Wednesday, December 10, 2014

Aplaus Magazine | Supernova PARTIKEL | Mei, 2012


Selamat untuk buku terbarunya PARTIKEL. Denger-denger, dari Petir ke Partikel jeda waktunya 8 tahun, ya? Kok bisa lama jeda waktunya? Ceritain dong...

Sudah saya ceritakan panjang lebar di Kata Pengantar-nya, hehe. Yang jelas, memang butuh kumulasi ilmu pengetahuan, informasi, dan juga ketertarikan saya untuk bisa menuliskan Partikel sebagaimana naskah yang terbit ini. Singkat kata, semua karya punya timing-nya masing-masing. Untuk Partikel, timing tersebut adalah April 2012.

Kalau kita baca di Twitter, sambutan orang-orang terhadap keluarnya buku PARTIKEL ini sangat luar biasa. Sejauh ini sudah berapa buku yang terjual?

Saya belum cek lagi persisnya. Setahu saya, Partikel langsung dicetak 40.000 eksemplar, dan sekarang hampir semua sudah diserap pasar.

Berapa lama proses membuat PARTIKEL ini? Ada cerita seru yang bisa diceritakan? Dan sebenernya hal atau goal apa yang ingin disampaikan lewat buku ini?

Proses menulis intensifnya antara 10-12 bulan. Sementara mengumpulkan informasi dan riset pustakanya sendiri sudah berjalan bertahun-tahun seiring waktu saja. Tema Partikel dari dulu memang sudah saya putuskan lingkungan hidup. Pesan utamanya kurang lebih adalah untuk manusia bisa menggeser perspektif dari penguasa Bumi menjadi pemelihara Bumi.

Kita tahu Dee telah banyak melahirkan buku-buku yang bagus dan mendapat sambutan yang luar biasa. Ada Kesatria, Puteri dan Bintang Jatuh, Akar, Petir, Perahu Kertas, kumpulan prosa Filosofi Kopi, Rectoverso, Madre, dan yang terakhir PARTIKEL. Dari sekian banyak buku yang sudah dikeluarkan, buku mana yang proses kreatifnya paling susah atau banyak mengalami kendala?

Kalau dari sisi risetnya sih yang paling kompleks Partikel ya, tapi dibilang susah juga sebetulnya bukan susah karena saya sendiri memang bersemangat dan menyukai topik-topik yang disajikan Partikel. Tantangannya lebih ke waktu untuk menulis. Karena Partikel saya tulis dalam kondisi sudah ada dua anak, yang satu masih batita dan butuh banyak perhatian, jadi yang menantang adalah menyisihkan waktu dan fokus untuk menulis intensif. 

Buku dengan penjualan tertinggi di antara buku-bukunya "Dee" yang mana nih?

Secara kumulatif, serial Supernova, khususnya episode pertama (Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh) tentunya adalah yang tertinggi karena terbitnya juga sudah dari 2001.

Perahu Kertas akan dibuat filmnya, apakah ada campur tangan Dee di dalam film ini? Dan denger-denger Filosofi Kopi juga bakal difilmkan ya?

Saya menuliskan naskahnya untuk Perahu Kertas. Filosofi  Kopi akan digarap jadi film pendek oleh Angga Sasongko. Dan Rectoverso juga akan menjadi film omnibus yang melibatkan lima sutradara perempuan, diproduseri oleh Marcella Zalianty. Tapi yang melibatkan saya hingga skenario hanya Perahu Kertas.

Di antara kumpulan prosa Dee,  yang mana yang paling difavoritin?

Sejauh ini ada 3 antologi: Filosofi Kopi, Rectoverso, dan Madre. Saya rasa biar pembaca saja yang memilih favoritnya yang mana. Karena bagi saya, ketiga-tiganya berbeda dan memiliki karakteristik unik yang nggak bisa dibandingkan.

Next project apa nih, Mbak? Kasih bocoran, dong.

Menulis serial Supernova selanjutnya, yakni Gelombang. Tapi saya belum mulai, masih rehat dari proses Partikel kemarin.

Pertanyaan terakhir nih, Mbak. Lebih enjoy mana menulis lirik lagu atau menulis buku?

Menulis buku. Puasnya sih sama, tapi buku lebih memiliki ruang luas untuk berkreasi dan beropini. Ruang dalam lagu tidak selebar itu.