Di tengah berbagai debat dan pendapat
tentang diet, dan kandungan nutrisi dalam makanan (kolesterol jahat, saturated
fats, karbohidrat sederhana, dll.), bagaimana cara Dee memilih makanan untuk
diri sendiri dan keluarga? Apa prinsip Dee dalam makanan?
Terus terang, saya
bukan penganut satu paham tertentu secara fanatik maupun kontinu. Saya pernah
coba macam-macam, dari mulai vegetarian, paleo, vegan, clean eating, diet Mayo,
ketogenik, dsb. Beberapa hal yang saya amati adalah, kebutuhan tubuh saya
berubah. Dan, bagaimana kita mengamati itu tentunya juga butuh kepekaan
sendiri. Namun, yang menjadi patokan saya secara umum adalah: pertama, sebisa
mungkin masak masakan yang dibuat sendiri karena kita tahu persis apa saja
kandungannya. Kedua, pilih bahan makanan yang sebaik mungkin. Kalau sayur,
pilih yang organik. Kalau produk hewani, pilih yang bebas suntikan hormon, dsb.
Sekarang, Dee adalah seorang vegetarian
paruh waktu. Boleh disebutkan bahan-bahan makanan utama yang ada dalam menu Mbak?
Sebetulnya nggak ada
yang khusus. Yang jelas, saya coba untuk mengonsumsi makanan dengan bahan-bahan
terbaik seperti yang saya sebutkan di atas, meliputi: sayur, buah (biasanya
saya jus), protein hewani, protein nabati. Untuk karbohidrat, sumber utama yang
biasa saya konsumsi adalah nasi, tapi saya bikin beras campuran sendiri yang
terdiri dari beras putih, beras merah, beras cokelat, dan beras hitam.
Dari pola makan non-vegetarian,
vegetarian murni hingga vegetarian paruh waktu pernah Dee jalankan. Apa efek
yang Dee rasakan dalam tubuh dan kondisi emosional?
Saat ini saya tidak
terlalu merasakan perbedaan dari sumber proteinnya. Yang jelas, kalau saya
kebanyakan makan makanan yang manis atau mengandung gula tinggi, itu yang saya
rasa menjadi efek tidak enak di tubuh. Efeknya jadi terasa cepat lelah, lesu,
dan secara emosional juga jadi tidak bersemangat.
Apakah Dee percaya bahwa pola makan
kita dapat memengaruhi kesehatan mental?
Bisa. Walaupun pola
makan bukanlah satu-satunya faktor.
Untuk Dee sendiri, apa pola makan
memengaruhi kehidupan seksual? Kalau ya, boleh tolong diceritakan sedikit? Apa
Dee percaya dengan konsep aphrodisiac? Baru-baru ini, Gwyneth Paltrow sang
"lifestyle guru" juga mempromosikan "sex dust" yang dibuat
dari berbagai rempah Cina.
Saya tidak pernah
eksperimen dengan makanan afrodisiak jadi tidak bisa banyak berkomentar. Kalau
pun saya mengonsumsi makanan yang konon mengandung afrodisiak seperti kerang,
atau cokelat, kalau arah pikirannya tidak ke sana, maka pengaruhnya rasanya biasa-biasa
saja. Sepertinya seksualitas itu juga sangat bergantung kepada mindset. Setidaknya itu yang saya amati.