Dari semua buku karangan Dewi Lestari,
buku mana yang menjadi favorit dari Mbak Dewi sendiri? Kenapa?
Saya selalu
merasa paling dekat dengan buku yang paling akhir saya tulis. Jadi, saat ini
saya merasa buku favorit saya adalah Inteligensi Embun Pagi.
Dari mana saja inspirasi itu keluar
saat menuliskan cerita di novel-novel Mbak Dewi?
Karena
saya sudah terbiasa menulis dan bekerja kreatif bertahun-tahun, saya merasa ada
mekanisme yang memang berjalan sendirinya. Inspirasi saya datang dari hidup itu
sendiri, dari mengamati dan menjalaninya. Baik perenungan, ketertarikan, maupun
buku-buku yang saya baca, menjadi bahan bagi saya menulis.
Saat kondisi mood seperti apakah saat
yang paling banyak mengeluarkan inspirasi dalam tulisan Mbak Dewi?
Saya
tidak lagi menulis berdasarkan mood. Ketika saya sudah berkomitmen untuk
membuat sebuah karya kreatif, saya lebih melihatnya sebagai pekerjaan yang
diletakkan pada timeline tertentu.
Katakanlah, setahun atau sembilan bulan, dsb. Jadi, bukan lagi soal mood dan
nggak mood. Jika saya sudah menetapkan deadline, saya berusaha untuk
mematuhinya. Yang saya buat adalah jadwal produksi; kerja berapa lama, berapa
jam sehari, berapa target halaman, dst.
Musik jenis apa yang paling bisa
membuat Mbak Dewi enjoy saat menulis? Dan biasanya, siapa band atau penyanyi
yang paling sering didengarkan sebelum atau saat menulis?
Secara
umum saya lebih senang bekerja tanpa musik. Bagi saya, ketimbang musik, yang
lebih penting adalah punya slot waktu yang tidak terganggu. Katakanlah, dua
jam, maka dalam dua jam tersebut saya tidak mengerjakan hal lain. Sesekali
pakai musik hanya kalau memang ada keterkaitan langsung antara cerita yang saya
tulis dengan lagu tsb. Seperti waktu Rectoverso, saya menulis cerpen
berdasarkan lagu, jadi selama saya menulis cerpen, saya mendengarkan lagunya
berulang-ulang.
Novel Mbak Dewi selalu disukai oleh
setiap pembaca buku, apa harapan terhadap para pembaca setia novel Mbak Dewi?
Saya
sebetulnya tidak berharap macam-macam. Saya sudah cukup bersyukur punya basis
pembaca yang cukup setia dan terus bertumbuh. Saya lebih fokus kepada berkarya
sebaik yang saya bisa. Saya yakin dengan itu pembaca juga akan selalu
mendapatkan kualitas dari pekerjaan saya.
Sebagai seorang penulis, apa pesan Mbak
Dewi terhadap penulis-penulis muda saat ini?
Saat ini
sebetulnya menjadi penulis sudah jauh lebih mudah dalam beberapa aspek.
Platform yang tersedia saat ini memungkinkan penulis untuk menerbitkan sendiri,
lewat media sosial penulis juga bisa mempromosikan karya-karyanya. Namun, saat
ini juga persaingan lebih sulit karena semakin banyak penulis yang lahir. Saya
rasa, jika para penulis muda tetap fokus kepada kualitas, punya motivasi kuat
untuk terus belajar dan mengembangkan diri, maka mereka akan punya potensi
untuk berhasil dan punya basis pembaca yang kuat.