Saya yakin, bahwa Dewi juga pernah mengalami masa-masa
pencarian dan keraguan yang meliputi makna hidup, Tuhan, dan kebahagiaan. Kegelisahan
atau pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang kerap muncul di benak Dewi saat
itu? Bagaimana prosesnya perjalanan pencarian Dewi hingga akhirnya menemukan
jawaban tersebut? Berapa lama?
Saya
nggak tahu persis berapa lama, sejak kecil memang saya sudah tertarik dengan
pertanyaan-pertanyaan eksistensial. Tahun 1998 saya mengalami peristiwa yang
membuat saya harus mempertanyakan ulang arti cinta, dan setelah itu pertanyaan
saya berkembang menjadi arti hidup, lalu arti Tuhan. Dan setelah itu saya
bertemu dengan buku Conversation With God yang di dalamnya banyak beresonansi
dengan perenungan saya selama itu. Hingga akhirnya tahun 1999 saya mengalami
semacam epifani, semacam ekstase spiritual, dan sejak itu pandangan saya
tentang Tuhan, agama, cinta, hidup, berubah sama sekali.
Apakah Dewi juga pernah melakukan perjalanan jauh
untuk mendapatkan jawaban itu, misalnya ke Nepal, atau negara-negara lain?
Menurut salah satu sumber, Dewi dan suami berencana untuk melakukan perjalanan spiritual
ke Peru? Bisa dishare kisahnya, tentang tujuan dari Dewi dan suami?
Enggak
sih, saya belum sampai melakukan perjalanan jauh, walaupun keinginan ada. Tapi
saya sering ikut retreat meditasi, salah satunya ke Hong Kong, untuk ikut
retreat bersama Thich Nhat Hanh. Rencana ke Peru sebagian besar dengan tujuan
riset untuk novel saya Supernova Partikel, tapi terpaksa ditunda karena
kehamilan. Tapi di Peru saya memang ingin mengunjungi situs-situs sakral dan
ikut ritual sakral Ayahuasca bersama shaman di sana.
Adakah trauma atau sebuah kejadian yang membuat Dewi
merasa gelisah, namun berhasil "disembuhkan" ketika Dewi akhirnya
menemukan pencerahan itu? Bisa di-share kisahnya?
Sejak
saya meditasi sebetulnya saya juga belajar bahwa hidup adalah kesempatan untuk
menyembuhkan rangkaian trauma, dan trauma ini kita dapat bukan hanya dari
kehidupan sekarang, tapi juga kehidupan-kehidupan lampau yang kemudian tertanam
di DNA kita. Jadi nggak ada satu kejadian yang spesifik sih, tapi begitu banyak
penyembuhan yang saya alami sejak mendalami meditasi.
Meminjam istilah Oprah Winfrey, apa "a-ha
moment" Dewi, dan kapan serta bagaimana Dewi mendapatkan momen itu?
Tahun
1999, saya mengalami peristiwa di mana terjadi komunikasi langsung antara saya
dengan “the higher self”, yah, namanya bisa macam-macam, orang ada yang
menyebut Tuhan, dsb. Lalu tahun 2000 saya mendapat peristiwa visualisasi yang
juga mengubah pandangan saya tentang realitas selama ini. Dan waktu saya
belajar meditasi vipassana di Mendut, saya juga mengalami bahwa segala sesuatu
tidak ada yang permanen termasuk apa yang kita sebut sebagai “diri” atau “self”.
Pada tahun 2007, saat mengikuti retreat Enlightenment Intensive di Ubud, saya
mendarat di present moment yang sangat
powerful bagi saya saat itu. Bagi saya, kompilasi peristiwa-peristiwa tadi
tidak lain adalah proses evolusi pribadi saya. Caranya bermacam-macam dan a-ha moment-nya juga macam-macam.
Seperti apa konsep kebahagiaan bagi Dewi? Adakah
perbedaannya sebelum dan sesudah Dewi menemukan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan pada nomor satu?
Kebahagiaan
bukanlah yang terpenting meski itu adalah yang semua orang cari. Kesadaran atau
keelingan lebih penting. Karena kebahagiaan juga pada akhirnya pudar, sama
dengan kedukaan. Nggak ada orang yang terus-terusan bahagia, nggak ada juga
orang yang terus-terusan susah, semuanya berganti-ganti dan nggak ada yang
tetap. Namun menyadari keduanya sebagai fenomena dan menyambut keduanya dengan
tangan yang sama-sama terbukalah yang membuat hidup ini lebih mudah dan
realistis untuk dijalani.
Bisa tolong di-share, perubahan pada pribadi Dewi: The
"Then Dewi" and "Now Dewi" setelah mendapat pencerahan.
Menurut
saya pencerahan itu bukan sesuatu yang fixed, tapi terus berjalan dan berubah.
Saya lima menit yang lalu pun tidak sama dengan Dewi yang sekarang. Secara
global, saya merasa lebih realistis dan lebih santai.