1. Apakah menulis merupakan hobi atau tuntutan?
Hobi. Kebutuhan. Terapi.
2. Bisa diceritakan pengalaman menarik Dee menulis buku Supernova dan novel lainnya?
Wah, banyak sekali. Hampir semua novel punya pengalaman menarik. Terlalu banyak untuk diceritakan. Tapi, pengalaman Supernova 1 tentunya ekstra berkesan karena itu pengalaman pertama saya menulis buku. Dari mulai produksi sampai promosinya, semua adalah pengalaman baru. Luar biasa sekali. Nggak semuanya menyenangkan lho, banyak tantangannya juga.
3. Apa latar belakang yang mendorong Dee menulis buku/novel?
Saya memang bercita-cita ingin menulis buku sejak kecil. Saya nggak pernah punya ambisi jadi penulis lewat jalur jurnalistik atau penulis fiksi lewat media (kirim cerpen ke majalah, dll—walaupun sesekali pernah mencoba), pinginnya memang menulis buku. Latar belakangnya sederhana saja: ingin berbagi. Berbagi perenungan, pengalaman, pemikiran. Dan saya pikir, keinginan berbagi ini inheren ada di setiap manusia, cuma pilihan penyalurannya saja yang berbeda-beda. Kebetulan media yang saya pilih adalah lewat menulis.
4. Berapa waktu yang dibutuhkan rata-rata untuk menyelesaikan 1 buku?
Tidak tentu. Biasanya satu tahunan. Tapi saya berhasil menyelesaikan novel terbaru saya yang berjudul “Perahu Kertas”, yang juga merupakan novel saya terpanjang, hanya dalam waktu 60 hari kerja.
5. Apa saja kendala yang dirasakan dan ditemui selama menulis?
Meluangkan waktu, punya ruang dan waktu kesendirian yang cukup, disiplin pada jadwal, dan deadline. Biasanya banyak halangan dari kesibukan, rasa malas, dan kurangnya ruang untuk sendirian.
6. Bagaimana apresiasi yang Dee terima (royalti) dari hasil menulis? Apakah sudah cukup menunjang profesi seorang penulis?
Sebetulnya royalti penulis nggak kecil, dibandingkan royalti album, masih lebih besar royalti penulis untuk per satuan unitnya. Tapi karena volume penjualan buku itu sendiri masih kalah dibandingkan volume penjualan album, jadi otomatis kisah sukses royalti buku masih kalah pamor dibandingkan kisah-kisah sukses orang-orang yang dapat royalti dari albumnya yang laku ratusan ribu atau jutaan. Selama bukunya best-seller sih sebetulnya lumayan, apalagi kalau jumlah bukunya banyak dan masih jalan semua. Cukup atau enggak menurut saya relatif, tergantung tingkat penghidupan orang yang berbeda-beda.
7. Bagaimana menurut Dee, kiat menulis dan menjadi penulis sukses? Khusus untuk novel apakah ada latihan dan tips khusus?
Terus menulis dan tingkatkan stamina dan kualitas menulis lewat banyak membaca dan tentu saja… banyak menulis.
8. Gaya menulis Dee menggunakan bahasa deskriptif, bisa diceritakan?
Saya suka puisi, jadi saya senang menggunakan metafora. Tapi saya suka sains, jadi saya senang juga bahasa yang lugas dan jernih. Saya senang mengombinasikan keduanya dalam berkarya.
9. Bagaimana pandangan Anda tentang Tujuh Nilai Budi Utama (jujur, adil, disiplin, visioner, kerjasama, adil dan peduli) yang kini sedang digaungkan oleh lembaga manajemen ESQ Leadership Center?
Semua nilai itu bagus. Namun nilai jika tidak dipraktekkan hanya akan menjadi konsep yang bagus. Jadi masih belum sempurna. Kesempurnaannya terletak pada praktek dan penerapannya. Jadi, akan kembali ke masing-masing individu untuk mampu menumbuhkan nilai-nilai tersebut di dalam diri mereka, hingga benar-benar menyatu dengan utuh.
10. Apakah sudah menjalani nilai-nilai tersebut?
Setiap hari adalah pelatihan dan praktek. Kadang berhasil, kadang tidak, tapi semuanya pasti terus mencoba, termasuk saya.
11. Apakah menulis merupakan penjabaran dari ketujuh nilai tersebut?
Menurut saya, penjabaran ketujuh nilai tersebut bisa diterapkan di bidang apa saja. Termasuk menulis.
Menjelaskan Air Mata
1 year ago