Selang
waktu yang singkat antara premiere Perahu Kertas 1 dan 2 ini, hal apa saja yang
dilakukan crew untuk persiapan film Perahu Kertas 2? Mengingat sudah tidak
dilakukan lagi syuting.
Untuk proses Perahu Kertas 2 tentunya semuanya adalah tahap pascaproduksi (post-pro) yang meliputi editing, mixing audio, pembuatan scoring, dan persiapan promosi. Kalau ada yang melibatkan hanya cast hanya dalam bentuk dubbing ulang jika diperlukan.
Kendala apa yang dirasa paling susah dalam proses pascaproduksi Perahu Kertas 2 ini?
Waktu yang tersedia amat singkat, dan juga para produser maupun sutradara sudah mulai memasuki jadwal kesibukan lain dengan proyek film lain, jadi untuk bisa mengumpulkan semua orang cukup susah. Dan itu juga dirasakan oleh editor, pembuat musik scoring, desainer audio, dan semua yang terlibat di pascaproduksi. Dalam waktu singkat mereka tetap harus memberikan yang terbaik.
Sebagai penulis novel sudahkah Dee merasa puas atas visualisasi Perahu Kertas dalam bentuk film? Mengapa?
Sebagai penulis, saya lebih banyak merasakan haru. Bagi saya, visualisasi Perahu Kertas adalah sebuah mimpi panjang yang akhirnya menjadi kenyataan. Sebagai film, saya memahami dan menerima jika Perahu Kertas tetap ada kekurangan di sana-sini. Hal itu wajar dalam proses berkarya, karena saya sering diperhadapkan di situasi serupa dalam buku saya sendiri. Ketika selesai menjadi buku, barulah terlihat revisi yang perlu saya lakukan, meski buku itu sudah melalui proses editing. Bedanya, dalam film kita tidak memiliki keleluasaan itu. Prosesnya harus sekali jadi. Tapi, secara keseluruhan, saya lumayan puas, kok.
Sebagai penulis skenario sudahkah Dee merasa bisa mentransfer energi kuat yang terdapat pada novel ke dalam script film?
Saya rasa nyawa cerita Perahu Kertas tetap utuh hadir dalam filmnya. Jika ada yang merasa bahwa adegan tertentu harus ada dan nggak ada, bagi saya itu hanya masalah preferensi dan subjektivitas kecintaan kita pada detail tertentu, yang mana semua orang akan punya pendapat berbeda-beda. Namun, esensi perjuangan cinta dan cita-cita yang dihadapi oleh Kugy dan Keenan serta tokoh-tokoh lain dalam cerita, bagi saya tetap utuh dan serupa.
Gambarkan film Perahu Kertas 2 ini dalam tiga kata?
Romantis, manis, dan menyentuh.
Untuk proses Perahu Kertas 2 tentunya semuanya adalah tahap pascaproduksi (post-pro) yang meliputi editing, mixing audio, pembuatan scoring, dan persiapan promosi. Kalau ada yang melibatkan hanya cast hanya dalam bentuk dubbing ulang jika diperlukan.
Kendala apa yang dirasa paling susah dalam proses pascaproduksi Perahu Kertas 2 ini?
Waktu yang tersedia amat singkat, dan juga para produser maupun sutradara sudah mulai memasuki jadwal kesibukan lain dengan proyek film lain, jadi untuk bisa mengumpulkan semua orang cukup susah. Dan itu juga dirasakan oleh editor, pembuat musik scoring, desainer audio, dan semua yang terlibat di pascaproduksi. Dalam waktu singkat mereka tetap harus memberikan yang terbaik.
Sebagai penulis novel sudahkah Dee merasa puas atas visualisasi Perahu Kertas dalam bentuk film? Mengapa?
Sebagai penulis, saya lebih banyak merasakan haru. Bagi saya, visualisasi Perahu Kertas adalah sebuah mimpi panjang yang akhirnya menjadi kenyataan. Sebagai film, saya memahami dan menerima jika Perahu Kertas tetap ada kekurangan di sana-sini. Hal itu wajar dalam proses berkarya, karena saya sering diperhadapkan di situasi serupa dalam buku saya sendiri. Ketika selesai menjadi buku, barulah terlihat revisi yang perlu saya lakukan, meski buku itu sudah melalui proses editing. Bedanya, dalam film kita tidak memiliki keleluasaan itu. Prosesnya harus sekali jadi. Tapi, secara keseluruhan, saya lumayan puas, kok.
Sebagai penulis skenario sudahkah Dee merasa bisa mentransfer energi kuat yang terdapat pada novel ke dalam script film?
Saya rasa nyawa cerita Perahu Kertas tetap utuh hadir dalam filmnya. Jika ada yang merasa bahwa adegan tertentu harus ada dan nggak ada, bagi saya itu hanya masalah preferensi dan subjektivitas kecintaan kita pada detail tertentu, yang mana semua orang akan punya pendapat berbeda-beda. Namun, esensi perjuangan cinta dan cita-cita yang dihadapi oleh Kugy dan Keenan serta tokoh-tokoh lain dalam cerita, bagi saya tetap utuh dan serupa.
Gambarkan film Perahu Kertas 2 ini dalam tiga kata?
Romantis, manis, dan menyentuh.