1. Jenis olahraga apa yang Anda sukai?
Saya menyukai olahraga yang dinamis, yang ada rangkaian gerakan dan musik. Jadi saya menyukai tipe olahraga aerobik, seperti tae-bo, aerobik low-impact, high-impact, dll. Untuk menyeimbangkan, saya memilih yoga untuk olahraga yang sifatnya lebih relaksasi.
2. Sudah berapa lama menekuninya?
Yoga dari tahun 2000, kalau aerobik dari tahun 2002.
3. Apakah ada jadwal khusus untuk olahraga itu (berapa kali seminggu, berapa jam sehari)?
Untuk yoga tidak ada jadwal khusus, sesempatnya saja. Kalau aerobik saya usahakan lima kali seminggu, tapi kalau tidak memungkinkan setidaknya dua-tiga kali seminggu.
4. Tujuan berolahraga untuk apa?
Kegiatan saya banyak di rumah dan duduk (menulis), jadi saya butuh sesuatu yang dinamis dan ritmis untuk menyeimbangkannya. Badan rasanya juga lebih bugar, lebih sehat, karena ada proses detoksifikasi selama berolahraga.
5. Anda punya pola makan khusus?
Saya vegetarian lacto-ovo (masih mengonsumsi telur, susu, dan produk turunannya), dan tidak mengonsumsi bawang-bawangan.
6. Siapa yang mengatur menu makan Anda?
Saya mengatur sendiri saja.
7. Seberapa ketat menjalani pola makan tersebut?
Bagi saya, menjadi vegetarian sudah menjadi pilihan hidup. Jadi bukan lagi soal ketat atau tidak ketat, tapi memang sudah menjadi bagian dari keseharian hidup saya. Yang masih kadang-kadang saya dispensasi memang bawang, karena kalau makan di tempat umum dan bukan restoran vegetarian, cukup sulit menemukan masakan tanpa bawang. Tapi sebisa mungkin saya makan tanpa bawang dengan cara memesan khusus ke bagian dapurnya, atau ya makan di rumah. Makan di luar hanya untuk sosialisasi, jadi cukup minum saja atau menyantap dessert.
8. Apa efek yang dirasakan dengan pola makan seperti itu?
Saya memang kepingin bervegetarian sejak dulu, pernah terbersit ketika SMA dan kambuh lagi waktu ikut yoga, tapi baru terealisasi secara total 1,5 tahun terakhir ini. Faedahnya sangat terasa, badan saya lebih fit, jarang sakit, emosi juga lebih stabil, lebih peka. Perubahan yang sangat terasa ketika saya berhenti mengonsumsi bawang. Memang dalam ilmu yoga dan pandangan vegetarian secara umum, bawang dikatakan efeknya lebih buruk dari daging karena efek toksiknya dan vibrasinya yang mengacaukan gelombang otak, meskipun bawang memiliki efek medicinal. Hanya kebanyakan orang memakai bawang sebagai bagian dari makanan, bukan obat, sementara kita tidak seharusnya tiap hari minum obat, apalagi kalau tidak sakit. Saya pribadi merasakan manfaatnya. Saat bermeditasi lebih stabil, emosi terkendali, badan juga jadi wangi. Hehe.
9. Apa efek pola makan itu pada Anda menurut orang lain (keluarga, saudara, sahabat)?
Kebetulan satu rumah saya vegetarian. Keluarga sih mendukung saja, selama pilihan itu membuat saya lebih bahagia. Walaupun banyak orang juga bertanya-tanya, kok bisa ya? Atau bahkan menyayangkan karena kehilangan teman tukang makan. Sekarang saya makan ya buat tenaga saja, bukan buat sensasi lidah lagi.
10. Apa alasan Anda disiplin menjaga tubuh/penampilan?
Menurut saya, yang namanya bugar dan sehat itu menyeluruh sifatnya. Kita bisa disiplin ketat menjaga tubuh dan penampilan, tapi kalau motivasinya cuma mau cantik, bisa jadi kesasar juga karena tidak mempertimbangkan kesehatan fisik dan mental. Saya cuma ingin menjalani hidup secara optimal. Saya ingin berkarya dan berguna lebih lama, dan untuk itu saya butuh fisik dan mental yang sehat dan seimbang. Itu saja alasannya.
11. Sudah puaskah dengan keadaan/kondisi tubuh saat ini? Jika belum, mengapa? Lalu mau berbuat apa untuk mencapai kondisi tubuh yang lebih memuaskan?
Puas. Banyak yang bilang saya agak kurus sekarang, tapi sebenarnya saya merasa enak karena tubuh terasa ringan, dan nggak banyak masalah. Saya cuma sedikit ada problem bawaan di bagian pencernaan (penyerapan usus halus), dan sekarang lebih menghindari makanan/minuman yang tidak bersahabat di usus dan lambung.
12. Ada hal khusus yang ingin dilakukan sehubungan dengan penampilan (mis. operasi plastik/diet lebih ketat/olahraga lebih keras)?
Sedang agak terpikir untuk memanjangkan rambut, karena sudah 9 tahun berambut pendek, agak ingin variasi juga. Dengan catatan: kalau kuat.
13. Kesulitan apa yang Anda temui saat menjaga tubuh/penampilan (mis. susah cari makanan, susah atur jadwal olahraga, dll)?
Masyarakat kita juga secara umum tidak terlalu paham soal gaya hidup vegetarian, jadi kadang-kadang kalau saya sedang ada job dan me-request makanan vegetarian, panitia masih menerjemahkannya benar-benar cuma semangkuk salad. Padahal vegetarian itu ya tidak cuma melulu makan sayur, kita masih butuh karbohidrat dan protein. Jadi lebih banyak tantangannya saja.
14. Siapa yang menjadi panutan Anda dalam bergaya hidup sehat?
Tidak ada yang spesifik.
15. Apakah Anda berusaha menularkan gaya hidup ini pada orang lain? Kalau ya, dengan cara apa?
Saya lebih senang sharing tentang pengetahuan gizi yang realistis berbasiskan dengan kondisi dunia sekarang ini. Biar kemudian orang-oranglah yang menentukan sendiri mau mengadopsi pola makan seperti apa. Karena tanpa pembekalan pengetahuan yang cukup, orang akan gampang sekali menyerah dan kembali ke pola hidup atau pola makan yang kurang bermanfaat hanya karena ‘habis enak, sih’. Saya sedang membantu IVS (Indonesian Vegetarian Society) untuk keliling ke berbagai kota di Indonesia untuk mempromosikan pola makan vegetarian.
16. Ada saran tentang hidup sehat, untuk pembaca?
Keseimbangan, menurut saya, adalah kunci dari hidup sehat. Dalam hidup kita tidak bisa lepas dari problem dan masalah, hidup sehat bukan berarti hidup sempurna yang serba steril, tapi kita mampu menerima dan memahami semua kesulitan kita dengan melibatkan unsur jasmani, intelektual, emosional, dan spiritual yang seimbang.
Menjelaskan Air Mata
1 year ago