1. Bagaimana penggambaran perasaan Mbak Dewi saat Rectoverso rampung?
Sama seperti perasaan saat selesai melahirkan karya, didominasi oleh rasa lega, plong, bahagia, dan bangga. Buat saya, karya adalah anak-anak jiwa. Jadi rasanya seperti melihat bayi baru lahir. Kekhususan Rectoverso adalah dia bukan “bayi” tunggal, melainkan “anak kembar”. Buku dan album, dan keduanya, meski bisa dinikmati secara individual, secara esensi tidak bisa dipisahkan. Pembuatan Rectoverso melibatkan begitu banyak orang—para arranger, musisi, desainer, ilustrator, dan juga para produser. Dan ini sesuatu yang cukup unik buat saya, karena biasanya dalam mengerjakan buku, saya bekerja sama dengan sedikit orang. Tapi khusus untuk Rectoverso, ini adalah kerjaan ramai-ramai. Perasaannya sangat luar biasa.
2. Menurut Mbak Dewi, Rectoverso apakah bisa disebut mewakili salah satu karakter romantis dari Dee?
Setiap manusia memiliki banyak sisi atau banyak faset. Saya, misalnya, suka humor dan suka serius juga. Saya juga punya sisi romantis. Dan ada kalanya faset-faset ini naik ke permukaan untuk berekspresi. Rectoverso memang saya dedikasikan untuk sisi romantis saya. Segalanya di Rectoverso adalah tentang cinta, emosi, dan perasaan. Penekanannya bukan di karakter atau plot.
3. Dari manakah asal inspirasi yang didapat dari masing-masing cerita?
Ya dari hidup itu sendiri. Dari kejadian sehari-hari, peristiwa di sekeliling saya, curhat orang-orang, apa yang saya rasakan, imajinasi, fantasi, dsb. Bagi saya, hiduplah yang mengajarkan dan menginspirasikan segala lakon dan karya manusia di dunia. Tergantung bagaimana kejelian kita mengamati dan mencerapnya saja.
4. Dari sebelas kisah, manakah yang menjadi favorit dari Mbak Dewi, dan apa alasannya?
Saya tentunya suka semua, tapi saya paling menikmati proses kreatif “Firasat”. Plotnya secara gradual naik dengan halus, sekaligus punya penekanan-penekanan yang dramatis, dan bisa bertahan konsisten tetap puitis.
5. Pesan apa yang ingin disampaikan Mbak Dewi Lestari untuk pembaca Rectoverso?
Just enjoy the ride. Rectoverso adalah karya yang sangat personal dan emosional, jadi saya melihatnya justru terbalik, sayalah yang menantikan pesan dari pembaca Rectoverso dalam bentuk perasaan mereka, air mata mereka, dan bagaimana kisah-kisah dalam Rectoverso menyentuh hati mereka.
Menjelaskan Air Mata
1 year ago