Apa yang akan Anda lakukan jika merasa kurang yakin/puas dengan naskah cerita Anda?
Biasanya, saya akan terus mengolahnya hingga puas. Hanya kalau saya sudah puas maka saya akan memberikan naskahnya ke penerbit. Tentu saja, biasanya akan tetap terjadi proses editing, baik dari pihak saya maupun penerbit, dan pada akhirnya tidak ada naskah yang benar-benar sempurna atau pun “bersih” dari kesalahan. Kadang, saya bisa saja menjadi tidak puas ketika naskahnya sudah terbit karena menyadari hal-hal yang seharusnya bisa saya perbaiki, tapi setelah sekian kali menerbitkan buku saya sudah bisa menerima bahwa itu adalah wajar dan normal terjadi dalam proses berkarya.
Karya Anda yang berjudul Supernova sempat booming ketika tahun 2000-an, genrenya pun menurut saya anti mainstream dan pemilihan katanya membuat saya terpukau. Apakah ada rintangan ketika menulis Supernova?
Saat itu saya tidak melihatnya sebagai rintangan, tapi lebih kepada tantangan. Motivasi saya menerbitkan Supernova dulu sangatlah lugu, hanya untuk sekadar memberi kado ultah ke-25 bagi diri sendiri. Karena ada tenggat waktu seperti itu (mengejar hari ulang tahun), maka tantangannya lebih kepada produksi. Waktu itu saya self-publish, jadi banyak hal yang harus saya tangani langsung, dari mulai percetakan hingga distribusi. Namun, dari segi penulisannya sendiri saya tidak merasakan ada rintangan tertentu. Mungkin karena pada intinya saya menulis bagi diri saya sendiri jadi tidak merasa ada beban ekspektasi maupun aturan orang/pihak lain
Siapa saja yang memotivasi Anda untuk tetap lanjut menulis?
Dari kecil saya memang suka menulis dan bercita-cita menulis buku. Tanpa ada yang menyuruh pun saya akan tetap menulis. Setahun sebelum menulis Supernova, ada satu sahabat saya yang mengingatkan saya akan niat saya menulis buku, dia cuma bilang, “Jadi, kapan?” Itu jadi semacam cambuk bagi saya untuk membulatkan tekad.
Bagaimana caranya agar kita tetap konsisten dengan satu cerita hingga tamat? Apalagi Supernova butuh banyak waktu untuk selesai. Tidakkah Anda merasa bosan atau kehabisan ide ketika ingin melanjutkannya?
Rasa bosan pasti ada. Ide bukan soal habis atau tidak, tapi bagaimana menyusun logika cerita yang kuat dengan menggunakan ide-ide yang ada. Saya rasanya nggak pernah kehabisan ide, lebih banyak kebanyakan ide. Jadi, tantangan saya justru memilah dan memilih ide yang tepat untuk membangun cerita yang solid. Dalam penulisan serial, menurut saya kita harus sudah punya sistem, nggak bisa lagi mengandalkan kapan kita mau nulis atau tidak. Ada deadline, ada target harian. Konsistensi itu semata-mata ketekunan kita untuk sudi mengerjakan hal besar dalam porsi kecil-kecil secara rutin.
Apa pendapat Anda mengenai banyaknya novel-novel jebolan Wattpad (yang kebanyakan diberi label jutaan pembaca) yang sudah diterbitkan?
Saya belum terlalu banyak membaca novel jebolan Wattpad jadi belum bisa berkomentar banyak secara konten. Namun, sebagai sebuah fenomena, menurut saya ini cukup menarik. Wattpad menjadi semacam ajang berlatih bagi para penulis, dan karena dikerjakan secara mencicil, otomatis itu memicu penulis untuk tekun, berinteraksi dengan pembaca, dan merasakan bagaimana sensasi bisa menamatkan sebuah kisah. Sensasi itu menurut saya penting karena itulah yang sering menjadi tantangan para penulis pemula. Mereka mudah memulai tapi kesulitan ketika harus menyelesaikan.
Ketika membaca suatu karya sastra anak bangsa, apa yang paling utama Anda nilai?
Patokan saya terhadap cerita sebetulnya sama, siapa pun penulisnya dan dari mana pun asalnya, yakni cerita yang mengikat pembaca dan solid secara logika. Tolok ukurnya mudah saja, jika kita tergerak untuk terus membuka halaman demi halaman, dan ketika menutup halaman terakhir kita mendapatkan sesuatu, entah itu ilmu baru, emosi, perenungan, dsb, maka kisah itu berhasil.
Sejak kapan Anda menyukai dunia tulis menulis?
Sejak kecil. Seingat saya, saya mulai menulis panjang (novel-novelan) dari kelas 5 SD.
Menurut Anda, bagaimana cara membuat plot twist yang tidak mudah ditebak?
Plot itu adalah rangkaian logika cerita. Twist yang berhasil hanya bisa terjadi ketika keseluruhan logika cerita kuat dan nggak bolong-bolong. Semakin tak tertebak biasanya logika ceritanya semakin rapi. Rumusnya sih sebetulnya gampang, walaupun belum tentu mudah dilakukan, yakni narasi besar perlu menggiring pembaca ke arah tertentu, sementara ada narasi bayangan yang hanya diketahui oleh penulis. Dan ketika kedua narasi itu bertemu dan jalur pembaca tahu-tahu tergiring ke narasi bayangan, pada saat itulah pembaca tersentak karena tidak menyangka perjalanan cerita tahu-tahu berubah. Namun, kalau dirunut balik, sebenarnya narasi bayangan itu sudah ada di sepanjang cerita, hanya saja tidak kentara karena penulis berhasil menyembunyikannya. Tentu ini dibutuhkan teknik. Tapi, yang lebih dibutuhkan lagi adalah logika cerita yang baik dan rapi.
Menulis bagi Anda sendiri adalah?
Kapasitas istimewa dari spesies manusia.
Pertanyaan terakhir, pesan apa yang ingin Anda sampaikan untuk anggota grup kepenulisan Tinker Wattpad Club?
Persepsikanlah menulis sebagai otot. Agar otot kita kuat dan bertumbuh, maka kita harus melatihnya. Wattpad bisa menjadi ajang berlatih yang efektif, manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan cepat merasa puas dan teruslah belajar. Agar menulis bisa menjadi sebuah seni, maka kita terlebih dahulu harus menguasai tekniknya dengan baik.