Bagaimana awal mula Dee mencintai dunia tulis? Apa yang
sebetulnya mendorong Dee untuk menulis fiksi?
Senang
menulisnya sudah dari kecil. Saya memang punya dorongan kuat untuk mengkhayal,
membayangkan dunia lain, menyusun alur cerita, dsb. Kakak-kakak saya senang
membaca, jadi saya ikut kebagian membaca buku-buku cerita mereka. Itu juga
salah satu faktor yang mendorong saya tertarik menulis fiksi.
Apa hambatan dari menulis?
Untuk
saat ini hambatan saya adalah waktu dan kesempatan untuk duduk lama menulis.
Setelah punya anak, apalagi sekarang yang bungsu juga belum dua tahun dan yang
sulung baru masuk SD, otomatis waktu saya terbagi banyak, antara menulis dan
mengurus anak dan rumah tangga. Saya bahkan harus cuti dari pekerjaan di luar rumah
dulu untuk sementara waktu, supaya masih bisa menulis buku dan nggak keteteran
mengurus anak-anak.
Bisa diceritakan proses pembuatan tulisan hingga akhirnya
sampai ke penerbitannya?
Simpel
saja, manuskrip selesai dulu, baru kontak penerbit. Beberapa buku saya juga pernah
saya terbitkan sendiri. Prosesnya kurang lebih sama. Setelah selesai manuskrip,
mulai godok dengan pihak penerbit perihal produksinya. Saya sudah punya tim
tetap untuk produksi, dari cover sampai lay-out, yang saya ikut supervisi sampai
selesai. Karena sudah sering dan terbiasa, jadi masing-masing pihak sudah tahu
apa yang dikerjakan.
Apa pendapat Dee tentang sastra Indonesia ? Apa pendapat
Dee tentang karya fiksi di Indonesia ?
Saya
lebih senang melihat dunia penerbitan secara global, ketimbang hanya
terkungkung di segmen sastra atau pun fiksi semata. Saya melihat dunia
penerbitan Indonesia saat ini semakin seru, banyak penerbit baru dan toko-toko
buku dengan konsep yang baik. Yang saya rasa agak melambat adalah regenerasi. Rasanya
sejak Angkatan 98 (Ayu Utami) menuju era sekarang, tidak terlalu banyak penulis
baru yang mencuat, sekalipun secara kuantitas bisa saja semakin banyak.
Ada yang bilang, perempuan lebih dekat dengan khasanah
sastra ketimbang laki-laki, menurut Anda ?
Menurut
saya sama-sama saja. Sejarah membuktikan, dulu dunia sastra lebih banyak
dimeriahkan oleh penulis laki-laki. Dan sekarang banyak yang berpendapat
penulis perempuan lebih mendominasi. Tapi secara esensi, menurut saya hal itu
tidak sepenuhnya masalah gender. Siapa pun yang punya kepekaan bahasa, akan
dekat dengan sastra.
Siapa pengarang yang berpengaruh pada dunia kepenulisan Anda? Mengapa? Siapa pengarang perempuan dunia dan Indonesia
yang anda suka? Mengapa? Karya pengarang laki-laki yang Anda suka? Mengapa?
Sapardi
Djoko Damono, beberapa bukunya pernah sangat mempengaruhi saya dalam menulis
lirik dan dalam membuat irama kata. Seno Gumira Ajidarma, karena mampu membuat
tulisan yang hidup. Ayu Utami, karena ketekunannya dalam mengulik bahasa. Penulis perempuan dunia, terus terang
saya nggak mengikuti banyak genre fiksi karena lebih suka nonfiksi, tapi buku
Ana Castillo pernah sangat berpengaruh bagi saya.
Pendapat Anda tentang
sastra perempuan atau perempuan bersastra?
Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya nggak pernah terlalu
fokus pada pemilahan gender dalam bersastra. Yang saya lihat, memang banyak
penulis perempuan yang disorot sejak 1998. Tapi dalam dunia perbukuan, menurut
saya gender bukan perihal yang esensial, pada akhirnya cerita apa pun yang
memiliki kedekatan batin dengan pembaca, dipasarkan dengan tepat, terjadi pada
momen yang tepat, akan menjadi karya yang mencuat.
Bagaimana tentang
pembaca Indonesia?
Sekarang ini pembaca Indonesia cukup dimanjakan dengan mudahnya
mencari buku, banyaknya toko buku online, taman bacaan yang lebih subur
ketimbang dulu-dulu, dsb. Jarak pembaca dan penulis juga semakin didekatkan
dengan adanya sosial media. Seorang pembaca pun bisa dengan cepat terakselerasi
menjadi "penulis" dengan media blogging. Jadi menurut saya dunia
pembaca di Indonesia, dan juga penulis, terasa lebih dinamis.
Komunitas membaca dan sastra menurut saya adalah salah satu
cara yang efektif untuk menghidupkan sastra Indonesia. Baik komunitas online
atau offline, keduanya berpotensi untuk menjaga semangat bersastra.
Apa yang Dee harapkan
dari dunia sastra di indonesia saat ini ?
Regenerasi penulis muda yang lebih cepat.
Sebutkan satu judul buku favorit yang Dee karang sendiri
? Mengapa?
Pertanyaan
sulit, karena menurut saya semua buku saya "tekstur"-nya lain-lain. Tapi saya
sangat terhibur dengan Petir (Supernova episode 3).
Sebutkan satu judul buku favorit dari penulis lain? Mengapa?
Untuk
fiksi saya sedang senang sekali dengan Ratawutt Lapcharoensap, penulis Thailand
yang menulis dalam Bahasa Inggris. Bukunya yang saya baca berjudul Sightseeing. Sangat menginspirasi buat saya.
Menjelaskan Air Mata
1 year ago