually secured.
Apa yang menjadi kekuatan
terbesar Mbak Dewi?
Saat saya berfungsi sehari-hari, kekuatan terbesar adalah dari keluarga
saya. Namun selalu ada kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri, yang
bahkan pemikiran kita tidak bisa memahaminya.
Berkaitan dengan ulang tahun Indonesia,
cara Mbak Dewi dalam mewujudkan rasa cinta pada Indonesia?
Terus berkarya, dan memberikan yang terbaik ke dalam karya tersebut.
Siapa sosok perempuan powerful yang
menjadi inspirasi Mbak Dewi dan apa alasannya?
Saya sangat mengagumi Robin Lim, seorang bidan dan pemilik klinik
bersalin Bumi Sehat di Ubud. Ibu Robin ini baru saja dapat award dari Kick Andy
dan juga menjadi salah satu CNN Heroes. Saya kenal langsung dengan beliau dan
sering mampir ke Bumi Sehat setiap kali ke Ubud. Dedikasi, semangat, dan
ketulusan Beliau sangat luar biasa. Dan bukan hanya Robin seorang bidan yang
membantu ribuan ibu, beliau juga penulis yang menulis buku tentang kehamilan,
persalinan, buku puisi, fiksi, dsb. Beliau sangat mengagumkan.