Friday, May 12, 2017

YouthManual.Com | Menulis & UWRF | Oktober, 2016 | Laila Achmad


Hai, Mbak Dee. Lagi mengerjakan project apa sekarang?

Lagi tidak mengerjakan apa-apa alias rihat. Februari 2016 lalu saya menyelesaikan serial Supernova dengan merilis buku ke-6 sekaligus penutup yakni Inteligensi Embun Pagi, dan sekarang ini saya masih jeda dulu dari proses kreatif, mungkin hingga awal 2017.

Bagaimana awalnya Mbak Dee menjadi seorang penulis? Kapan dan bagaimana Mbak Dee sadar bahwa passion Mbak Dee adalah bidang ini?

Sejak kecil senang mengkhayal, mulai mencoba menulis sedikit serius sejak kelas 5 SD, dan pada tahun 2001, tepat ketika berulang tahun ke-25, saya menerbitkan buku pertama saya, Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

Menurut Mbak Dee, etos kerja atau karakter seperti apa yang diperlukan untuk menjadi seorang penulis yang baik?

Mau belajar, memelihara rasa ingin tahu, punya disiplin, dan jeli mengamati keadaan sekitar termasuk mengamati batinnya sendiri.

Menurut Mbak Dee, bagaimana prospek karir penulis di Indonesia? Mengingat industri ini memiliki banyak sekali pesaing.

Sebagai karier, tentu permasalahannya bukan kreativitas atau pesaing semata-mata, tapi industri perbukuan secara keseluruhan. Untuk beberapa penulis yang berhasil, sekarang ini bukannya tidak mungkin mengandalkan profesi penulis sebagai sumber mata pencaharian. Tapi, hal ini bukan hal yang mudah dicapai. Tidak ada formula pasti agar buku kita bisa jadi best-seller, kalau formula itu ada, harusnya semua buku bisa jadi best-seller. Kenyataannya, tidak. Jadi, saya lebih fokus untuk menuliskan topik yang saya sukai, berusaha bekerja sebaik mungkin. Itu lebih penting daripada fokus kepada meraba kemauan pasar. Saya percaya basis pembaca itu bisa diciptakan.

Apa yang paling Mbak Dee sukai dari menjadi seorang penulis, dan apa tantangannnya?

Menciptakan semesta kehidupan dan menjadi rahim dari sebuah kehidupan. Tantangan utama bagi saya adalah menjaga keseimbangan dalam keseharian dan waktu saya agar tetap fungsional di hal-hal lain di luar menulis. 

Siapa penulis atau penulis idola Mbak Dee, dan kenapa?

Banyak. Salah satunya Graham Hancock. Karyanya kebanyakan nonfiksi, meski ada beberapa yang fiksi. Dedikasinya untuk sebuah topik, melakukan penelitian, dan menuangkannya ke dalam tulisan, sangat luar biasa.

Cerita, dong, tentang awalnya ide menulis buku Perahu Kertas. Bagaimana mendalami dunia anak muda untuk membangun tokoh Keenan dan Kugy?

Perahu Kertas adalah cerita yang aslinya saya tulis semasa kuliah, tahun 1996. Saya ingin membuat cerita cinta yang elegan dalam format cerita bersambung. Namun, karena waktu itu (dan sekarang) sudah tidak banyak media yang memuat cerita bersambung, akhirnya saya jadikan novel. Saya tulis ulang tahun 2008 dengan setting waktu yang sedikit dimajukan. Tidak terlalu sulit sebetulnya untuk mendalami dunia Keenan dan Kugy. Plus, saya waktu itu menyewa kamar kos untuk menulis, tetangga saya mahasiswi semua. Jadi, sedikit banyak itu juga membantu.

Pengalaman apa yang paling berkesan selama membuat Perahu Kertas?

Waktu itu saya mencoba metode menulis yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, yakni menentukan deadline terlebih dahulu dan kemudian mengumumkan deadline tersebut ke publik. Jadi, ada ekstra tekanan. Akibatnya, saya jadi lebih fokus. Metode itu akhirnya saya pakai terus, walaupun tidak selalu mengumumkan deadline saya ke publik.

Boleh minta lima tips bagi anak muda yang ingin memulai menjadi penulis? (Bagaimana mencari inspirasi sampai bagaimana memotivasi diri sendiri untuk terus menulis)

Ciptakan ruang dan waktu yang rutin untuk menulis. Dua jam per hari, misalnya. Buat target tenggat waktu dan agenda kerja, dan berusahalah untuk mematuhinya. Coba selesaikan sebuah karya, apapun formatnya. Biasanya,  begitu seseorang sudah berhasil menamatkan sebuah karya, ia akan punya kepercayaan diri untuk meneruskan ke karya berikutnya. Tidak usah untuk diterbitkan dulu juga tidak apa-apa. Yang penting berlatih.

Waktu kuliah, bagaimana, sih, profil dan aktivitas Mbak Dee secara garis besar? (berprestasi secara akademis? Suka berorganisasi? Suka nongkrong di kampus?)

Saya sudah memulai karier jadi penyanyi dari awal masuk kuliah, jadi saya tidak punya banyak kesempatan terlibat di aktivitas kampus karena sudah sibuk membagi waktu antara kuliah dan karier. Kedatangan saya ke kampus lebih seperlunya saja. Tidak juga punya ambisi berprestasi secara akademis. Lebih sering menahan kantuk ketika kuliah. Tapi ketika skripsi, saya akhirnya menemukan topik yang benar-benar menarik dan mendadak saya jadi serius banget belajar. Sayangnya, itu baru terjadi menjelang saya lulus, hehe.

First job Mbak Dee dulu apa? Kenapa memilih pekerjaan itu? How did you like it? Tell us more about it!

Jadi penari. Tahun 1990, kelas 1 SMA. Pementasan pertama saya honornya saya belikan tas sekolah dan empat jam tangan Kura-Kura Ninja. Motivasinya lebih karena iseng mencoba dan kebetulan klub dance saya itu dapat porsi di sebuah pertunjukan besar, jadi saya langsung dilibatkan secara profesional. I stayed in the dance club for one year. I didn’t enjoy it as much as I enjoyed singing and music, to be honest. Tapi, itu adalah pengalaman berharga yang tak terlupakan.

Apa skill yang dipelajari di luar bangku sekolah, tapi bermanfaat untuk profesi Mbak Dee sekarang?

Musik. Saya les piano, dan itu menjadi basis saya untuk menciptakan lagu. Untuk nyanyi saya otodidak, lebih karena aktif di paduan suara dan grup vokal sejak kecil, baik di gereja maupun di ekskul sekolah.

Boleh cerita tentang satu contoh kegagalan Mbak Dee dalam karier ataupun studi? Apa yang bikin kembali bersemangat?

Saking sibuknya di paduan suara dan grup vokal, waktu kelas 2 SMA saya sempat jadi ranking 49 dari 51 siswa. Itu rekor akademik saya terburuk. Tapi, saya nggak nyesal-nyesal amat, karena saya tahu itu bukan karena saya bodoh, tapi karena saya fokus ke hal lain. Pada saat bersamaan, saat itu saya memimpin seksi kesenian di sekolah, dan SMA saya mendapatkan prestasi puncaknya di ajang-ajang perlombaan musik. 

Kalau nggak jadi penulis atau penyanyi, kira-kira seorang Dewi Lestari bakal berprofesi sebagai apa?

Mungkin jadi juru masak dan buka restoran.

Hal apa yang Mbak Dee lakukan dulu ketika kuliah tapi nggak dilakukan oleh teman-teman sehingga Mbak Dee bisa sukses seperti sekarang?

Saya kurang tahu pasti karena tidak mengecek kegiatan semua teman saya. Saya hanya merasa beruntung karena bisa mengidentifikasi passion saya sejak cukup awal dan cukup serius untuk menggelutinya.

Mbak Dee bakal mengisi acara di Ubud Writers and Readers Festival 2016, apa hal yang paling bikin Mbak Dee excited?

Hadir di UWRF selalu menyenangkan karena bukan cuma berkesempatan untuk melihat banyak sesi menarik dari penulis berkualitas, tapi juga atmosfer kreatif yang bisa kita nikmati hanya dengan hadir di sana selama UWRF. Untuk UWRF kali ini saya juga akan berkesempatan untuk membahas perjalanan serial Supernova. That will be exciting for me.

Menurut Mbak Dee, Kalau anak-anak muda ke UWRF, kira-kira apa benefit yang bisa mereka ambil?

Seperti yang saya bilang tadi, berada di sana saja sudah pasti bisa merasakan atmosfer kreatif yang kental. It’s so refreshing and invigorating. Menyaksikan begitu banyak orang kreatif berkumpul dan berbagi pengalaman mereka, menurut saya sudah merupakan manfaat yang luar biasa.

What would you say to your 20-year-old self?

The best is yet to come.