1. Pernah enggak kamu membayangkan akan menjadi seperti sekarang? (Dulu sukses sebagai penyanyi, sekarang sukses sebagai penulis).
Sejujurnya, tidak. Karier menyanyi saya berjalan begitu saja, transisinya halus sekali. Dari aktivis vokal group & paduan suara sekolah, lulus SMA jadi backing vokal selama dua tahun, lalu tahun 1995 mulai rekaman untuk RSD, berjalan delapan tahun, hingga akhirnya berkarier solo sampai sekarang. Untuk jadi penulis memang lebih banyak perjuangan, karena dulu saya menerbitkan sendiri Supernova, jadi tantangannya memang banyak. Kalau buku itu kemudian jadi laku dan jadi perbincangan, itu di luar dugaan saya sama sekali. Dulu saya cuma cita-cita pingin punya buku aja. Kalau yang baca cuma 10 orang juga nggak pa-pa. Udah seneng :)
2. Boleh tahu, cita-cita kamu sendiri sebenarnya apa sih?
Waktu kecil maksudnya? Waktu kecil saya pingin jadi dokter hewan.
Waktu besar sih cenderung nggak punya cita-cita yang pasti, pokoknya ingin berkarier di seni.
3. Kamu memutuskan menjadi penulis ketika karier di dunia nyanyi sebenarnya sedang bagus? Apa yang memotivasi kamu waktu itu?
Dari kecil saya sudah ingin jadi penulis, dan sudah banyak berkarya tapi disimpan sendiri. Dan sebetulnya karier nyanyi (di RSD) dan nulis saya sempat tandem cukup lama, karena saya baru keluar dari RSD tahun 2003, sementara Supernova keluar tahun 2001. Saya keluar dari RSD pun sama sekali bukan karena nulis, tapi masalah idealisme yang berbeda. Motivasi saya sederhananya hanyalah berbagi. Saya membungkus pengalaman spiritual saya dalam fiksi dan ingin membagi pengalaman tsb ke orang-orang lain.
4. Sebenarnya apa sih mimpi terbesarmu? Menjadi penyanyi, penulis, atau dua2nya?
Menjadi penyanyi dan penulis bukan pilihan. Kedua-duanya sudah menjadi bagian inheren dari diri saya. Mimpi terbesar saya adalah karya saya bisa dinikmati dalam skala internasional.
5. Mengejar dan meraih mimpi tentu membutuhkan perjuangan? Bagaimana dengan perjuanganmu? Mudahkah atau justru sulit? Usaha apa saja yang kamu lakukan untuk meraih impian itu? Bisa ceritakan sedikit.
Waktu bikin Supernova, saya menerbitkan sendiri tanpa pengalaman apa-apa sama sekali. Jadi banyak mengalami jatuh bangun juga. Tidak mudah, tapi menyenangkan dan banyak pelajaran berharga yang bisa saya petik. Tiap menulis saya juga harus riset panjang dan itu juga proses yang menantang. Setelah punya anak, saya lalu dihadapkan ke masalah pembagian waktu dan prioritas, juga bukan proses yang mudah. Pembuatan karya saya yang terbaru, Rectoverso, juga memberikan banyak tantangan dan pembelajaran baru, karena semua anggota tim di baliknya, termasuk saya, belum pernah menangani produk hibrida semacam itu. Intinya, setiap karya selalu mengundang tantangan baru. Ada yang sulit, ada yang sedang, ada yang mudah. Usahanya lebih banyak bermodalkan nekat dan berani mencoba.
6. Apakah kamu merasa mimpi itu sudah tercapai? Kalau iya, bagaimana rasanya ketika impian itu akhirnya berhasil diraih?
Saya merasa beruntung karena profesi saya adalah kedua hobi saya terbesar, yakni musik dan menulis. Tentu saja rasanya sekarang puas sekali, karena bisa menjalankan pekerjaan yang benar-benar saya cintai. Bukannya kesulitan tidak ada, tapi dengan bisa berprofesi dari hobi, saya pikir saya sangat beruntung.
Menjelaskan Air Mata
1 year ago