Apa yang asiknya membuat konten lewat
Steller?
Kalau
saya melihat output Steller ini menyerupai semacam mini e-book. Isinya tentu
beragam, bisa hanya gambar saja atau teks saja, atau campuran keduanya. Kalau
dilihat demikian, maka sebagaimana kita merancang sebuah buku, ada tema
sinambung yang harus mengaitkan setiap halaman. Bagi saya, itu yang menarik
sekaligus mengasyikkan. Kita bisa menyuguhkan sebuah karya kecil ketimbang
hanya posting satu foto dengan teks pendamping.
Apa keunikan Steller dibandingkan
platform lain?
Di
Steller, kita semacam disuguhi berbagai buku mini dengan bermacam topik. Jadi,
tentu kontennya lebih elaboratif ketimbang satu foto di Instagram, misalnya.
Atau satu posting di Twitter. Di Steller, kita bisa menggabungkan berbagai
macam material dan menjahitnya menjadi satu konten yang utuh.
Sejauh ini, apakah membuat konten di
Steller termasuk susah atau mudah? Alasannya?
Saya
rasa itu kembali ke masing-masing pengguna dan kadar keseriusannya. Bagi saya,
membuat konten di Steller itu susah, karena saya ingin menghadirkan konten yang
optimal dari segi cerita dan gambar. Bagi saya, seminggu sekali sudah cukup
untuk posting (kadang lebih lama). Saya lebih mengutamakan kualitas ketimbang
kuantitas. Namun, tentu nggak semua pengguna Steller berpikir serupa, dan itu
sah-sah saja. Yang bikin hanya sehalaman dua halaman juga banyak. Saya rasa,
itu kembali ke kebebasan dan tujuan masing-masing pengguna.