Pada karya terbaru Anda seri Supernova: Gelombang,
membahas tentang mimpi dan imajinasi. Menurut Anda, apa arti dari imajinasi?
Imajinasi bagi saya
adalah sebuah realm, sebuah dimensi
yang eksis secara paralel dengan realitas fisik. Manusia kreatif adalah manusia
yang sering bolak-balik antar kedua dimensi ini. Dengan terlatih, mereka
membangun akses dan koneksi dengan dimensi imajinasi.
Mengapa Anda mengambil tema mimpi dalam karya Anda
tersebut?
Mimpi adalah misteri
yang sejauh ini manusia modern baru bisa menggaruk permukaannya saja. Beberapa
tradisi spiritual kuno malah jauh lebih advans menggali dimensi mimpi. Saya
tertarik untuk mengangkatnya. Dan, tema mimpi yang dialami Alfa (tokoh utama
dalam Gelombang) juga punya kesesuaian dengan plot besar Supernova, jadi klop.
Melalui seri Supernova: Gelombang ini, apakah ada
pesan dan kesan yang ingin Anda sampaikan?
Saya jarang sekali
punya misi pesan dan kesan dalam buku-buku saya. Kalaupun ada, itu lebih
seperti efek sekunder ketimbang tujuan utama, yang biasanya pembacalah yang
menarik kesimpulan dan kesan masing-masing. Tujuan utama saya dalam Gelombang
adalah memberikan titik-titik terang bagi serial Supernova yang menjadi pijakan
bagi episode final nanti. Dalam Gelombang, terungkap penjelasan tentang peran
dan fungsi sebagian besar karakter dan sudah mulai ada gambaran kasar tentang
misi mereka.
Bagaimana perasaan Anda setelah edisi terbaru
Supernova telah terbit?
Senang dan lega,
tentunya. Saya berhasil berkomitmen untuk tidak mengerjakan proyek menulis apa
pun di jeda antara Partikel dan Gelombang. Bagi saya, itu prestasi tersendiri.
Setelah Gelombang, apakah ada seri selanjutnya dari
Supernova?
Ada. Judulnya
Inteligensi Embun Pagi.
Dari seri-seri Supernova, semua berhubungan dengan
imajinasi, riset dan mimpi. Manakah yang lebih penting; imajinasi atau riset?
Imajinasi, tentunya. Riset hanyalah
faktor pendukung. Riset tanpa imajinasi seperti pedati tanpa kuda. Punya bobot
tapi nggak tahu mau dibawa ke mana.
Mengenai perayaan menjelang Tahun Baru, mimpi dan
resolusi kan selalu berkaitan. Menurut Anda, apakah membuat resolusi itu
penting? Apakah Anda termasuk orang yang membuat resolusi setiap tahunnya?
Mengapa?
Mimpi bagi saya lebih dekat ke
angan-angan. Resolusi itu lebih dekat ke to-do-list, yang artinya mimpi yang
sudah dibuat konkret dan ketahuan “step-by-step”-nya apa. Umur 20-an saya masih
rajin bikin resolusi, mungkin karena mimpinya masih lebih abstrak, hehe. Sekarang
sih bagi saya resolusi tahun baru itu penting-penting-enggak. Tanpa bikin
resolusi pun sekarang saya sudah tahu agenda besar saya apa, misalnya untuk
2015 adalah menyelesaikan draf Supernova 6, ya sudah, itu saja.
Hal
apa saja yang menginspirasi Anda untuk menciptakan karya-karya yang mampu
“menghipnotis” pembaca karya maupun pendengar musik Anda?
Saya terinspirasi oleh banyak hal, dari
apa yang saya amati dan rasakan melalui panca indera. Kalau masalah
“menghipnotis” pembaca atau pendengar, saya rasa itu sudah ada campur tangan skill. Bukan semata-mata inspirasi.
Jadi, bagaimana kita membuat cerita yang plotnya merekat atensi pembaca, itu
ada skill-nya. Bagaimana kesesuaian
melodi dan lirik, itu ada aspek yang namanya prosody. Dan tentu saja, ada faktor keberuntungan juga. Pada
intinya, sebagai kreator kita nggak bisa punya kendali bagaimana efek karya
kita ke para penikmatnya, yang kita bisa lakukan hanyalah mengerjakannya sebaik
mungkin, memanfaatkan ide yang kita punya dan skill yang kita asah.
Bagaimana
cara Anda mengatasi writer’s block?
Kalau writer’s block ringan saya biasanya mandi, gerak badan, ke spa.
Pokoknya yang relaks dan menyenangkan. Kalau writer’s block berat biasanya itu lebih ke aspek teknis, harus ada
elemen cerita yang dibongkar atau bahkan seluruh cerita harus digugurkan dan
ditulis ulang.
Apa resolusi yang ingin Anda capai untuk tahun 2015?
Menyelesaikan draf
Supernova 6 dan berhasil menuntaskan satu bulan program ayurvedic balancing hasil konsultasi saya dengan seorang praktisi
Ayurveda. Lumayan berat soalnya. Sebulan tanpa makan cabai. Bagi saya, itu
bersanding tipis dengan kemustahilan.
Untuk sekarang, apakah ada impian yang belum Anda
capai?
Ada. Kebanyakan
berkaitan dengan pekerjaan, sih. Rasanya lebih ke mengejar target daripada
mimpi.
Menurut
Anda, mana yang lebih efektif; fokus pada satu tujuan atau melakukan beberapa
hal secara bersamaan?
Saya lebih senang fokus pada satu
tujuan. Banyak orang menganggap saya multitalenta dan lantas dianggap bisa multitasking. Kenyataannya, saya hanya
bisa fokus pada satu hal. Yang bisa saya lakukan hanyalah menyusun prioritas
dan urutan mana yang saya kerjakan duluan, tapi mengerjakannya sih tetap
satu-satu.
Apakah Anda percaya terhadap sesuatu di luar batas
ilmu pengetahuan manusia? Menurut Anda, apakah segala sesuatu dapat dijelaskan
dengan ilmu pengetahuan dan kalkulasi?
Tentu saja masih sangat
banyak hal yang ada di luar batas ilmu pengetahuan kita. Otak kita saja masih
baru terpakai kurang dari lima persen, 90% DNA kita masih belum bisa dipahami
fungsinya. Saya percaya, perkembangan manusia itu bergerak paralel dari dalam
ke luar dan sebaliknya. Apa yang kita sebut misteri adalah apa yang kita belum
bisa pahami. Ketika potensi dan kapasitas kita melebar, maka misteri bisa saja
berubah menjadi ilmu pasti.
Apakah Anda memiliki tips khusus untuk pembaca mengenai
resolusi?
Sersan. Serius tapi
santai.
Sebutkan lima kata yang dapat mendeskripsikan diri
Anda.
Gila. Pemalas. Seru.
Kampungan. Penasaran.
Last words? (quote)
Hidup adalah seni
keseimbangan antara berkeluarga, berkarya, dan main game Plants vs Zombie.
FAST QUESTIONS (Mini questions)
FAMILY? My backbone.
BOOK? My lung.
MUSIC? My blood.
DREAM? My air.
LIFE? A treadmill.
LOVE? Valrhona
chocolate.
TARGET? Tiring.
STYLE? Painless.
BALI? Sanctuary.