Friday, February 19, 2016

Mediaselebriti.Com | Supernova IEP | Februari, 2016 | by Ajie Fabregas

-->
Apa makna di balik judul Inteligensi Embun Pagi di Supernova terakhir ini?

Agak sulit mengungkap makna Inteligensi Embun Pagi tanpa membuka sebagian isi cerita, yang mana saat ini menjadi perihal sensitif karena bisa dianggap spoiler. Yang jelas, Inteligensi Embun Pagi (IEP) menyiratkan kecerdasan alam semesta sebagai salah satu kekuatan yang menggulirkan kehidupan, dan itu punya keterkaitan konteks dengan isi cerita. Selain itu, saya menyukai rangkaian kata Inteligensi Embun Pagi dan bagaimana kalimat itu dibunyikan.

Kenapa warna dasar kovernya berbeda dari seri-seri yang sebelumnya? Ada makna di balik itu?

Warna kover IEP bukan pilihan estetis, tapi berkaitan erat dengan konten cerita. IEP akan mengungkap sebuah tokoh baru, yang pada saat ini hanya akan hadir sebagai “intro” atau “teaser” awal saja, dan tokoh baru tersebut punya kaitan dengan warna mutiara, jadi secara teknis lebih tepat disebut putih mutiara ketimbang hanya putih saja.  

Boleh tahu latar tempat di Supernova IEP? Apakah di negeri yang jauh lagi? Apakah langsung riset tempat sendiri, atau melalui perantara orang lain?

Sebagaimana yang sudah diindikasikan di kelima episode sebelumnya, pada akhirnya puncak cerita akan terjadi di Indonesia. Jadi, di IEP hampir tidak ada setting di luar Indonesia. Kalau pun ada, hanya sepintas. Sebagian besar cerita terjadi di Indonesia, di setting yang selama ini sudah dikenal sebelumnya oleh pembaca, seperti Elektra Pop, rumah Dimas dan Reuben, rumah Zarah di Batu Luhur, dan sebagainya.

Ada pesan yang ingin Dee sampaikan kepada para pembaca? Kenapa harus baca Inteligensi Embun Pagi ini?

Bagi yang pernah mengikuti serial Supernova, tentunya membaca Inteligensi Embun Pagi adalah satu-satunya cara untuk tahu betul keseluruhan cerita. Saya penulis yang cenderung tidak punya pesan, setidaknya saya tidak meniatkan itu dengan sengaja. Supernova adalah hasil imajinasi dan penelusuran saya atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial, orang boleh sepakat, boleh terinspirasi, boleh juga tidak. Jadi, tidak ada yang “harus begini” atau “harus begitu”. Bagi saya pribadi, Supernova IEP adalah buku saya yang paling seru sejauh ini. Sayang kalau dilewatkan. Itu saja.

Kapan novelnya bakal mengisi rak-rak di toko buku seluruh Indonesia?

Tanggal 26 Februari rencananya. Mungkin untuk luar Jawa akan ada perbedaan waktu karena faktor distribusi, tapi untuk Pulau Jawa, bisa dipastikan tanggal 26 sudah ada.

Kabarnya ada pre-order edisi Supernova IEP yang bertandatangan, bisa dikasih tahu cara pesannya?

Ada toko-toko buku online yang bekerja sama dengan distributor (Mizan Media Utama) untuk membuka pre-order Supernova sejak tanggal 5 Februari hingga tanggal 23 Februari. Saat ini di beberapa toko buku, stok buku ber-TTD sudah habis. Melihat perkembangan terakhir, toko-toko buku konvensional juga ikut bergabung di promo pre-order ini. Kelebihan PO adalah peluang besar untuk mendapatkan edisi ber-TTD (selama persediaan masih ada, tentunya). Tapi, buku tetap akan dikirim sesudah tanggal 23 Feb, supaya rilisnya tetap kurang lebih bersamaan dengan toko buku konvensional. Jadi, bukan berarti yang PO baca duluan.

Tambahan, apa rencana ke depan setelah Supernova tamat? Bikin prekuelnyakah?

Saya tidak berpikir ke arah prekuel, sebenarnya. Setelah membaca IEP, pembaca akan menyadari bahwa sebenarnya KPBJ (episode pertama) adalah “intro” atau bisa dibilang prekuel. Kalaupun ada pengembangan, saya lebih tertarik untku mengembangkan cerita ke depan, bukan ke belakang. Hanya saat ini saya masih belum ingin menkonkretkan rencana proyek kreatif apa pun. Saya ingin istirahat dulu dari proses kreatif yang intens karena bisa dibilang saya menulis maraton dari tahun 2011 (mengerjakan manuskrip Partikel) hingga akhir 2015 (manuskrip IEP).

Terakhir, apa yang ingin seorang Dewi Lestari raih dalam 10 tahun ke depan?

Saya agak sulit menjawab pertanyaan futuristik. Untuk hal-hal seperti ini, dan untuk fase hidup saat ini, saya cenderung bertarget pendek-pendek saja. Dalam sepuluh tahun ke depan, mungkin saya sudah punya novel serial baru. Mungkin.