Ada
banyak yang karya literatur yang berfokus pada makanan, kenapa Mbak Dewi saat
itu tertarik dengan kopi?
Saya menulis Filosofi Kopi pertama
kali waktu masih kuliah, tahun 1996. Saat itu saya belum menjadi penulis
profesional dan hanya hobi menulis saja. Jadi, motivasi saya menulis memang
tidak dengan pertimbangan atau perbandingan dengan karya-karya lain, melainkan
hanya ingin menulis tentang kopi saja. Bagi saya, kopi adalah minuman yang
sangat berkarakter (sama dengan opini Ben, tokoh utamanya), dan saya ingin
mendedikasikan sebuah tulisan untuk kopi. Itu saja.
When
was your first encounter with coffee?
Seingat saya dari kecil, tapi
perkenalannya waktu itu hanya sesendok dua sendok teh. Ayah saya yang
memperkenalkan. Dia kadang menyuapi 1-2 sendok kopi dari gelasnya. Kalau saya
lagi makan alpukat kerok, Ayah saya bilang, coba dikasih kopi, pasti lebih enak.
Saya coba masukkan 1-2 sendok makan air kopi, dan benar, lebih enak. Sampai sekarang
saya suka sekali Avocado Coffee.
Apa
arti 'kopi' bagi seorang Dewi Lestari?
Doping utama umat manusia. Percaya atau tidak, kehidupan modern disangga
oleh kopi, kalau tidak salah bertahun-tahun lalu majalah Times pernah
membahasnya sebagai liputan utama.
How
do you like your coffee?
Saat ini saya suka yang lebih soft
seperti cafe latte atau paling tidak cappuccino, karena sepuluh tahun
terakhir tubuh saya sensitif pada kafein. Dan saya lebih suka porsi kecil, di
cangkir yang mini, tapi isinya bukan espresso. Saya juga suka mencampurkan
rempah seperti kayu manis sebagai pengganti gula.
Kapan
biasanya Mbak Dewi menikmati kopi? Apakah ada ritual-ritual tertentu dalam
menikmatinya?
Karena saya nggak bisa minum
banyak, I really cherish my chance of
having a cup of coffee. Daripada minum yang abal-abal, mending nggak sama
sekali, karena sayang sama kesempatannya. Biasanya pagi hari. Kalau sudah siang
atau sore, tidur malam saya terganggu.
Personal
curiosity, Kopi Tiwus itu benar-benar ada atau tidak? Aku research ke mana-mana
tapi yang muncul selalu tentang Filkop. Kalau ternyata itu karangan Mbak Dewi,
gimana awal mulanya bisa 'menciptakan' tentang kopi tersebut?
Pertanyaan Anda sama dengan
pertanyaan Ayah saya. Waktu baca cerita Filosofi Kopi, dia juga terpikir ingin
beli Kopi Tiwus, hehe. Ternyata cuma karangan anaknya saja. Saat itu saya
memang ingin menubrukkan kreasi Ben (tokoh utama dalam Filosofi Kopi yang
merasa sudah membuat kopi terbaik di dunia) dengan sesuatu yang sederhana, yang
di luar dari perhitungannya. Makanya saya ciptakanlah Kopi Tiwus, yang
merupakan antitesis dari segala yang dibikin Ben. Kopi Tiwus tumbuh alami,
sembarangan, tanpa konsep, bahkan dijual dengan sangat murah bahkan seringnya
cuma-cuma, tapi di balik itu ada semacam kekuatan “magis” yang disimpan Kopi
Tiwus. Seperti apa? Ya, Anda harus mencicipi sendiri. Lewat tulisan saya. Haha!