Monday, April 27, 2015

Free Magazine | Simangunsong Sisters & Gelombang | Januari, 2015 | by Mikhail Teguh Pribadi


Simangunsong Sisters
 
Bagaimana ide awalnya bisa tercetus untuk kumpul kembali ?

Sebenarnya nggak ada konsep “kumpul kembali” sih, karena secara formal kami memang nggak pernah menjadi satu group. Tapi dari kecil kami sering nyanyi bareng dan bermusik bareng. Kami saling membantu kalau satu sama lain bikin album solo atau proyek musik. Kami juga pernah ikut group vokal dan paduan suara bareng-bareng. Cuma memang yang jarang terjadi adalah kami bernyanyi untuk publik (umum) dengan tema di luar dari Natal / acara keluarga. Dan itu akhirnya kejadian di acara Tribute to Carpenters yang diadakan oleh @America.

Mengapa memilih The Carpenters sebagai perform awal untuk tampil ?

Itu pun sebetulnya bukan kami yang pilih. Salah satu kurator @America, Chico Hindarto, berteman baik dengan Imel, dan Chico terpikir untuk mengadakan Tribute to Carpenters sebagai salah satu program spesial @America. Chico lalu menghubungi Imel dan menanyakan apakah kami bertiga, sebagai bersaudara, mau tampil membawakan lagu-lagu Carpenters. Setelah ada tanggal yang kosong, akhirnya Imel mengiyakan. Bagi kami sih sebetulnya bukan Carpenters-nya yang utama, cuma pengalaman nyanyi bareng untuk publik umumlah yang menjadikan tawaran itu menarik.

Dengan kesibukan masing-masing yang berbeda dan superpadat, bagaimanakah kalian mengatur scheduling untuk latihan akhirnya tampil?

Terus terang latihan agak minim karena kesibukan masing-masing, terutama Arina yang super sibuk dengan Mocca, plus kami sudah tidak tinggal sekota. Jadi, kami latihan waktu kumpul keluarga pas Natal 2014, lalu pas Arina ada acara di Jakarta, Imel menyengajakan pergi ke Jakarta untuk latihan bareng. Kami latihan di rumah saya di BSD, sudah bareng dengan para pemusik tambahan, Jesse (drum) dan Chaka (bass), termasuk suami saya, Reza, yang “ditodong” jadi pianis tamu. Berikutnya, kami langsung ketemu di @America pas sound-check. Jadi, agak mepet memang. Untungnya beberapa lagu sudah familier karena sering dengar dari kecil. 

Ke depan, akankah kalian akan lebih sering tampil bersama seperti ini?

Ide itu menarik sih untuk dieksplorasi, yang jelas hanya bisa dilakukan kalau Arina sedang berada di Indonesia. Mudah-mudahan acara @America tempo lalu jadi pemicu untuk kesempatan tampil lainnya.

Sejauh mana The Carpenters menginspirasi kalian ?

Sejujurnya kami nggak pernah (setidaknya saya) merasa ngefans amat sama Carpenters, tapi setelah kami mengulik lagu-lagunya, ternyata banyak sekali lagu mereka yang sudah kami mainkan sejak kecil tanpa sadar. Banyak lagu Carpenters menjadi lagu-lagu pelajaran waktu kami les musik. Dan, Carpenters juga banyak menyanyikan lagu-lagu orang lain, termasuk lagu-lagu yang kami suka, seperti lagunya Jim Henson “Rainbow Connection”, lagunya Joe Raposo “Sing”, dan lagunya Neil Sedaka “Solitaire”. Di luar itu, lagu-lagu yang ditulis oleh Richard Carpenters-nya sendiri memang banyak yang bagus. Dan gara-gara ngulik untuk acara tempo hari, saya jadi mengapresiasi ulang kepiawaiannya menulis lagu.


Gelombang

Setelah merilis Novel Supernova #5 : Gelombang, adakah rencana untuk kembali bermusik ?

Ada, tapi saya kayaknya ingin mendahulukan menyelesaikan Supernova 6, setidaknya sampai manuskripnya selesai, baru bisa fokus ke proyek-proyek kreatif lain. Nggak bisa disambi.

Adakah plan untuk kembali mengadakan reuni bersama RSD ?

Sejauh ini belum. Kalau hanya untuk show saja sebenarnya kami terbuka, tapi memang kesempatannya belum ada.

Sejauh mana musik mempengaruhi seorang Dee untuk berkarya dalam menulis?

Sangat berpengaruh. Dan itu awalnya tidak saya sadari. Tapi semakin ke sini, saya makin sadar bahwa cara saya menulis dan menyusun kalimat itu sangat terpengaruh dengan bunyi dan tempo. Bagi saya kalimat yang dibacanya enak itu adalah kalimat yang juga enak dibunyikan, punya ritme, dan temponya pas dengan keseluruhan cerita. Feeling semacam itu saya dapatkan dari bermusik.

Siapa musisi saat ini yang menginspirasi Anda?

Saya selalu suka dengan singer/songwriter yang liriknya bagus. Dari dulu saya senangnya ya seputar Sarah McLachlan dan Indigo Girls. Yang agak baru saya suka Corrine May dan Sara Barreiles. Dari Indonesia, saya lagi suka Tulus.