Friday, May 12, 2017

Harian Fajar Makassar | MIWF | Mei, 2016 | Raya Paramita

--> --> Sudah berapa kali Dee datang ke Makassar?
Sudah sering. Dari semenjak saya masih menyanyi belasan tahun yang lalu juga sudah sering ke Makassar.

Bagaimana Dee melihat antusiasme masyarakat Makassar dalam kegiatan MIWF ini?

Ini adalah kali ketiga saya menghadiri MIWF sejak 2013. Yang saya amati adalah peserta terus bertambah, mata acara juga semakin variatif dan menarik. Saya senang melihat perkembangannya.

Kebiasaan apa saja yang biasa Dee lakukan saat di Makassar?

Karena selama ini kalau ke Makassar konteksnya hanya untuk mengisi acara, biasanya kunjungan saya singkat, bahkan hanya pulang pergi. Jadi, sebetulnya belum terlalu banyak melihat-lihat kota. Padahal Makassar konon makanannya enak-enak.

Menurut Dee, bagaimana perkembangan sastra karya penulis Makassar?

Makassar sudah punya Aan Mansyur, ada juga Riri Riza yang berkiprah di perfilman. Tentu tidak cukup sampai di sana. Namun, adanya tokoh-tokoh tersebut, dan juga tokoh yang peduli soal kepenulisan seperti Lily Farid, maka penulis-penulis di Makassar bisa punya panutan sekaligus pemicu untuk meningkatkan kualitas dan gairah berkarya. Ini sesuatu yang mungkin baru bisa dituai hasilnya dalam beberapa tahun ke depan. Tapi, dengan semakin semaraknya MIWF, saya rasa itu sudah jadi tolok ukur bahwa ada semangat kepenulisan dan juga kultur membaca yang semakin baik di Makassar.

Dibandingkan kota besar lainnya, kemungkinan penulis Makassar untuk mengembangkan karya di kancah nasional atau international berapa persen?

Saya tidak punya data untuk menjawab itu dengan akurat, dan saya juga lebih merupakan pelaku ketimbang pengamat. Namun, dengan diadakan MIWF, otomatis nama Makassar akan terangkat dan terdengar di peta kepenulisan dunia. Bagaimana kemudian penulis Makassar memanfaatkan itu, tentu akan kembali ke para penulis masing-masing. Yang jelas, dengan terselenggarakannya acara seperti MIWF, kultur kepenulisan di Makassar dan sekitarnya akan ikut diperkaya dan itu merupakan inkubator penting bagi lahirnya penulis-penulis baru.

Nantinya ada kemungkinan Dee akan menulis tentang kisah yang mengandung unsur Makassar atau settingan Makassar?

Mungkin sih tentu mungkin, tapi belum ada rencana.

Ke depannya ada project kolaborasi dengan sastrawan atau penulis Makassar?

Sejauh ini belum.

Siapa penulis atau sastrawan asal Makassar yang Dee kagumi? Kalau boleh sama alasannya juga.

Aan Mansyur. Kepekaan berbahasanya luar biasa. Dan, Aan punya dedikasi untuk memajukan komunitas.