Wednesday, January 14, 2015

Info PEDAS - Bali's Lifestyle Magazine | Mimpi & Resolusi | Januari, 2015 | by Nurlailati Tha


Pada karya terbaru Anda seri Supernova: Gelombang, membahas tentang mimpi dan imajinasi. Menurut Anda, apa arti dari imajinasi?

Imajinasi bagi saya adalah sebuah realm, sebuah dimensi yang eksis secara paralel dengan realitas fisik. Manusia kreatif adalah manusia yang sering bolak-balik antar kedua dimensi ini. Dengan terlatih, mereka membangun akses dan koneksi dengan dimensi imajinasi.

Mengapa Anda mengambil tema mimpi dalam karya Anda tersebut?

Mimpi adalah misteri yang sejauh ini manusia modern baru bisa menggaruk permukaannya saja. Beberapa tradisi spiritual kuno malah jauh lebih advans menggali dimensi mimpi. Saya tertarik untuk mengangkatnya. Dan, tema mimpi yang dialami Alfa (tokoh utama dalam Gelombang) juga punya kesesuaian dengan plot besar Supernova, jadi klop.

Melalui seri Supernova: Gelombang ini, apakah ada pesan dan kesan yang ingin Anda sampaikan?

Saya jarang sekali punya misi pesan dan kesan dalam buku-buku saya. Kalaupun ada, itu lebih seperti efek sekunder ketimbang tujuan utama, yang biasanya pembacalah yang menarik kesimpulan dan kesan masing-masing. Tujuan utama saya dalam Gelombang adalah memberikan titik-titik terang bagi serial Supernova yang menjadi pijakan bagi episode final nanti. Dalam Gelombang, terungkap penjelasan tentang peran dan fungsi sebagian besar karakter dan sudah mulai ada gambaran kasar tentang misi mereka.

Bagaimana perasaan Anda setelah edisi terbaru Supernova telah terbit?

Senang dan lega, tentunya. Saya berhasil berkomitmen untuk tidak mengerjakan proyek menulis apa pun di jeda antara Partikel dan Gelombang. Bagi saya, itu prestasi tersendiri.

Setelah Gelombang, apakah ada seri selanjutnya dari Supernova?

Ada. Judulnya Inteligensi Embun Pagi.

Dari seri-seri Supernova, semua berhubungan dengan imajinasi, riset dan mimpi. Manakah yang lebih penting; imajinasi atau riset?

Imajinasi, tentunya. Riset hanyalah faktor pendukung. Riset tanpa imajinasi seperti pedati tanpa kuda. Punya bobot tapi nggak tahu mau dibawa ke mana.

Mengenai perayaan menjelang Tahun Baru, mimpi dan resolusi kan selalu berkaitan. Menurut Anda, apakah membuat resolusi itu penting? Apakah Anda termasuk orang yang membuat resolusi setiap tahunnya? Mengapa?

Mimpi bagi saya lebih dekat ke angan-angan. Resolusi itu lebih dekat ke to-do-list, yang artinya mimpi yang sudah dibuat konkret dan ketahuan “step-by-step”-nya apa. Umur 20-an saya masih rajin bikin resolusi, mungkin karena mimpinya masih lebih abstrak, hehe. Sekarang sih bagi saya resolusi tahun baru itu penting-penting-enggak. Tanpa bikin resolusi pun sekarang saya sudah tahu agenda besar saya apa, misalnya untuk 2015 adalah menyelesaikan draf Supernova 6, ya sudah, itu saja.

Hal apa saja yang menginspirasi Anda untuk menciptakan karya-karya yang mampu “menghipnotis” pembaca karya maupun pendengar musik Anda?

Saya terinspirasi oleh banyak hal, dari apa yang saya amati dan rasakan melalui panca indera. Kalau masalah “menghipnotis” pembaca atau pendengar, saya rasa itu sudah ada campur tangan skill. Bukan semata-mata inspirasi. Jadi, bagaimana kita membuat cerita yang plotnya merekat atensi pembaca, itu ada skill-nya. Bagaimana kesesuaian melodi dan lirik, itu ada aspek yang namanya prosody. Dan tentu saja, ada faktor keberuntungan juga. Pada intinya, sebagai kreator kita nggak bisa punya kendali bagaimana efek karya kita ke para penikmatnya, yang kita bisa lakukan hanyalah mengerjakannya sebaik mungkin, memanfaatkan ide yang kita punya dan skill yang kita asah.

Bagaimana cara Anda mengatasi writer’s block?

Kalau writer’s block ringan saya biasanya mandi, gerak badan, ke spa. Pokoknya yang relaks dan menyenangkan. Kalau writer’s block berat biasanya itu lebih ke aspek teknis, harus ada elemen cerita yang dibongkar atau bahkan seluruh cerita harus digugurkan dan ditulis ulang.

Apa resolusi yang ingin Anda capai untuk tahun 2015?

Menyelesaikan draf Supernova 6 dan berhasil menuntaskan satu bulan program ayurvedic balancing hasil konsultasi saya dengan seorang praktisi Ayurveda. Lumayan berat soalnya. Sebulan tanpa makan cabai. Bagi saya, itu bersanding tipis dengan kemustahilan.

Untuk sekarang, apakah ada impian yang belum Anda capai?

Ada. Kebanyakan berkaitan dengan pekerjaan, sih. Rasanya lebih ke mengejar target daripada mimpi.

Menurut Anda, mana yang lebih efektif; fokus pada satu tujuan atau melakukan beberapa hal secara bersamaan?

Saya lebih senang fokus pada satu tujuan. Banyak orang menganggap saya multitalenta dan lantas dianggap bisa multitasking. Kenyataannya, saya hanya bisa fokus pada satu hal. Yang bisa saya lakukan hanyalah menyusun prioritas dan urutan mana yang saya kerjakan duluan, tapi mengerjakannya sih tetap satu-satu.

Apakah Anda percaya terhadap sesuatu di luar batas ilmu pengetahuan manusia? Menurut Anda, apakah segala sesuatu dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan dan kalkulasi?

Tentu saja masih sangat banyak hal yang ada di luar batas ilmu pengetahuan kita. Otak kita saja masih baru terpakai kurang dari lima persen, 90% DNA kita masih belum bisa dipahami fungsinya. Saya percaya, perkembangan manusia itu bergerak paralel dari dalam ke luar dan sebaliknya. Apa yang kita sebut misteri adalah apa yang kita belum bisa pahami. Ketika potensi dan kapasitas kita melebar, maka misteri bisa saja berubah menjadi ilmu pasti.

Apakah Anda memiliki tips khusus untuk pembaca mengenai resolusi?

Sersan. Serius tapi santai.

Sebutkan lima kata yang dapat mendeskripsikan diri Anda.

Gila. Pemalas. Seru. Kampungan. Penasaran.

Last words? (quote)

Hidup adalah seni keseimbangan antara berkeluarga, berkarya, dan main game Plants vs Zombie.


FAST QUESTIONS (Mini questions)

FAMILY? My backbone.
BOOK? My lung.
MUSIC? My blood.
DREAM? My air.
LIFE? A treadmill.
LOVE? Valrhona chocolate.
TARGET? Tiring.
STYLE? Painless.
BALI? Sanctuary.